Mohon tunggu...
Muhammad Rifki
Muhammad Rifki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Tuhan Itu Ilusi?

20 Desember 2022   20:33 Diperbarui: 20 Desember 2022   20:39 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan apa yang kalian sebut sebagai dunia, seharusnya terlebih dahulu diciptakan oleh kalian ialah: nalar kalian, rupa kalian, kehendak kalian, untuk menjadi cinta kalian sendiri! Dan sebenarnya, untuk kesucian kalian, wahai kalian makhluk yang mengetahui  (Nietzsche: seruan zarathustra )

Konsep manusia unggul atau manusia super yang berkuasa  biasa di sebut dengan sebutan ubermensh, pemikan dari Neitzsche ini yang cukup kontroversial di kalangan para pemeluk agama.  Sosok        Neitzhe ini dikenal sebagai tokoh  yang mengusung eksistensialisme atheistik, atau yang biasa di sebut dengan atheis. Neitzsche ini secara terang-terangan mengatakan dirinya sebagai kaum atheis, pemikirannya yang kontroversial yang menepatkan tuhan di dalam ‘keranjang sampah’ dan dia secara langsung dan menyadari telah’ membunuh tuhan’ sebagai upaya umtuk kebebasan manusia.

Neitzsche ini menyadari kelemahan manusia saat di kekang oleh ajaran agama atau perintah tuhan, konsep Neitzsche ini menyingkirkan ajaran agama tersebut, dimana agama merupakan penyebab  utama kelemahan manusia, manusia yang hidup berdampingan dengan tradisi,etika, dan yang berhubungan dengan agama akan membuat manusia menjadi seorang “Budak”.

Neitzsche berusaha menjadikan manusia itu di dalam kemandirian atau kebebasan mutlak,bahkan  agama harus di tinggalkan karena sistem agama ialah sistem yang kuno atau status quo.

Manusia adalah sebagai makhluk yang superior yang bebas mengekpresikan dirinya tanpa batas,tanpa ada kaitannya dengan nilai agama maupun nilai moral, bagi manusia harus menyadari hal itu ketikaa kebebasan manusia di ambil maka sulit untuk bisa mengekpresikan dirinya untuk apa yang ia inginkan.

Pertanyaaan demi pertanyaaan hadir di dalam kepala mengenai Tuhan ini, Apa itu tuhan? siapa itu Tuhan?dimana Tuhan itu? Bagaimana rupanya?.  Sederet pertanyaan itu membuat kita ragu tentang tuhan, sampai kita bisa meragukan diri kita sendiri yang membuat diri akan menjadi binggung.

Manusia  diberikan potensi akal pikiran,dimana  akal dan pikiran itu bebas di gunakan untuk apa saja, pikiran  bis menerima apa yang di tangkap pancaindra,Di dalam situasi yang amat pedih, hidup yang penuh penderitaan , sifat iri terhadap sesama  yang merasa diri kita tidak berarti dan disitu kita bertanya tentang keadilan Tuhan,kenapa kita tidak diberikan kehidupan yang enak dan layak, di sini banyak yang berasumsi ‘keadilan tuhan telah mati’dan tuhan juga ‘ikutan mati’.

Mengapa tuhan memberikan  penderitan kepada makhluknya? Dan mengapa tuhan diam saat makhluknya meminta pertolongan saat makhluknya di beripenderitaan?

Penderitaan adalah hal yang tidak di sukai manusia ,penderitaaan akan menjadikan manusia makin terpuruk dan merasa putus asa,Penderitaan ini lahir karna adanya kebahagian, manusia ingat tuhan saat dia mendapatkan penderitaan, sedangkan waktu kebahagian dia mencampakkan Tuhannya.

Penderitaan terjadi karena seleksi alam, maka sistem moral,etika yang terbentuk dalam ajaran agama /ideologi, ajaran agama yang membuat susahnya manusia bertindak sesuai akal pikirannya yang menjadikan manusia tidak berfikir lebih luas.

Tapi, jika tuhan menginginkan hamba-Nya menjadi lebih baik mengapa tuhan tidak membuang saja penderitaan ini? Penderitaan sudah merajalela di kalangan manusia, seperti halnya adanya manusia yang butaa,tuli dan lainnya itu akan membawa manusia menderita sepanjang waktunya, apa ‘Tuhan Adil’ di sini, banyak manusia yang mematahkan hatinya di sini untuk berdoa kepada tuhan dan memilih logikanya untuk merubah kehidupannya. 

Adanya orang yang buta dari lahir memilih melakukan operasi  mata, sedangkan pemberian tuhan itu di sia siakan oleh meraka dan mengambil jalan operasi demi kebaikan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun