Mohon tunggu...
Muhammad Rizky
Muhammad Rizky Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

ASSALAMUALAIKUM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter di Era Milenial

18 Maret 2022   12:08 Diperbarui: 18 Maret 2022   12:11 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan LDKS Siswa di kota Bogor (Dokpri)

Setiap tanggal 2 mei diperingati sebagai hari pendidikan nasional atau Hardiknas. Hari pendidikan nasional ditetapkan pemerintah indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara merupakan tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan taman siswa. Dia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak -- anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengeyam bangku pendidikan.

Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah tuntutan di dalam tumbuhnya anak - anak adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodarat yang ada pada anak anak itu agar menjadi anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi - tingginya.

Tentu dalam proses pendidikan perlu adanya penanaman sebuah nilai karakter atau yang sering di kenal pendidikan karakter. Menurut Muslich Pendidikan karakter adalah usaha yang terarah melalui lingkungan pembelajaran untuk tumbuh kembangnya seluruh potensi manusia yang memiliki watak berkepribadian baik, bermoral, berakhlak dan berefek positif bagi masyarakat sekitar. Cara mendidik mereka lebih banyak menggunakan pendekatan pribadi yang membuat interaksi guru dengan murid lebih erat. Penanaman kekeluargaan sangat ditanamkan kepada seluruh siswa yang bertujuan untuk saling memiliki rasa empati, hormat dan saling rendah hati.

Pendidikan merupakan suatu ajang yang digunakan untuk meningkatkan kecerdasan, prestasi, ketrampilan serta persaingan tentang moral dan karakter sebagai tumpuan utama untuk diajarkan kepada seorang anak. Lembaga pendidikan harus berlomba -- lomba untuk menonjolkan kurikulum yang dipercaya bisa menciptakan generasi muda dari usia sedini mungkin, Salah satu yang mengubah pendidikan karakter adalah peran para orang tua yang masing - masing ingin anaknya tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain dengan prestasi yang anak buat. Bila dilihat dari tenaga pendidik zaman sekarang. Perekrutan tenaga pendidik sekarang lebih mengutamakan nilai kelulusan dan sertifikasi yang dimiliki guru.

Guru era milenial sering dituntut dengan ekonomi sehingga membuat dedikasi mengajar sebagai suatu pelayanan menjadi berkurang. Masyarakat sekarang lebih mengarah ke individualis masing - masing mereka hanya ingin tenar dengan apa yang diperoleh. Interaksi pun semakin personal, Mereka lebih cenderung berinteraksi dengan orang jauh dibanding dengan orang disekelilingnya. Tentu ini berdampak pada pendidikan karakter anak yang semestinya dapat melatih komunikasi kepada orang lain.

Mengutip perkataan Melisa Rosalina, "pendidikan membuat kepribadian seseorang siswa melalui budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang baik dari tingkah laku, sifat serta kebiasaan". Bagaimana cara menghormati, cara memiliki rasa empati dan lainnya. Seorang anak yang tumbuh kembang dalam lingkungan tanpa pendidikan karakter, mereka akan cenderung merenung dan menyendiri untuk melakukan segala sesuatu yang membuatnya senang tanpa berinteraksi dengan orang lain. Pendidikan karakter yang semestinya harus ditanamkan sedini mungkin. Karena dengan pendidikan karakter anak dapat mengembangkan potensi dasar dalam dirinya sehingga menjadi individu yang berfikir baik, baik hati serta berperilaku baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun