Mohon tunggu...
Muhammad Rivyal
Muhammad Rivyal Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta

Adaptasi tapi tidak merubah jati diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Piercing, Gaya, dan Mahasiswa

19 September 2022   20:33 Diperbarui: 19 September 2022   21:02 2700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh tindikan hidung atau biasa disebut tindik septum. Sumber: Foto pribadi

Kalau ngomongin mahasiswa pasti nggak jauh-jauh dari kata hemat, sambat, dan semangat. Untuk kata semangat sepertinya dikhususkan hanya untuk mahasiswa baru saja, betul apa betul? Menjadi anak kos adalah alasan tersematnya kata hemat tadi, mengatur strategi sedemikian rupa agar uang saku yang dikasih orang tua cukup sampai tanggal tua. Sedangkan adanya kata sambat sendiri alasannya yaa karena menjadi mahasiswa.

Walaupun terkesan hidup dengan secukupnya tapi kalau untuk urusan gaya outfit ngampus tetap harus yang terbaik, setiap orang tentu memiliki referensi gaya yang berbeda. 

Dari atas kepala hingga ujung kaki dipakaikan brand-brand yang sesuai karakter diri. Ada yang berkemeja merek Cressida, celana dari bermerek Dickies, kaos kaki Adidas, dan sepatu Vans kotak-kotak. 

Tidak ketinggalan juga aksesori tambahan seperti jam tangan dan juga segala macam perhiasan seperti perhiasan tambahan yang trennya sedang naik saati ini yaitu tindik atau piercing.

Akhir-akhir ini body piercing menjadi tren dikalangan pergaulan anak muda, baik laki-laki maupun perempuan sudah banyak yang bertindik. Jika kita tarik mundur kebelakang, dalam beberapa sumber studi menyebutkan sejarah tindik atau piercing sendiri sudah dikenal sejak tahun 3000 SM yang terdapat pada mumi tertua yaitu Otzi The Iceman. 

Mumi tersebut memiliki lubang berdiameter 7-11 mm pada daun telinganya. Selain itu, tindik juga diidentikan dengan suatu kebudayaan, tindakan spiritual, dan sebagai ornamen.

Tindik dapat dilakukan dibeberapa bagian tubuh seperti telinga, hidung, wajah, badan, dan juga oral. Pada bagian telinga memiliki beberapa pilihan seperti lobe, upperlobe, tragus, ataupun industrial, untuk bagian hidung terdapat dua pilihan yaitu nostril dan septum, bagian wajah bisa di alis atau sering disebut eyebrow, pada bagian badan bisa tindik di pusar dan juga puting, sedangkan untuk oral itu bisa di lidah atau yang paling ekstrim adalah dibagian alat vital.

Bagian yang sering dipilih oleh mahasiswa atau kebanyakan anak muda saat ini adalah bagian hidung yaitu nostril dan septum, untuk perbedaannya sendiri kalau bagian tindik septum itu adalah anda tahu hidung sapi yang diiket tali sebelum dikurban? Nah, kurang lebih seperti itu. Untuk bagian tindik nostril dan bagian lainnya bisa cari di google aja, kalau dijelasin satu-satu nanti saya jadi pakar tindik.

Entah bagaimana asal-usulnya tren tindik atau piercing ini muncul dikalangan pergaulan mahasiswa, tapi yang pasti dilatarbelakangi oleh "kebutuhan" fashion. Setuju atau tidak, menurut saya kakak tingkat perkuliahan yang sudah lebih dulu melakukan tindik ini mempunyai pengaruh yang besar pada munculnya tren piercing dikalangan pergaulan mahasiswa. 

Alasan lainnya mengapa banyak mahasiswa menindik bagian tubuhnya adalah memiliki tindikan ini merupakan bagian dari ekspresi diri, katanya sih gitu. Kayanya sih cuman alasan yang pada intinya cuman untuk gaya-gayaan doang.

Tapi sebelum memilih untuk mempunyai tindikan tentu harus memperhatikan beberapa faktor, apa yang akan terjadi spada diri kita etelah kita menindik? Apakah akan mempengaruhi kehidupan kita kedepannya? 

Bagaimana dengan pandangan orang-orang terdekat? Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang menjadi pertimbangan sebelum menindik. Terlebih jika masih menjadi mahasiswa, karena setiap kampus memiliki kebijakan terhadap tindik dan nggak semua kampus mengizinkan mahasiswanya bertindik.

Jika anda baru saja menindik, anda pasti mendapatkan beberapa pertanyaan dari teman-teman yang kurang lebih seperti ini. Tindik kaya gitu sakit ngga? Sembuhnya berapa lama? Harga tindik kaya gitu berapa? Tindik di mana? Emang ngga dimarahin sama orang tua? Kalau ketahuan dosen gimana? Nah, itu adalah beberapa pertanyaannya. 

Lantas mengapa saya tahu? Karena teman-teman perkuliahan saya menanyakan itu setelah saya menindik hidung dan alis saya. Hahaha. Tapi tidak bisa dipungkiri tindik atau piercing ini bisa menjadi pilihan gaya untuk terlihat lebih keren lagi. Kayaknya sih keren ya, menurut anda bagaimana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun