Minyak goreng menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa warga di Dusun Kesiman, Desa Kesimantengah memiliki mata pencaharian sebagai penghasil kerupuk dan keripik, dimana bahan utama penggorengannya menggunakan minyak. Sisa minyak hasil penggorengan, yang disebut juga dengan minya jelantah, sangat tidak baik untuk dipergunakan kembali. Jika masyarakat mengonsumsi hasil masakan dari minyak jelantah tersebut, maka hal tersebut akan sangat berbahaya untuk kesehatan. Dan juga, apabila minyak jelantah dibuang sembarangan, maka akan mencemari lingkungan.
Permasalahan tersebut membuat para Mahasiswa Kelompok KKN 019 Universitas Bhayangkara Surabaya memunculkan motivasi untuk melakukan Sosialisasi terkait inovasi mereka yang eco-friendly, yakni penggunaan kompor bahan bakar minyak jelantah. Dengan menggunakan limbah minyak jelantah sebagai bahan bakar kompor tersebut, maka dapat meminimalisir kerusakan alam akibat dari pembuangan minyak jelantah secara sembarang. Dan juga bisa berdampak pada pengurangan penggunaan LPG yang harganya semakin melonjak.
Mahasiswa Kelompok KKN 019 juga menggandeng elemen desa, yakni pemilik UMKM yang ada di Desa Kesimantengah dalam menyukseskan Kegiatan sosialisasi tersebut. Hal ini dikarenakan mereka yang paham tentang seberapa banyak limbah yang telah mereka hasilkan. Dan juga agar mereka lebih bersemangat dalam mengembangkan produk lokal dan dapat bersaing pada produk lainnya.
Mahasiswa Kelompok KKN 019 dalam sosialisasi ini pun juga mengajarkan kepada para pelaku UMKM di Desa Kesimantengah prosedur penggunaan kompor bahan bakar minyak jelantah ini. Untuk cara menyalakannya sendiri adalah sebagai berikut:
1. Membuka keran dari wadah minyak jelantah, lalu biarkan minyak jelantah masuk ke dalam toples dan mengalir ke dalam ruang bakar
2. Masukkan 2 lembar tisu ke dalam tungku, dipadatkan agar minyak jelantah bisa meresap ke dalam tisu tersebut
3. Membakar tisu tadi menggunakan korek api
4. Pemanasan minyak jelantah selama 3-5 menit
5. Menyalakan blower untuk memantik api lebih besar dengan menggunakan angin
6. Memasak seperti biasa
Lalu untuk cara mematikannya sangatlah mudah. Kita hanya tinggal menutup api dengan menggunakan kain basah.
Dengan diadakannya sosialisasi ini, para Mahasiswa Kelompok KKN 019 mengharapkan dengan adanya kompor bahan bakar minyak jelantah ini dapat menuntaskan beberapa permasalahan yang dihadapi warga desa Kesimantengah, salah satunya terkait masalah pencemaran lingkungan. Dan juga dapat berdampak besar dalam kesuksesan UMKM yang ada di desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H