Pilihan bermain anak-anak seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor sosial dan budaya, serta minat dan preferensi individu mereka.
Pasti kita pernah berpikir, "Kenapa ya, anak laki-laki suka bermain mainan kereta atau mobil?"
Dalam karyanya yang berjudul The Rules of Sociological, Emile Durkheim menjelaskan fakta sosial merujuk pada pola-pola atau sistem yang mempengaruhi perilaku, pemikiran, dan perasaan manusia.
Fakta sosial memiliki sifat memaksa dan memiliki kemampuan untuk mengatur individu karena mendapatkan persetujuan, pengakuan, dan dukungan dari banyak orang. Fakta sosial ada sebelum kelahiran dan sesudah kematian seseorang.
Kemudian data-data mengenai gender dan preferensi mainan pun juga menunjukkan bahwa anak-anak seringkali mengklasifikasikan mainan berdasarkan gender.
Sejak Kapan Anak Mulai Mendefinisikan Jenis Kelaminnya?
Anak-anak memiliki pemahaman tentang gender sejak usia dini. Mereka mulai mengidentifikasi diri sebagai "perempuan" atau "laki-laki" ketika mereka berusia 24 bulan (Kohlberg, 1966; Kohlburg & Ullian, 1974; Sandnabba & Ahlberg, 1999).
Mereka pun cenderung memiliki pandangan yang sangat ketat tentang bagaimana anak laki-laki dan perempuan seharusnya berperilaku pada usia lima tahun (Martin & Ruble, 2004).
Proses ini menunjukkan bahwa anak-anak sangat baik dalam belajar budaya. Mereka belajar dengan cepat untuk mengkategorikan mainan sebagai "mainan anak perempuan" atau "mainan anak laki-laki" sesuai dengan norma sosial, dan mereka berusaha untuk berperilaku sesuai dengan apa yang dianggap sebagai norma tersebut (Raag & Rackliff, 1998; Powlishta, Serbin, & Moller, 1993).
Mereka dengan cepat mengidentifikasi mainan sebagai "mainan anak perempuan" atau "mainan anak laki-laki" berdasarkan norma sosial, dan mereka berusaha untuk berperilaku sesuai dengan norma tersebut (Raag & Rackliff, 1998; Powlishta, Serbin, & Moller, 1993).
Bagaimana Ketika Anak Melakukan Permainan Lintas Gender?
Anak laki-laki yang terlibat dalam "permainan anak perempuan" lebih cenderung dikritik oleh orang tua, guru, dan teman sebaya dibandingkan anak perempuan yang menikmati kegiatan dan materi yang disebut sebagai permainan lintas gender.
Para peneliti yang menggambarkan respons khas orang dewasa dan anak-anak menuju permainan lintas gender secara konsisten menemukan hal ini. "untuk pria" (Cahill & Adams, 1997; Martin, 1990; Martin, 1995; Martin, Wood & Little, 1990).
Hasil ini dianggap sebagai bukti bahwa orang dewasa percaya bahwa anak laki-laki yang menunjukkan perilaku lintas gender akan menjadi semakin feminin, tetapi mereka juga percaya bahwa anak perempuan akan mengatasi sifat tomboy mereka dan menjadi sama femininnya dengan teman perempuan mereka pada umumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H