"Tujuh ribu, Mang."
"Kalau cangkirnya sekalian saya beli berapa ya, Mang? Soalnya saya suka sama modelnya?"
"Ada-ada saja, Mang. Tapi kalau mau sama gelas dua belas ribu saja, Mang."
Di paru-parunya saya menyaksikan, ia meninggalkan warung kopi dengan membawa cangkir tersebut. Aku pun merasakan pengalaman aneh ini hanya bisa dipahami oleh mereka yang memiliki hati terbuka untuk keajaiban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!