Mohon tunggu...
Muhammad Rifqy Nur Fauzan
Muhammad Rifqy Nur Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tuhan selalu memberikan ilmu melalui alam dan fenomena yang terjadi tanpa disadari oleh manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keadilan yang Tak Adil

6 September 2022   17:51 Diperbarui: 6 September 2022   17:55 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa mereka seolah menutup mata akan keadilan?

Oknum oknum tak bertanggung jawab yang menjual nurani mereka

Menutup mata akan ketidakadilan yang terjadi didepan mata mereka

Mereka berpaling seolah tak terjadi apapun

Mengapa mereka seolah menutup telinga mereka?

Tak dengarkah mereka akan tangisan pilu para korban 

Tak ibakah mereka mendengar raungan pilu para korban ketidakadilan

Mengapa mereka menulikan telinga mereka?

Kemanakah mereka yang seharusnya bertindak adil?

Apakah nurani mereka telah terjual sepenuhnya hingga tak tersisa?

Mengapa begitu kejam pada mereka yang kecil?

Mengapa mereka begitu tunduk pada yang kaya?

Mereka yang telah menodai yang seharusnya tetap bersih

Mereka mematikan hati mereka demi sesuatu yang semu

Mereka mengorbankan orang yang tak bersalah demi menjaga mereka yang salah

Para oknum yang telah kehilangan nurani namun tetap berpangkat tinggi

Kemana hilangnya keadilan bagi mereka yang kecil?

Kemana perlindungan yang harusnya ada untuk yang tak bersalah?

Apakah mereka hanya adil pada yang kaya?

Apakah perlindungan mereka hanya untuk si kaya?

Suara kami bagai tak terdengar ditelinga mereka

Raungan kami ibarat lagu penghantar tidur mereka

Tangisan pilu kami layaknya acara komedi untuk mereka

Kesakitan kami bagaikan hiburan mereka

Apakah kami tak layak mendapat keadilan?

Apakah kami tak pantas mendapat perlindungan?

Apa kami terlalu hina untuk dilindungi oleh mereka?

Apa simiskin ini hanya bisa meratapi semua?

Bekasi,6 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun