Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan Tri Wibowo
Muhammad Ridwan Tri Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

Suka jalan kaki.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warga Gunungkidul Butuh Edukasi Berbasis Ceramah

11 Agustus 2023   15:13 Diperbarui: 11 Agustus 2023   15:16 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sapi via Pixabay ($ https://pixabay.com/id/vectors/sapi-susu-wisata-ekonomi-satwa-1204968/$ )

Satu bulan yang lalu viral di media sosial sapi yang terpapar antraks di Dusun Jati, Kecamatan Purwosari, Gunungkidul. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan (DPKH) Gunungkidul, Wibawa Wulandari mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan bersama Balai Besar (BBVet) Wates, terdapat 12 ekor ternak berupa 6 sapi dan 6 kambing milik warga Dusun Jati yang terpapar antraks.

Wibawa menjelaskan 6 kambing dan 6 sapi tersebut sudah mati semuanya, namun terdapat 3 ekor sapi yang dikonsumsi warga setempat. Lalu, daging sapi tersebut dibagikan kepada 125 warga. Pengujian Serologis terdapat 85 warga yang mengkonsumsi menunjukkan positif antraks.

Dari tiga ekor sapi tersebut, terdapat satu ekor sapi yang telah dikubur sesuai standar operasional prosedur (SOP). Namun kuburan sapi tersebut digali oleh warga dan dagingnya dikonsumsi. Akibat ulah tersebut, akhirnya tiga warga desa Dusun Jati dinyatakan meninggal dunia.

Menurut Kepala Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti menjelaskan "tradisi mbrandu" menjadi penyebab Gunungkidul sering tejangkit antraks. Tradisi mbradu adalah kegiatan membeli sapi mati atau sakit secara iuaran bersama-sama yang dimaksudkan untuk meringankan kerugian pemilik ternak.

Kemudian timbul pertanyaan dalam benak saya, "kok bisa-bisanya tradisi mbradu terus berjalan. Apakah Pemerintah tidak memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat?" Karena pertanyaan itu, saya melakukan penelusuran di Google dan ternyata Pemerintah Daerah setempat sudah sering memberikan edukasi kepada masyarakat.

Tapi yang menjadi perhatian saya, mengapa dari pihak Pemerintah Daerah tidak ada yang berkolaborasi dengan tokoh agama setempat untuk melakukan ceramah tentang memakan hewan sakit atau bangkai itu dilarang dalam Islam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul tahun 2021, warga kecamatan Purwosari yang beragama Islam pun berjumlah 28.474.

Agama adalah Opium bagi Masyarakat

A Contribution to the Critique of Hegel's Philosophy of Right adalah jurnal yang memuat tulisan "agama adalah candu", dalam bahasa Jerman, "Die Religion ... ist das Opium des Volkes" (terjemahan langsung "Agama ... adalah opium bagi masyarakat").

Jurnal tersebut ditulis pada tahun 1843, namun tidak diterbitkan hingga waktu kematian Karl Marx. Pengenalan tulisannya dimulai terpisah-pisah sejak tahun 1844 dalam jurnal Marx Deutsch-Franzosische Jahbucher, berkolaborasi dengan Arnold Ruge.

Ketika saya melakukan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tanggal 24 Agustus 2022, seorang dosen mata kuliah Agama Islam di UNJ, ibu Sari Narulita mengisi materi "Mental-Health".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun