Sebenarnya bukan materi "Mental-Health" yang membuat saya ingin menulis opini ini. Di sela-sela materi tersebut, ia menceritakan kegiatan penyuluhan terhadap warga yang tinggal di dekat "Pintu Air Manggarai" agar tidak membuang sampah ke sungai Ciliwung.
Pihak kegiatan tersebut telah memberikan edukasi tentang bahayanya membuang sampah ke sungai dengan memakai bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti masyarkat awam. Namun, sayangnya edukasi tersebut mampu menumbuhkan kesadaran warga yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung.
Setelah usaha tersebut gagal, pihak penyuluhan akhirnya membuat spanduk keagamaan yang berisi tentang menjaga lingkungan dan menghubung-hubungkannya bahwa membuang sampah ke sungai adalah tindakan tercela dan melanggar aturan agama.
Benar saja, beberapa minggu setelah spanduk itu terpasang kasus warga yang membuang sampah ke sungai Ciliwung berkurang. Dari cerita ibu Sari saya menyadari apa yang dikatakan Karl Marx itu ada benarnya, "agama adalah candu".
Mungkin Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Gunungkidul bisa berkolaborasi dengan tokoh agama untuk memberikan edukasi berbasis ceramah kepada masyarakat. Semoga ketika masyarakat mendengarkan ceramah bahwa memakan daging dari hewan yang sakit dan mati dilarang agama, bisa mengurangi kasus warga yang masih berani mengkonsumsi hewan ternak sakit atau telah menjadi bangkai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H