Mohon tunggu...
Muhammad Rifki
Muhammad Rifki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Undergraduate Journalism Student at UIN Jakarta, NIM : 11220511000142

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Negatif Rokok Elektrik Menjadi Ancaman Generasi Muda Indonesia

4 Januari 2024   20:25 Diperbarui: 6 Januari 2024   02:23 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta Barat, 3 Januari 2024 - Rokok elektrik atau vape menjadi salah satu tren di kalangan generasi muda Indonesia. Citranya yang modern, stylish dan diklaim sebagai alternatif "lebih aman" daripada rokok konvensional yang menjadikan perangkat ini begitu atraktif. Namun, di balik asap semu dan rasa yang menggoda, tersimpan realitas pahit, terdapat berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh rokok elektrik, risiko kesehatan signifikan yang mengintai para penggunanya, khususnya generasi muda yang rentan terhadap efek jangka panjang.

Rokok elektrik mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk nikotin, formaldehida, logam berat, dan diacetyl. Zat-zat ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kanker, penyakit jantung, gangguan pernapasan, dan kerusakan otak. Penggunaan rokok elektrik juga dapat meningkatkan risiko kecanduan nikotin, terutama pada remaja. Rokok elektrik bukanlah alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional. Pernyataan tersebut didukung oleh Christian(23 tahun) seorang karyawan di perusahaan kontraktor swasta.

"Awalnya sih coba-coba, tapi lama-lama malah ketagihan. Sekarang kalau sehari nggak ngevape, rasanya kayak ada yang kurang," ucap Christian,  saat diwawancarai di Kopi Kenangan Ruko Taman Mutiara Palem Jakarta Barat, pada Rabu(3/1/2024).

Christian mengaku sudah menjadi pecandu rokok elektrik sejak dua tahun lalu. Awalnya, ia mencoba rokok elektrik karena melihat teman-temannya menggunakan alat ini, dan berbagai varian rasa yang ditawarkan membuat dirinya tertarik. Dirinya merasa rokok elektrik lebih aman dan stylish daripada rokok konvensional. Namun, setelah menggunakan rokok elektrik selama dua tahun, Christ menyadari bahwa alat tersebut memiliki dampak negatif yang signifikan mulai dirasakan terhadap kesehatannya.

"Awalnya, saya merasa lebih sehat setelah menggunakan rokok elektrik. Saya tidak lagi batuk-batuk seperti saat menggunakan rokok konvensional. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai merasakan berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala, mual, dan sesak napas setiap saya menggunakannya," kata Christian.

Christian dengan jujur mengaku bahwa dirinya mengalami kesulitan untuk berhenti menggunakan rokok elektrik. Hal ini terjadi karena rokok elektrik mengandung nikotin,sebuah zat yang dikenal sebagai adiktif, sehingga membuat penggunanya menjadi kecanduan.

"Saya sudah mencoba berhenti berkali-kali, tapi selalu gagal. Setiap saya berhenti beberapa hari aja, ujung-ujungnya saya coba lagi, kepala saya ngerasa pusing kalo ngga ngevape. Nikotin di rokok elektrik membuat saya ketagihan, dilain sisi saya niatnya sih mau berhenti pelan-pelan, soalnya takut kesehatan saya terancam," kata Christian.

Selain Christian, banyak pengguna rokok elektrik yang merasakan dampak negatif yang diakibatkannya.

Rokok elektrik mengandung nikotin, yang dapat menyebabkan kecanduan dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker. Uap rokok elektrik juga dapat mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk asma, bronkitis, pneumonia, dan PPOK. Selain itu, uap rokok elektrik juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti kerusakan gigi dan gusi, masalah pendengaran, masalah reproduksi, dan masalah kesuburan.

Sementara itu, seorang Personal Trainer, Muhammad Dhanu Prastanto(21 tahun) mengaku prihatin dengan maraknya penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi muda Indonesia. Dia melihat bahwa rokok elektrik sering digambarkan sebagai alat yang lebih aman daripada rokok konvensional. Namun, Dhanu menegaskan bahwa rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok konvensional.

"Rokok elektrik itu sama saja dengan rokok konvensional. Keduanya sama-sama mengandung berbagai zat berbahaya, seperti nikotin yang bisa menyebabkan kecanduan dan berbagai masalah kesehatan, seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan," kata Dhanu saat diwawancarai di ruang tunggu tamu United Gym Jakarta Barat, Rabu(3/1/2024).

Dhanu juga berpendapat bahwa rokok elektrik dapat menjadi ancaman kesehatan bagi generasi muda Indonesia. Dirinya khawatir bahwa rokok elektrik semakin populer di kalangan generasi muda. Menurut Dhanu, perlu adanya kesadaran dan upaya pemerintah untuk melindungi generasi muda Indonesia dari pengaruh rokok elektrik ini.

"Banyak anak muda yang memulai menggunakan rokok elektrik karena menganggapnya lebih aman. Namun, pada akhirnya membuat kecanduan dan sulit berhenti. Oleh karena itu, penting adanya edukasi tentang bahaya rokok elektrik dan kesadaran dari diri sendiri untuk mencegah generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam bahaya rokok elektrik," ujar Dhanu.

Dengan demikian,  rokok elektrik terbukti memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan generasi muda Indonesia. Rokok elektrik mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Sebagai contoh, sifat adiktif dari Nikotin membuat para pengguna alat ini kesulitan untuk berhenti menggunakannya, sehingga hal ini menjadi masalah serius yang berkelanjutan. 

Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk menyadari bahaya rokok elektrik dan menghindari penggunaannya. Pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah preventif untuk melindungi generasi muda dari bahaya rokok elektrik, seperti edukasi dan dan kampanye kesadaran tentang bahaya rokok elektrik. Rokok elektrik bukanlah solusi, melainkan ancaman terselubung bagi generasi penerus bangsa.

Penulis : Muhammad Rifki, Mahasiswa semester tiga Program Studi Jurnalistik, dengan NIM 11220511000142, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun