Mohon tunggu...
Muhammad Rio Novanto
Muhammad Rio Novanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tugas tugas kuy...

scorpioo1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hal-hal yang Terjadi Ketika Menjadi Konten Kreator

9 Juni 2021   21:02 Diperbarui: 9 Juni 2021   21:13 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya Muhammad Rio Novanto, mahasiswa semester 4 dari Program Ilmu Komunikasi yang sekarang berkuliah di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Kali ini saya akan membawa topik keadaan pada lingkungan konten kreator, yang menjadi topik di mata kuliah saya yaitu mata kuliah Teknologi, Informasi, dan Komunikasi.

Apabila menarik pengertian dalam bahasa secara umum, konten kreator merupakan orang yang membuat konten, yaitu hal yang bisa dibagi kepada masyarakat atau audiens secara luas sesuai dengan ketertarikan mereka masing-masing. Konten yang mereka sebarkan secara luas dapat disebar melalui media sosial. Fokus konten yang mereka buat berbeda-beda, tergantung platform yang mereka pilih untuk menyebarluaskan konten yang ingin mereka sajikan.

Terdapat banyak jenis konten kreator menurut platform tempat penyebaran informasi. Seperti konten kreator yang fokus ke dalam penyebaran informasi melalui video, dapat menerbitkan hasil ide mereka ke platform Youtube, yaitu situs berbagi video yang dimiliki oleh Google. Apabila konten kreator ingin menyebarkan konten mereka dengan foto apik nan aesthetic, mereka dapat menyebarkannya melalui platform Instagram yang fokus utamanya yaitu penyebaran informasi dengan bentuk foto dan video singkat. 

Namun, tidak semua konten kreator dapat merasa bebas menyebarkan konten mereka dengan video atau foto. Banyak juga konten kreator yang menyebarkan informasi konten mereka melalui tulisan, yang disebarkan melalui blog pribadi atau platform Twitter, situs burung biru yang fokus pada menyebarkan informasi dengan tulisan singkat maupun panjang yang biasa disebut dengan thread.

Perangkat yang digunakan oleh konten kreator pun berbeda-beda, tergantung dengan target platform mereka. Para kreator yang fokus pada konten dalam bentuk video akan menggunakan kamera yang mendukung pembuatan video secara jernih, video yang kualitasnya jernih akan mendapatkan audiens lebih banyak dibandingkan video yang direkam secara amatir. 

Kreator yang fokus kepada konten bentuk foto juga memerlukan kamera handphone atau kamera yang mendukung kualitas foto High Quality, sehingga konten mereka dapat langsung fokus kepada kualitas foto tersebut. Kualitas perangkat yang dibutuhkan dalam membuat suatu konten perlu menjadi hal yang patut diperhatikan, sehingga para audiens dapat dengan mudah mengenali anda. Tiap perangkat memiliki potensi masing-masing dalam menggaet minat audiens, sesuai dengan platform tempat mengunggah yang telah kreator pilih.

Dengan menjadi konten kreator, para kreator dapat dengan bebas mengungkapkan ide-ide segar mereka dalam sebuah konten, yang kemudian disunting agar layak dibaca oleh seluruh kalangan masyarakat secara luas, lalu dipublish di media sosial atau platform besar lainnya sesuai dengan target pasar mereka. Dengan membuat konten sesuai dengan target audiens, masyarakat yang termasuk dalam target audiens mereka dapat berpendapat sesuai dengan hati mereka, sehingga dapat terjadi diskusi yang seringkali diinginkan oleh para konten kreator, yang juga dapat menjadi ide-ide konten selanjutnya. Timbal balik yang dilakukan oleh konten kreator dengan audiens mereka dapat menjadi tempat menambah relasi dan membuka wawasan secara luas tentang hal yang mereka bahas saat konten kreator mengunggah sesuatu.

Terdapat banyak hal positif dan negatif untuk menjadi konten kreator. Hal positif yang bisa didapat setelah menjadi konten kreator adalah sebagai berikut:

Dapat memperluas wawasan terhadap isu yang kita gunakan di dalam konten. Para konten kreator tentunya melakukan research secara berlapis-lapis sehingga konten yang mereka sebar dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, karena target audiens yang terdiri dari berbagai macam kalangan,

Belajar menghargai pendapat orang lain. Setelah mengunggah sebuah konten, kreator konten tersebut sering dibanjiri oleh berbagai macam comment yang sering berisi pendapat tentang hal yang mereka unggah. Komentar tersebut dapat terdiri dari komentar pujian, komentar yang berisi pendapat mereka terhadap konten tersebut, dan juga tidak luput komentar kritik yang terkadang berujung kepada hate speech.

Mendapatkan keuntungan berupa uang saku. Menjadi konten kreator yang rajin mengunggah sesuatu sesuai dengan konsentrasi mereka masing-masing dapat menarik banyak merk atau perusahaan untuk menempatkan produk mereka di postingan konten kreator tersebut. Seperti contoh konten kreator yang fokus pada mengulas skincare dan beauty bisa mendapatkan uang dari brand yang bekerjasama dengan mereka. Brand tersebut akan meminta kreator untuk menempatkan produk mereka di salah satu unggahan kreator, dengan target dapat menarik minat audiens para kreator tersebut. Kreator akan mendapatkan uang dari fee yang diterapkan untuk perusahaan atau brand.

Selain hal positif yang bisa didapat saat menjadi konten kreator, terdapat hal negatif yang akan mengikuti para konten kreator, seperti:

Sering mendapat hate speech dari audiens. Konten yang telah disebar di seluruh platform media sosial akan menjadi konsumsi publik, terlepas dari target audiens yang telah para kreator terapkan dari awal. Sehingga kreator sering mendapatkan kritik pedas dari masyarakat yang tidak setuju ataupun tidak sependapat dengan hal-hal yang kreator sebar di platform mereka. Namun, hate speech seperti ini dapat diminimalisir dengan mengajak orang-orang untuk berdiskusi dan mencari jalan keluar lain, sehingga isi komentar dapat menjadi tempat untuk berdiskusi, tidak hanya komunikasi 1 arah saja.

Kesehatan fisik dan kesehatan mental yang dapat terganggu. Menjadi konten kreator tentu saja dapat menguras pikiran, tenaga, dan juga kesehatan mental. Research berlapis-lapis, mengabadikan momen, mengedit teks dan mengunggah sebuah konten dapat menguras pikiran dan tenaga, sehingga banyak konten kreator yang drop di tengah jalan karena belum mampu untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Hal-hal semacam ini dapat dihindari dengan membuat jadwal dan patuh terhadap jadwal tersebut. 

Kesehatan mental seorang konten kreator juga dapat terganggu apabila terlalu banyak melihat komentar yang hanya fokus kepada sisi negatif. Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi melihat komentar negatif dan dapat memulai dengan membiasakan diri untuk melihat komentar positif saja.

Banyak konten kreator yang bersungguh-sungguh dalam mengunggah satu konten, seperti melakukan riset secara berulang, mengambil foto dalam berbagai sudut pandang, dan merevisi teks yang mereka gunakan untuk posting konten mereka sehingga audiens dapat dengan mudah membacanya. Namun, tidak sedikit pula konten kreator yang hanya asal posting tanpa memikirkan value yang ada di dalam konten mereka. Banyak sekali konten yang tidak layak tayang di berbagai platform, namun tetap berhasil menggaet audiens yang senang membacanya. 

Seperti contoh konten prank yang dibuat oleh banyak Youtuber di Indonesia, lalu konten kurang mendidik dan konten yang banyak sekali kata-kata kasar di dalamnya. Konten yang seperti ini dapat merusak dunia konten kreator secara umum, yang bisa berujung kepada masyarakat yang menggeneralisasi bahwa konten kreator hanyalah pekerjaan yang tidak berguna dan tidak memiliki value di dalamnya.

Produksi konten yang disebar oleh para konten kreator di Indonesia perlu dipilah oleh para audiens yang membacanya, sehingga konten yang tidak perlu ditonton akan hilang dengan sendirinya, digantikan dengan konten yang layak naik tayang dan dapat ditonton oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dapat menjadi lingkungan yang baru bagi para konten kreator dan masyarakat yang menjadi audiens mereka, sehingga terciptanya lingkungan konten kreator yang sehat tanpa oknum konten negatif yang kerap muncul di berbagai platform media sosial di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun