Mohon tunggu...
muhammad riza
muhammad riza Mohon Tunggu... Guru - swasta

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengatasi Stres dengan Filsafat Pendidikan Psikologi

28 Desember 2024   13:12 Diperbarui: 28 Desember 2024   11:12 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mataram - Stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern yang sering kali sulit dihindari. Namun, cara kita mengelola dan menghadapi stres dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas hidup kita. Salah satu pendekatan yang efektif untuk mengatasi stres adalah melalui perpaduan filsafat dan psikologi. Dengan menggunakan refleksi filosofis dan strategi psikologis, individu dapat menemukan cara yang lebih bijaksana dan sehat untuk merespons tekanan hidup.

Filsafat mengajarkan kita untuk melihat stres dari sudut pandang yang lebih luas. Dalam Stoisisme, misalnya, terdapat konsep bahwa kita tidak dapat mengontrol apa yang terjadi di luar diri kita, tetapi kita memiliki kendali penuh atas bagaimana meresponsnya. Prinsip ini membantu individu untuk menerima situasi sulit tanpa merasa terbebani secara emosional. Dengan fokus pada apa yang bisa diubah dan menerima apa yang tidak bisa diubah, seseorang dapat mengurangi beban mental yang sering kali menjadi pemicu utama stres.

Psikologi, di sisi lain, memberikan alat untuk memahami bagaimana pikiran dan emosi bekerja dalam menghadapi stres. Teori seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) menunjukkan bagaimana pikiran negatif dapat memperburuk stres, dan bagaimana menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif dan produktif. Dalam hal ini, filsafat dan psikologi saling melengkapi: filsafat membantu membingkai ulang cara pandang terhadap situasi, sementara psikologi memberikan langkah-langkah praktis untuk mengubah pola pikir dan perilaku.

Lebih jauh, filsafat eksistensialisme mengajarkan bahwa stres sering kali muncul karena kita merasa kehilangan makna atau arah dalam hidup. Dengan merenungkan tujuan hidup dan nilai-nilai inti, individu dapat menemukan makna bahkan dalam situasi yang sulit. Ketika seseorang melihat bahwa stres adalah bagian dari perjalanan untuk mencapai sesuatu yang lebih besar, tekanan tersebut dapat dirasakan sebagai tantangan, bukan hambatan.

Untuk mengatasi stres sehari-hari, pendekatan filsafat psikologi juga mengajarkan pentingnya mindfulness atau kesadaran penuh. Dalam tradisi filsafat Timur, seperti Buddhisme, mindfulness adalah cara untuk fokus pada saat ini tanpa terjebak dalam kekhawatiran masa depan atau penyesalan masa lalu. Psikologi modern juga mengadopsi prinsip ini melalui praktik meditasi dan relaksasi yang terbukti efektif dalam meredakan stres.

Selain itu, kombinasi filsafat dan psikologi membantu kita memahami hubungan antara tubuh dan pikiran. Stres bukan hanya respons mental, tetapi juga fisik. Dengan menyadari bagaimana pikiran dapat memengaruhi tubuh, seperti melalui rasa cemas yang memicu detak jantung lebih cepat, individu dapat belajar teknik-teknik pengelolaan stres, seperti latihan pernapasan, olahraga, atau pola tidur yang teratur.

Pada intinya, mengatasi stres dengan filsafat psikologi bukan hanya tentang menghilangkan tekanan, tetapi juga tentang membangun ketahanan mental. Dengan memadukan refleksi filosofis yang mendalam dan strategi psikologis yang praktis, seseorang dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, bijaksana, dan penuh makna. Dalam dunia yang sering kali penuh ketidakpastian, filsafat psikologi menjadi alat yang tak ternilai untuk membantu kita menemukan kedamaian di tengah badai kehidupan.

Penulis

Muhammad Riza

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun