Pendahuluan
PDRB yaitu jumlah nilai tambah barang dan jasa yang diperoleh dari berbagai aktivitas ekonomi pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menghitung PDRB yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, serta pendekatan pengeluaran. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku disusun berdasarkan harga yang berlaku di periode perhitungan, dan bertujuan untuk mengetahui struktur perekonomian. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
Kota Jakarta Selatan, yang terletak di Provinsi DKI Jakarta, merupakan salah satu daerah dengan potensi ekonomi yang cukup signifikan di Indonesia. Sebagai salah satu wilayah yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak bumi, Bojonegoro memiliki posisi strategis dalam peta ekonomi regional. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi suatu daerah, mencerminkan total nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu wilayah selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi di Kota Jakarta Selatan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal seperti sektor industri dan pertanian, tetapi juga oleh dinamika eksternal seperti fluktuasi harga komoditas dan kebijakan pemerintah. Seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, pertumbuhan PDRB menjadi indikator penting untuk menilai sejauh mana pembangunan ekonomi di Jakarta Selatan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Laju pertumbuhan penduduk juga memegang peranan penting dalam menentukan arah dan keberlanjutan pembangunan ekonomi. Peningkatan jumlah penduduk berpotensi menambah permintaan terhadap berbagai barang dan jasa, namun juga dapat memberikan tantangan tersendiri dalam hal penyediaan infrastruktur, layanan kesehatan, dan pendidikan. Oleh karena itu, pemantauan dan analisis terhadap pertumbuhan penduduk sangat penting dalam merancang kebijakan yang efektif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Analisis data PDRB dan Kependudukan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran penting yang menunjukkan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan di suatu daerah dalam periode tertentu. PDRB tidak hanya mencerminkan aktivitas ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai indikator kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi, yang diukur melalui PDRB, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk investasi, konsumsi, pengeluaran pemerintah, dan neraca perdagangan. Di sisi lain, jumlah penduduk berperan krusial dalam mempengaruhi PDRB. Pertumbuhan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan barang dan jasa, sehingga mendorong produksi dan pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah tabel dan Grafik PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Berlaku.
Tabel.1 PDRB Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kota Jakarta Selatan, Provinsi Jakarta Tahun 2014-2023.
No
Tahun
PDRB atas Dasar Harga Berlaku (Juta)
Presentase
1
2014
394.182.509
6,66%
2
2015
443.331.980
7,49%
3
2016
483.271.232
8,17%
4
2017
532.511.114
9,00%
5
2018
586.117.970
9,91%
6
2019
642.464.231
10,86%
7
2020
643.561.851
10,88%
8
2021
668.389.160
11,30%
9
2022
730.695.220
12,35%
10
2023
792.614.733
13,40%
Jumlah
5.917.140.000
.
Sumber : BPS Kota Jakarta Selatan, hasil data olah Sendiri, 2024
Â
Grafik.1 PDRB Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kota Jakarta Selatan, Provinsi Jakarta Tahun 2014-2023.
Â
Sumber : BPS Kota Jakarta Selatan, hasil data olah sendiri, 2024
Tabel. 2 PDRB Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kab. Bojonegoro, Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2023.
No
Tahun
 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Harga Konstan
Presentase
1
2014
105,18
-77,08%
2
2015
-2,35
1,72%
3
2016
-117,61
86,19%
4
2017
-404,08
296,14%
5
2018
178,94
-131,14%
6
2019
25,62
-18,78%
7
2020
15,48
-11,34%
8
2021
17,07
-12,51%
9
2022
21,25
-15,57%
10
2023
24,05
-17,63%
Jumlah
-136,45
Sumber : BPS Kota Jakarta Selatan, hasil data diolah sendiri, 2024
Â
Grafik. 2 PDRB Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kota Jakarta Selatan, Provinsi Jakarta
                                 Tahun 2014-2023.
Berdasarkan Tabel dan Grafik PDRB di atas dapat diketahui bahwa adanya perbedaan diantara PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan yang mana pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku terjadi sedikit penurunan dari tahun 2014-2015 dan dari 2015 terjadi peningkatan yang cukup signifikan ke tahun 2019 serta terjadi penurunan pada tahun 2020 dan kembali meningkat sampai tahun 2023 sedangkan pada PDRB Atas Dasar Harga Konstan terjadi peningkatan dari tahun 2014-2023 dan terjadi penurunan hingga tahun 2022.
Tabel. 3 Jumlah Kependudukan Kaota Jakarta Selatan, Provinsi Jakarta Tahun 2014-2023.
No
Tahun
Jumlah Penduduk Kota Jakarta Selatan
Presentase
1
2014
2.111.670
9,332%
2
2015
2.186.559
9,663%
3
2016
2.206.732
9,752%
4
2017
2.226.830
9,841%
5
2018
2.246.137
9,927%
6
2019
2.264.700
10,009%
7
2020
2.226.900
9,841%
8
2021
2.368.886
10,469%
9
2022
2.379.853
10,517%
10
2023
2.409.390
10,648%
Jumlah
22.627.657
Sumber : BPS Kota Jakarta Selatan, hasil data diolah sendiri, 2024
Â
Grafik. 3 Jumlah Kependudukan Kota Jakarta Selatan, Provinsi Jakarta Tahun 2014-
2023.
Sumber : BPS Kota Jakarta Selatan, hasil data olah sendiri, 2024
Â
Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan di Kota Jakarta Selatan dari tahun 2014 - 2023. Adapun peningkatan jumlah penduduk paling tinggi terjadi pada tahun 2023, yaitu sebanyak 2.409.390 orang. Semakin meningkatnya jumlah penduduknya semakin meningkat juga tingkat konsumsi, semakin meningkatnya tingkat konsumsi semakin meningkat juga tingkat produksi yang dihasilkan yang dapat meningkatkan PDRB. Pertumbuhan penduduk turut mendorong perluasan investasi, karena meningkatnya permintaan dan kebutuhan yang bersifat umum di masyarakat. Berikut adalah beberapa solusi untuk meningkatkan PDRB berdasarkan lapangan usaha dengan mempertimbangkan jumlah kependudukan:
Pengembangan Sektor Produktif
- Diversifikasi Ekonomi: Mendorong pengembangan sektor-sektor baru seperti teknologi informasi, pariwisata, dan pertanian modern untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tradisional.
- Peningkatan Kualitas Produk: Memfokuskan pada peningkatan kualitas dan inovasi produk untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik dan internasional.
Pendidikan dan Pelatihan
- Peningkatan Keterampilan: Menyediakan program pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.
- Kampanye Kesadaran: Mendorong masyarakat untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi, terutama di bidang yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
Investasi Infrastruktur
- Pembangunan Infrastruktur: Meningkatkan infrastruktur transportasi, komunikasi, dan energi untuk mendukung aktivitas ekonomi dan memperlancar distribusi barang dan jasa.
- Dukungan untuk UMKM: Memberikan akses ke infrastruktur yang dibutuhkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat berkontribusi lebih besar terhadap PDRB.
Kebijakan Pro-Bisnis
- Insentif Pajak: Menawarkan insentif pajak bagi perusahaan yang berinvestasi di daerah dengan potensi pertumbuhan tinggi untuk menarik investasi baru.
- Kemudahan Perizinan: Mempercepat proses perizinan untuk usaha baru dan mengurangi birokrasi yang menghambat pertumbuhan bisnis.
Pengembangan Kewirausahaan
- Dukungan untuk Startup: Mendorong pengembangan startup dengan menyediakan akses pendanaan, mentoring, dan jaringan bisnis.
- Program Inkubasi: Membentuk program inkubasi untuk membantu wirausahawan baru dalam mengembangkan ide bisnis dan membangun jaringan.
Peningkatan Keterhubungan Pasar
- Meningkatkan Akses Pasar: Membantu pelaku usaha dalam menjangkau pasar baru melalui promosi, pameran, dan kerjasama dengan platform online.
- Kolaborasi antara Sektor: Mendorong kolaborasi antara sektor pertanian dan industri untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
Perencanaan Penduduk yang Baik
- Kebijakan Demografi: Merumuskan kebijakan untuk mengelola pertumbuhan penduduk yang seimbang, termasuk program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
- Rasio Ketergantungan yang Optimal: Mendorong keterlibatan masyarakat produktif dalam kegiatan ekonomi untuk mengurangi rasio ketergantungan.
 4.2 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Jakarta Selata Pada Sektor Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan pada periode Tahun 2014 -- 2023 adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Peningkatan PDRB Kota Jakarta Selatan Menurut Lapangan (Persen)
No
Kategori Pengeluaran
Laju Pertumbuhan PDRB Kota Jakarta Selatan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Perbandingan (Persen)
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
1
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
6,11
5,6
5,62
5,68
5,94
5,93
3,55
5,52
5,04
2
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
16,69
-4,82
11,66
12,08
8,31
11,49
0,16
6,31
10,1
3
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
1,25
1,06
1,98
3,2
14,71
15,48
9,92
4
Pembentukan Modal Tetap Bruto
2,37
-2,43
1,79
6,1
4,5
1,39
1,05
4,18
3,59
5
Perubahan Invertori
74,17
-2,61
-138,59
-441,4
129,6
6
Net Ekspor Barang dan Jasa
-1,44
-5,27
-6,18
3,96
9,64
7
Produk Domestik Regional Bruto
6,03
6,12
6,11
6,3
6,24
6,81
2,39
5,24
5,32
Jumlah
105,18
-2,35
-117,61
-404,08
178,94
25,62
15,48
17,07
21,25
24,05
Â
Sumber : BPS Kota Jakarta Selatan, hasil data diolah, 2024
Â
Â
Lapangan usaha sebagai sumber pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terinci dalam 17 sektor. Ke 17 sektor tersebut adalah 1) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan,
2) Pertambangan dan Penggalian, 3) Industri Pengolahan, 4) Pengadaan listrik dan gas, 5) Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, 6) Konstruksi, 7) Perdagangan besar dan eceran; Resparasi mobil dan sepeda motor, 8) Transportasi dan pergudangan, 9) Penyediaan akomodasi dan makan minum, 10) Informasi dan komunikasi, 11) Jasa keuangan dan asuransi, 12) Real Estate, 13) Jasa perusahaan, 14) Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, 15) Jasa pendidikan, 16) Jasa perusahaan, dan 17) Jasa lainnya. Konstribusi terbesar bagi Kabupaten Bojonegoro diantaranya, sektor Pertambangan dan Penggalian, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, serta Perdagangan besar dan eceran; Resparasi mobil dan sepeda motor. Dari ketiga sektor tersebut, sektor Pertambangan dan Penggalian sebagai penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Bojonegoro Tahun 2020, yaitu sebesar 0,0416546 miliar rupiah. Kemudian disusul oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,00632195 miliar rupiah dan sektor Perdagangan besar dan eceran; Resparasi mobil dan sepeda motor menyumbang sebesar 0,00565687 miliar rupiah.
Tabel 5. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kota Jakarta Selatan Menurut Lapangan Usaha
Â
Sumber :BPS Jakarta Selatan, data olah sendiri, 2024
Â
Â
Â
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama satu tahun. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menandakan semakin baik kinerja ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah, kondisi sosial-ekonomi, dan faktor eksternal. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah selama periode waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan beberapa indikator, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), atau Pendapatan Nasional Bruto (PNB).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI