Oleh : Muhammad Rizki Fadhilah
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat dari induk kepada keturunannya melalui genetika.Â
Sifat-sifat ini dikendalikan oleh substansi genetika yang disebut DNA (deoxyribonucleic acid)Â yang terkandung dalam gen-gen. Gen-gen ini berada di dalam kromosom, yang terletak di dalam inti sel. Hereditas berperan dan berpengaruh lebih besar pada proses perkembangan seorang anak.Â
Berdasarkan pandangan hereditas, gen yang berasal dari karakteristik bawaan yang diwariskan (genotip) oleh orang tua dapat mempengaruhi karakteristik seorang individu. Gen tersebut kemudian akan terlihat sebagai karakteristik tertentu yang dapat diobservasi (fenotip).Â
Oleh sebab itu, hereditas ialah pewarisan (pemindahan) biologis, berupa karakteristik individu dari pihak orang tua kepada anaknya. Secara sederhana, hereditas dapat diartikan sebagai pemindahan sifat dari generasi ke generasi melalui proses reproduksi.
Ada tiga teori tentang herediatas yang paling populer yakni teori partiality, coalition, dan association.Â
Hereditas dengan (1) pernikahan (partiality) yaitu anak lahir mewarisi salah satu dari dua sumber aslinya secara keseluruhan atau sebagian besar sifat-sifatnya; (2) cara penyatuan (coalition) yaitu sifat anak yang tidak mewarisi cabang-cabang dari sumber aslinya; (3) cara penggabungan (association) yaitu anak mewarisi salah satu sifat tertentu dari sumber aslinya.
Lingkungan juga dapat mempengaruhi kecepatan perkembangan seorang anak. Menurut Salkind, bahwa tingkat kecepatan perkembangan bisa dipengaruhi oleh kekurangan gizi atau sakit, akan tetapi faktor-faktor biologi sepenuhnya berada dalam kendali.Â
Menurut Gesell bahwa faktor lingkungan ikut mendukung, membelokkan, dan mengkhususkan, tetapi faktor lingkungan tidak menjadi penyebab munculnya bentuk-bentuk pokok tata urutan ontogenesis.
Anak memiliki bakat bawaan dari lahir yang menjadi potensi alamiah mereka. Bakat-bakat bawaan itu akan maksimal jika ditentukan oleh rangsangan - rangsangan dari lingkungan sekitar anak yaitu keluarga, teman, dan sekolah.Â
Pola pendidikan dan pengajaran oleh lingkungan sekitar anak diharapkan dapat menyesuaikan dengan tahapan perkembangan pada masa kanak-kanak. Jika orang tua terlalu membatasi ruang gerak/eksplorasi lingkungan dan kemandirian, sehingga anak akan mudah menyerah karena menganggap dirinya tidak mampu atau tidak seharusnya bertindak sendirian.Â