Mohon tunggu...
Muhammad Rizky
Muhammad Rizky Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa (UBJ) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Saya seorang pemula yang menggunakan kompasiana untuk menguload artikel sebagai tugas akhir saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepedulian dan Partisipasi Generasi Z Terhadap Demokrasi

27 Juni 2024   13:17 Diperbarui: 27 Juni 2024   13:17 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi ini lebih rasional dan kritis dalam memilih pemimpin, menilai berdasarkan kinerja dan visi pemimpin tersebut untuk masa depan, bukan hanya berdasarkan popularitas atau penampilan. Penelitian menunjukkan bahwa pemilih muda saat ini lebih menuntut pemimpin yang dapat beradaptasi dengan perubahan zaman dan memahami kebutuhan serta aspirasi mereka.

Tingkat kepedulian generasi Z terhadap demokrasi juga terlihat dari partisipasi mereka dalam berbagai gerakan sosial dan politik. Mereka tidak hanya terbatas pada aktivitas pemilu, tetapi juga aktif dalam kampanye lingkungan, hak asasi manusia, dan keadilan sosial. Generasi ini menggunakan media sosial untuk mengorganisir aksi protes, menyebarkan petisi online, dan menggalang dana untuk tujuan politik. Keterlibatan ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran yang mendalam tentang isu-isu yang mempengaruhi kehidupan mereka dan siap untuk mengambil tindakan untuk memperjuangkan perubahan.

Meskipun demikian, ada juga tantangan yang dihadapi dalam menjaga tingkat kepedulian generasi Z terhadap demokrasi. Skeptisisme terhadap institusi politik dan ketidakpercayaan terhadap politisi dapat mengurangi partisipasi mereka. Banyak dari mereka merasa bahwa suara mereka tidak cukup berpengaruh dalam membawa perubahan yang diinginkan, yang bisa memicu apatisme politik. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan institusi politik untuk membangun kembali kepercayaan dengan menunjukkan transparansi, akuntabilitas, dan responsivitas terhadap aspirasi generasi muda.

Selain itu, generasi Z juga menghadapi tantangan dalam bentuk disinformasi dan berita palsu yang tersebar luas di media sosial. Informasi yang tidak akurat atau menyesatkan dapat mempengaruhi pandangan politik mereka dan mengaburkan pemahaman mereka tentang isu-isu penting. Penting untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis di kalangan generasi ini, agar mereka dapat memilah informasi yang benar dan membuat keputusan yang berdasarkan fakta.

Dalam menghadapi Pemilu 2024, penting untuk terus mendorong partisipasi generasi Z dalam proses demokrasi. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil harus bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran politik dan memberikan platform bagi suara generasi muda untuk didengar. Hanya dengan demikian, demokrasi dapat terus berkembang dan merefleksikan aspirasi semua generasi, termasuk generasi Z yang akan menjadi pemimpin masa depan. Penelitian Setiawan dan Djafar (2023) menegaskan pentingnya peran pemilih muda dalam menjaga dan memperkuat sistem demokrasi yang ada.

4.2 Bentuk-bentuk Partisipasi Politik Generasi Z

Generasi Z menunjukkan partisipasi yang signifikan dalam pemilihan umum, menandakan kesadaran dan keterlibatan mereka dalam proses demokrasi. Mereka tidak hanya menjadi pemilih pasif, tetapi juga pemilih yang aktif mencari informasi tentang calon dan isu-isu politik yang relevan. 

Banyak dari mereka menggunakan platform digital untuk membandingkan program-program politik dan mendiskusikan pilihan mereka dengan teman sebaya. Selain itu, mereka cenderung lebih kritis terhadap calon pemimpin dan tidak segan untuk mengajukan pertanyaan serta menuntut transparansi. Tingginya akses terhadap informasi membuat mereka lebih sadar akan pentingnya suara mereka dalam menentukan arah kebijakan negara.

Partisipasi dalam pemilu juga mencerminkan kemampuan generasi Z dalam mengintegrasikan teknologi dengan proses demokrasi. Mereka menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi, menggalang dukungan, dan mengorganisir gerakan pemilih. Platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok menjadi alat penting untuk kampanye dan mobilisasi pemilih muda. 

Penggunaan teknologi ini tidak hanya memperluas jangkauan informasi tetapi juga memfasilitasi diskusi politik yang lebih luas dan inklusif. Generasi Z memanfaatkan kekuatan digital untuk memengaruhi opini publik dan mengadvokasi perubahan politik, menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang kuat dalam demokrasi.

Selain keterlibatan langsung dalam pemilihan umum, generasi Z juga terlibat dalam kegiatan terkait pemilu lainnya. Mereka berpartisipasi dalam kegiatan kampanye, baik sebagai relawan maupun sebagai anggota tim kampanye. Banyak dari mereka yang ikut serta dalam pengawasan pemilu, memastikan proses pemungutan suara berjalan adil dan transparan. Keterlibatan ini menunjukkan bahwa generasi Z tidak hanya peduli terhadap hasil pemilu, tetapi juga terhadap proses demokrasi itu sendiri. Mereka berusaha memastikan bahwa setiap suara dihitung dengan benar dan bahwa pemilu berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun