Mohon tunggu...
Muhammad Rifqy Nur Fauzan
Muhammad Rifqy Nur Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Nahdlatul Ulama PAC Bekasi Timur Periode 2022-2027, Wakil Sekretaris Bidang PTKP Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bekasi Periode 2024-2025, Ketua Bidang PTKP Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bekasi Komisariat Insan Cita Periode 2022-2023

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna Ekoharmonisme

13 Agustus 2024   06:38 Diperbarui: 13 Agustus 2024   06:38 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seorang gadis rela merobek salah satu organ tubuhnya. Bukan hanya sekali, tapi dua kali dia merobeknya. Robek pertama demi masuk benih dalam rahimnya. Di dalam rahim, benih itu tumbuh, bertransformasi dari benda cair sederhana tanpa nyawa hingga menjadi anak manusia.

Selama sembilan bulan lamanya, seorang wanita menanggung beban di dalam rahimnya. Dan dia bersedia akan mengalami robek yang kedua kalinya. Robek ini untuk memastikan bayi berpindah dari rahim ibunya ke rahim dunia. Dengan cara ini, si anak siap memulai proses kehidupannya yang kedua, mencapai segala sesuatu yang bisa dicapai.

Sungguh tak tahu diri mereka yang semula tidak tahu siapa dirinya dan mereka yang semula bukan siapa-siapa tak punya apa-apa, namun setelah memiliki sesuatu, tiba-tiba mereka menjadi pelupa yang melupakan ibunya. Sang ibu lah yang membawanya keluar dari alam rahim yang gelap dan sempit menuju alam dunia yang terang dan luas.

Perempuan rela merasakan sakitnya dirobek dua kali, demi hidup dan keberlangsungan hidup. Dari sudut pandang ini, tidak berlebihan jika dikatakan perempuan adalah manifestasi yang maha menghidupkan. Lantas, apakah merobek tubuh sama dengan merusak tubuh? Jika iya, rusak apakah berarti buruk? Atau ada makna lain dari kata rusak?

Jika alam adalah kiasan tentang perempuan memberi kehidupan, lalu apa makna dari merusak alam? Apakah tidak merusak alam artinya membiarkan hutan agar tetap utuh? Membiarkan pohon tidak ditebang? Apakah dengan membiarkan rumput dan rumput liar tumbuh? Biarkan hewan itu tidak tersentuh? Apakah ada kehidupan tanpa pembunuhan? Mungkinkah tumbuh tanpa kehancuran?

Mari kita bedah dengan perspektif filsafat ekoharmonisme.

Ekoharmonisme merupakan teori kosmos dari perspektif filsafat. Filsafat yang berupaya menemukan hakikat realitas sebagai landasan perilaku harmonis dalam realitas.

Harmonisasi memperlakukan sesuatu sesuai dengan falsafah wujud sesuatu. Dalam hal ini, ekoharmonisme merupakan upaya untuk memperlakukan alam sesuai dengan falsafah penciptaan wujud alam. Alam diciptakan sebagai sarana kesempurnaan. Kesempurnaan yang dimaksud untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Gerak harmonisasi pada alam adalah dengan memanfaatkan alam sebagai sarana dalam menempuh gerak penghambaan. Eksploitasi tidak sejalan dengan kesempurnaan, kedzaliman tidak pernah relevan dengan penghambaan.

Tuhan menciptakan manusia adalah semata-mata untuk alam. Sebagai Khalifah Fil ardh, manusia sebagai penjaga alam yang memastikan alam dimanfaatkan sesuai dengan falsafah penciptaannya. Alam diciptakan untuk manusia. Namun, manusia tidak diciptakan untuk mengeksploitasi alam. Falsafah penciptaan alam akan terwujud, jika manusia berperan sebagai penjaga alam, bukan sebagai predator dan pencuri alam.

Dengan demikian, diantara postulat-postulat yang menjadi landasan ekoharmonisme adalah :

1. Filsafat Manusia : Jiwa adalah hakikat manusia, sebagai hakikat dari kesempurnaan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun