Mohon tunggu...
Muhammad Rio Novanto
Muhammad Rio Novanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tugas tugas kuy...

scorpioo1

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Media Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

2 Mei 2021   14:13 Diperbarui: 2 Mei 2021   14:16 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkenalkan saya Muhammad Rio Novanto, mahasiswa semester 4 dari Program Ilmu Komunikasi yang sekarang berkuliah di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kali ini saya akan membawa topik penyebaran Informasi di Media Sosial, yang menjadi topik di mata kuliah saya yaitu mata kuliah Teknologi, Informasi, dan Komunikasi.

Media Sosial merupakan tempat untuk berkomunikasi dan melakukan interaksi dengan sesama yang dapat berasal dari daerah mana saja, tidak ada batasan wilayah dalam melakukan interaksi di dalam media sosial. Media sosial juga menjadi tempat untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya, baik informasi dari keluarga, informasi berita hari ini, maupun informasi tentang hal-hal yang perlu dicari dan ditelaah lebih lanjut. Dalam menggunakan media sosial, pengguna harus terhubung ke koneksi internet yang stabil dan cepat sehingga tidak ada lagging yang dapat menghambat penggunaan media sosial untuk bertukar pesan dan saling memberikan informasi kepada sesama.

Dalam menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi dan tempat bertukar informasi, saya menggunakan beberapa macam sosial media yang terkenal dan sering digunakan oleh seluruh user. Salah satu media sosial yang akan saya soroti dalam tulisan saya adalah media sosial Instagram. Instagram merupakan media sosial yang memiliki ciri khas penggunggahan foto sebagai tempat komunikasi dan bertukar informasi, sehingga informasi yang dimuat sebagai redaksi atau yang biasa disebut dengan caption dapat diiringi dengan penggunggahan foto sebagai penjelas redaksi yang telah tertulis oleh suatu akun.

Media sosial Instagram menduduki peringkat 5 dalam statistik "World Most Popular Social Networks Worlwide as of January 2021" yang diurutkan berdasarkan keaktifan pengguna dan memiliki hasil 1 juta pengguna aktif pada Januari 2021 yang diukur oleh statista.com. Hasil ini dapat menjadi bukti bahwa media sosial Instagram menjadi media sosial yang sering digunakan oleh para pengguna di seluruh dunia, sehingga dapat menjadi media sosial yang sering diperbincangkan dan dapat menjadi tempat bertukar informasi secara luas.

Dalam melakukan praktik bertukar informasi, media sosial Instagram dapat menjadi pilihan terbaik untuk melakukan hal tersebut. Di Instagram, terdapat fitur explore, sebuah fitur yang menampilkan informasi berdasarkan minat dan kesukaan masing-masing pengguna, sehingga para pengguna dapat selalu melihat informasi yang relevan dengan pribadi mereka. Fitur explore dapat terus menampilkan informasi sesuai informasi yang sebelumnya kita sukai, sehingga informasi yang relevan tidak akan ada habisnya muncul di explore para pengguna.

Selain fitur explore yang dapat menampilkan informasi secara terus menerus, terdapat fitur search sebagai mesin pencarian di dalam Instagram. Hal ini dapat berguna untuk mencari hal-hal yang diinginkan oleh user, seperti informasi pengguna, informasi tempat, dan yang tidak kalah penting adalah informasi tags. Tags atau biasa disebut dengan Hashtag, di Indonesia disebut dengan Tanda Pagar merupakan suatu tanda atau keyword yang dapat mengelompokkan beberapa hal dalam satu kelompok. Apabila user A menggunakan hashtag yang sama dengan user B, maka informasi yang mereka sampaikan di Instagram akan muncul saat user C mencari hashtag yang sama dengan user A dan user B gunakan. Hal ini dapat berguna untuk seseorang yang mencari informasi spesifik tentang suatu hal, sehingga mereka dapat mencari hal tersebut menggunakan hashtag sebelum keyword yang ingin mereka cari.

Dengan fitur explore dan fitur hashtag yang berguna untuk mencari dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan kemauan user, potensi yang diperoleh dari fitur tersebut untuk mendapatkan informasi menjadi lebih besar. User yang menggunakan fitur tersebut dapat dengan mudah mencari informasi yang mereka inginkan hanya dengan beberapa klik, fitur publikasi foto yang diwajibkan ada di semua postingan Instagram juga terkadang berguna untuk memperjelas informasi yang disampaikan di redaksi caption, atau biasa disebut dengan infografis kecil-kecilan yang memperjelas informasi yang telah disampaikan di caption. Hal ini dapat berguna karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Program for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat 62 dari 70 negara untuk hasil minat baca yang ada di seluruh negara di dunia. Dan pada penelitian yang dilakuka oleh Central Connecticut State University (CCSU) pada Maret 2016, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara yang diteliti.

Dari data yang didapat berdasarkan penelitian tersebut, hal ini dapat membuktikan bahwa minat baca Indonesia masih terbilang sangat rendah apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Vietnam. Publikasi gambar yang diwajibkan di seluruh postingan Instagram dapat menjadi opsi yang baik untuk para penyebar informasi dalam membuat infografis sesuai dengan informasi yang relevan di redaksi caption. Sehingga informasi yang disampaikan dapat tersampaikan secara penuh meskipun hanya ditulis poinnya saja di gambar infografis tersebut. Hal ini dapat menjadi potensi yang besar dan merupakan opsi baik dalam penyebaran informasi secara luas ke para pembaca di Instagram.

Akan tetapi, data kurangnya minat membaca para penduduk di Indonesia yang menduduki peringkat sangat rendah tersebut tidak dapat kita acuhkan. Data yang didapat dari respondensi para anak-anak sekolah di Indonesia yang berusia 15 tahun tersebut dapat menjadi bukti bahwa masih sedikit informasi yang tersebar secara luas ke masyarakat di Indonesia. Dengan minat baca yang kurang, informasi yang ingin disampaikan tidak dapat langsung menyentuh poinnya, sehingga kesimpulan yang ditarik oleh masing-masing pengguna media sosial dapat berbeda-beda, yang kemudian bisa menimbulkan hoax atau penyebaran false information dan menjadikan iklim media sosial yang kurang sehat.

Dengan bukti konkret dari data penelitian tersebut, sudah sebaiknya masyarakat Indonesia berbenah diri untuk menaikkan minat literasi membaca. Meskipun data tersebut diambil dari sampel anak sekolah yang berusia 15 tahun, para remaja dan orang dewasa tidak boleh menutup mata dan beranggapan bahwa data tersebut ada karena kesalahan anak-anak dan adik-adik mereka. Peran remaja dan orang dewasa juga sangat besar dalam penyajian data tersebut. Orang tua yang tidak menyediakan sarana bacaan dapat menjadi kesalahan fatal yang mendukung hasil penelitian tersebut. Sehingga perlu peran yang besar dari orang tua, remaja, dan anak-anak sebaya untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang memiliki minat baca yang tinggi, sehingga penyebaran informasi baik melalui media sosial maupun secara langsung menjadi lebih sehat dan lebih terarah.

Penyebaran informasi yang salah dari beberapa oknum membuat iklim media sosial menjadi kurang sehat, namun terdapat beberapa cara untuk mencegah hal tersebut terjadi, yaitu :

Membaca informasi di media sosial tidak hanya dari satu sumber saja. Hal ini dapat dilakukan sehingga para pengguna media sosial tidak hanya mendapatkan informasi dari satu sumber berita, namun juga mendapatkan informasi dari sumber lainnya.

Membaca informasi dari dua sudut pandang. Ini dapat diartikan sebagai melihat suatu informasi tidak hanya dari satu sisi, karena hoax dan propaganda dapat terjadi karena beberapa informasi hanya menunjukkan keberpihakan kepada satu pihak saja, tidak memihak pihak lain yang juga tergabung di dalam informasi tersebut.

Tidak langsung memercayai judul yang terlihat provokatif. Beberapa judul informasi dengan sengaja dibuat secara clickbait atau provokatif ke suatu sisi agar para pembaca memberhentikan aktivitasnya dan langsung membuka informasi tersebut. Namun diperlukannya membaca secara berulang-ulang agar tidak termakan clickbait yang biasanya ada di informasi yang abu-abu.

Tiga cara tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki iklim media sosial di Indonesia yang penyebaran informasinya cenderung tidak terarah dan kurang sehat, sehingga penggunaan media sosial di Indonesia dapa terarah, dan dapat meningkatkan taraf minat baca di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun