Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan Tri Wibowo
Muhammad Ridwan Tri Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

Suka jalan kaki.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kereta dan Mobil adalah Boneka Anak Laki-Laki

30 September 2023   13:16 Diperbarui: 30 September 2023   13:19 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilihan bermain anak-anak seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor sosial dan budaya, serta minat dan preferensi individu mereka.

Pasti kita pernah berpikir, "Kenapa ya, anak laki-laki suka bermain mainan kereta atau mobil?"

Dalam karyanya yang berjudul The Rules of Sociological, Emile Durkheim menjelaskan fakta sosial merujuk pada pola-pola atau sistem yang mempengaruhi perilaku, pemikiran, dan perasaan manusia.

Fakta sosial memiliki sifat memaksa dan memiliki kemampuan untuk mengatur individu karena mendapatkan persetujuan, pengakuan, dan dukungan dari banyak orang. Fakta sosial ada sebelum kelahiran dan sesudah kematian seseorang.

Kemudian data-data mengenai gender dan preferensi mainan pun juga menunjukkan bahwa anak-anak seringkali mengklasifikasikan mainan berdasarkan gender.

Sejak Kapan Anak Mulai Mendefinisikan Jenis Kelaminnya?

Anak-anak memiliki pemahaman tentang gender sejak usia dini. Mereka mulai mengidentifikasi diri sebagai "perempuan" atau "laki-laki" ketika mereka berusia 24 bulan (Kohlberg, 1966; Kohlburg & Ullian, 1974; Sandnabba & Ahlberg, 1999).

Mereka pun cenderung memiliki pandangan yang sangat ketat tentang bagaimana anak laki-laki dan perempuan seharusnya berperilaku pada usia lima tahun (Martin & Ruble, 2004).

Proses ini menunjukkan bahwa anak-anak sangat baik dalam belajar budaya. Mereka belajar dengan cepat untuk mengkategorikan mainan sebagai "mainan anak perempuan" atau "mainan anak laki-laki" sesuai dengan norma sosial, dan mereka berusaha untuk berperilaku sesuai dengan apa yang dianggap sebagai norma tersebut (Raag & Rackliff, 1998; Powlishta, Serbin, & Moller, 1993).

Mereka dengan cepat mengidentifikasi mainan sebagai "mainan anak perempuan" atau "mainan anak laki-laki" berdasarkan norma sosial, dan mereka berusaha untuk berperilaku sesuai dengan norma tersebut (Raag & Rackliff, 1998; Powlishta, Serbin, & Moller, 1993).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun