Mohon tunggu...
Muhammad Rio Novanto
Muhammad Rio Novanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tugas tugas kuy...

scorpioo1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hal-hal yang Terjadi Ketika Menjadi Konten Kreator

9 Juni 2021   21:02 Diperbarui: 9 Juni 2021   21:13 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain hal positif yang bisa didapat saat menjadi konten kreator, terdapat hal negatif yang akan mengikuti para konten kreator, seperti:

Sering mendapat hate speech dari audiens. Konten yang telah disebar di seluruh platform media sosial akan menjadi konsumsi publik, terlepas dari target audiens yang telah para kreator terapkan dari awal. Sehingga kreator sering mendapatkan kritik pedas dari masyarakat yang tidak setuju ataupun tidak sependapat dengan hal-hal yang kreator sebar di platform mereka. Namun, hate speech seperti ini dapat diminimalisir dengan mengajak orang-orang untuk berdiskusi dan mencari jalan keluar lain, sehingga isi komentar dapat menjadi tempat untuk berdiskusi, tidak hanya komunikasi 1 arah saja.

Kesehatan fisik dan kesehatan mental yang dapat terganggu. Menjadi konten kreator tentu saja dapat menguras pikiran, tenaga, dan juga kesehatan mental. Research berlapis-lapis, mengabadikan momen, mengedit teks dan mengunggah sebuah konten dapat menguras pikiran dan tenaga, sehingga banyak konten kreator yang drop di tengah jalan karena belum mampu untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Hal-hal semacam ini dapat dihindari dengan membuat jadwal dan patuh terhadap jadwal tersebut. 

Kesehatan mental seorang konten kreator juga dapat terganggu apabila terlalu banyak melihat komentar yang hanya fokus kepada sisi negatif. Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi melihat komentar negatif dan dapat memulai dengan membiasakan diri untuk melihat komentar positif saja.

Banyak konten kreator yang bersungguh-sungguh dalam mengunggah satu konten, seperti melakukan riset secara berulang, mengambil foto dalam berbagai sudut pandang, dan merevisi teks yang mereka gunakan untuk posting konten mereka sehingga audiens dapat dengan mudah membacanya. Namun, tidak sedikit pula konten kreator yang hanya asal posting tanpa memikirkan value yang ada di dalam konten mereka. Banyak sekali konten yang tidak layak tayang di berbagai platform, namun tetap berhasil menggaet audiens yang senang membacanya. 

Seperti contoh konten prank yang dibuat oleh banyak Youtuber di Indonesia, lalu konten kurang mendidik dan konten yang banyak sekali kata-kata kasar di dalamnya. Konten yang seperti ini dapat merusak dunia konten kreator secara umum, yang bisa berujung kepada masyarakat yang menggeneralisasi bahwa konten kreator hanyalah pekerjaan yang tidak berguna dan tidak memiliki value di dalamnya.

Produksi konten yang disebar oleh para konten kreator di Indonesia perlu dipilah oleh para audiens yang membacanya, sehingga konten yang tidak perlu ditonton akan hilang dengan sendirinya, digantikan dengan konten yang layak naik tayang dan dapat ditonton oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dapat menjadi lingkungan yang baru bagi para konten kreator dan masyarakat yang menjadi audiens mereka, sehingga terciptanya lingkungan konten kreator yang sehat tanpa oknum konten negatif yang kerap muncul di berbagai platform media sosial di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun