Di era digital yang serba cepat seperti sekarang, generasi muda Indonesia, khususnya Generasi Z dan Generasi Alpha, menghadapi tantangan baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Generasi Z terdiri dari mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, sementara Generasi Alpha mencakup mereka yang lahir setelah 2013. Generasi ini sering disebut sebagai digital natives, karena sejak kecil mereka sudah akrab dengan perkembangan teknologi dan internet.
Tantangan-tantangan berbangsa dan bernegara yang dihadapi generasi muda saat ini sebagian besar muncul di ranah digital. Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, seperti Generasi Baby Boomers yang menghadapi ancaman fisik seperti perang dan konflik bersenjata, ancaman yang dihadapi generasi sekarang lebih banyak bersifat non-fisik. Teknologi yang berkembang pesat membuka pintu bagi masalah baru, yang sering kali tersembunyi di balik layar.
Isu-isu yang Mengancam Generasi Muda
Beberapa tantangan besar yang dihadapi generasi muda di dunia digital antara lain:
- Korupsi
- Penyalahgunaan narkoba
- Terorisme dan radikalisme
- Pencucian uang
- Proxy war (perang melalui perwakilan)
- Kejahatan komunikasi massa (hoaks dan disinformasi)
Masalah-masalah ini sedang mengancam stabilitas nasional, dan jika tidak diatasi, bisa mengganggu pembangunan nasional. Oleh karena itu, generasi muda yang kelak akan memimpin bangsa Indonesia harus memiliki wawasan kebangsaan yang kuat serta kesadaran akan pentingnya bela negara. Mereka harus siap menghadapi tantangan-tantangan ini dengan cerdas dan kritis, terutama di ranah digital.
Mengapa Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Penting?
Generasi muda, terutama Generasi Z dan Generasi Alpha, akan menjadi penggerak utama bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Indonesia Emas 2045, dengan momentum bonus demografi, adalah kesempatan bagi Indonesia untuk bangkit sebagai negara maju. Namun, pencapaian ini hanya mungkin jika generasi muda memiliki pemahaman yang kuat tentang wawasan kebangsaan dan mampu mengimplementasikan bela negara dalam kehidupan sehari-hari.
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang didasari oleh jati diri bangsa dan kesadaran terhadap sistem nasional. Ini berarti setiap warga negara harus memegang teguh empat konsensus nasional:
Keempat pilar ini adalah fondasi yang menyatukan bangsa Indonesia, dan setiap warga negara harus menjadikannya pegangan dalam menghadapi berbagai tantangan, baik yang bersifat fisik maupun digital.
Mengimplementasikan Bela Negara di Era Digital
Setelah memahami pentingnya wawasan kebangsaan, langkah berikutnya adalah menumbuhkan kesadaran bela negara. Bela negara di era modern tidak lagi hanya soal mempertahankan negara dari ancaman fisik, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga integritas nasional di dunia maya. Generasi muda perlu memahami bahwa perang informasi, penyebaran hoaks, dan radikalisme siber adalah bentuk ancaman baru yang harus dihadapi dengan kesadaran bela negara yang tinggi.