Baru-baru ini, masyarakat dunia dikejutkan dengan munculnya virus varian baru yaitu Omicron. Banyak spekulasi variatif mengenai wabah yang sudah menyebar di sebagian dunia ini. Tanpa kita sadari, spekulasi tersebut membuat pikiran kita terbawa menyelami polemik yang merisaukan akal dan hati. Sehingga timbul rasa cemas, khawatir, dan takut akan kesehatan diri, keluarga, dan orang-orang yang kita cinta. Jika dibiarkan seperti ini, tentunya mental kita akan terganggu dan timbul penyakit.
Sudah jutaan orang meninggal dunia karena wabah ini. Dan sampai saat ini, tenaga medis belum melahirkan obat yang akurat. Bahkan tenaga medis pun ikut menjadi korban dari keganasan COVID-19.
Lantas kepada siapa lagi kita meminta pertolongan?
Kaum muslimin sendiri menyikapi wabah ini seharusnya bisa lebih bijak dengan berpedoman terhadap Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupan. Karena dalam ayat suci Al-Qur’an termaktub prinsip mencegah dan mengobati sebuah wabah penyakit.
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
Qul huwa lilladzina amanu hudan wa syifa. “Katakanlah, Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Fussilat: 44).
وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ .
Wa idzaa maridtu fahuwa yashfiin. “Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syu’ara’: 80).
Salah satu doa yang terkenal dikalangan masyarakat untuk menolak wabah penyakit adalah syair Lii Khomsatun yang berasal dari Imam Abu Hasan Asy-Syadzili. Di Indonesia, doa tersebut sering dipraktekan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari.
Berikut syairnya: