Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan Tri Wibowo
Muhammad Ridwan Tri Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

Suka jalan kaki.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Setelah Direvitalisasi, Halte TransJakarta Belum Juga Inklusif untuk Masyarakat

4 Juli 2023   23:19 Diperbarui: 5 Juli 2023   02:01 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JPO Dukuh Atas yang Sempit Sekali (Foto Pribadi)

Setelah selesai merevitalisasi 46 halte di tahun 2022, TransJakarta kembali merevitalisasi 10 halte di tahun ini. Apakah revitalisasi kali 10 halte TransJakarta berikutnya menjadi lebih inklusif?

Pada tahun 2022, PT TransJakarta telah melakukan revitaliasi 46 halte. Dari empat puluh enam halte tersebut, PT TransJakarta juga revitalisasi empat halte ikonik, yaitu halte Sarinah, Bundaran HI, Tosari, dan Dukuh Atas. Halte Bundaran HI dan Tosari sendiri pernah menuai kritik di masa pembangunannya.

Melansir Antara, seorang asitek pada bidang urban, pelestarian cagar budaya, dan sejarah, Bambang Eryudhawan menilai pembangunan halte Bundaran HI, menggangu kenyamanan peradaban kota.

"Coba contoh lihat di Tokyo, atau di mana, bikin halte ya bikin halte. Sudah. Enggak usah aneh-aneh. Apalagi yang dibela selfie-selfie-nya. Aduh, masya Allah. Kayak enggak tahu tempat saja," kata Bambang, dikutip dari BBC News Indonesia.

Kemudian, Serajawan, JJ Rizal, melalui akun Twitternya pernah meminta Gubernur DKI Jakarta--waktu itu--Anies Baswedan untuk menghentkan pembangunan halte kembar (halte Bundaran HI dan Tosari) dan bertingkat dua yang berbentuk seperti kapal pesiar.

Menurutnya, selain merusak pemandangan, menilai pembangunan halte ini mengkapitalisaasi kawasan berserajah warisan Presiden Soekarno yang mencakup Monumen Selamat Datang.

Pembangunan yang Mementingkan Keindahan dan Tidak Inklusif untuk Masyarakat

Selain kecewa dengan pembangunan yang bernilai komersial, saya kecewa dengan fungsi dua halte kembar yang berbentuk kapal pesiar tersebut. Untuk apa membangun halte menjadi dua lantai, kalau ujung-ujung kita masih menyebrang di jalan raya. Mengapa tidak lewat Jembatan Penyebrangan Orang (JPO)?

Lantai Dua Bangunan Halte Tosari yang Terkena Tampias Hujan (Foto Pribadi)
Lantai Dua Bangunan Halte Tosari yang Terkena Tampias Hujan (Foto Pribadi)

Belum lagi bangunan lantai dua di halte Tosari masih terkena tampias hujan. Jadi, untuk apa pembangunan yang menghabiskan milliar rupiah, selain hanya mempercantik bangunan saja. Saya tidak bisa membayangkan bagiamana kalau seorang lansia atau ibu hamil terjatuh karena lantainya licin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun