Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan Tri Wibowo
Muhammad Ridwan Tri Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

Suka jalan kaki.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Teori Kebutuhan Abraham Maslow Menurut Akun Youtube Satu Persen dan Ngaji Filsafat

29 Juni 2023   02:08 Diperbarui: 3 Juli 2023   16:41 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, menurut kacamataku biasanya masyarakat miskin yang masih berusaha mencukupi kebutuhan level 1 dan 2 (tapi yang sadar akan hal ini, bukan yang sok bergengsi) mereka tidak berpikir besok mau jadi apa atau bercita-cita menjadi apa. Mau menjadi kuli bangunan atau tukang sayur mereka cuek. Karena yang ada dalam pikirannya yang penting bisa makan. Masyarakat ini kalau dipaksakan membaca buku, bukan hidupnya makin baik tapi makin buruk karena cuma menambah pengeluaran dan beban pikiran saja. (Poin ini bisa menjawab mengapa masyarakat kita rendah terhadap minat baca)

Di level 3 ada namanya hubungan sosial. Di sini timbul keinginan rasa ingin saling memiliki. Makanya, di dunia ini banyak perkumpulan dan organisasi. Dalam urusan percintaan, kita ingin ada rasa saling memiliki. Mencintai saja tentu pahit dan dicintai tanpa mencintai rasanya hambar.  

Dalam hal ini, aku ingin menekankan lebih ke kasus percintaan. Banyak masyarakat di sekitar kita yang kebutuhan level 1 masih belum tercukupi tapi memaksa saling berkomitmen untuk melangkah bersama ke hubungan yang lebih serius. Kita pasti sering mendengar, "nikah bukan modal cinta doang", aku rasa perkataan itu benar adanya. Kalau dipaksakan cuma menambah beban pengeluaran untuk makan. Masyarakat seperti ini biasa selalu berdalih rezeki akan lebih banyak kalau sudah menikah. (Poin ini bisa menjawab mengapa masyarakat kita banyak yang miskin)

Lanjut ke level 4, yaitu harga diri atau apresisasi. Di dalam hidup kita butuh penghargaan dari orang lain. Orang lain menganggap diri kita penting, menganggapmu punya peran. Ironisnya di masyarakat yang kebutuhan dasarnya belum tercukupi, bisa-bisa masih berpikir orang lain memberikan penghargaan terhadap dirinya. Kalau mau gajinya yang UMR bisa mengatasi masalah kebutuhan level 1 dan level 2, mereka malah kredit motor dan hp (ah, malas ngetik mereknya); yang akhirnya tidak bisa kebayar dan melakukan pinjaman online. (poin ini bisa menjawab mengapa gaji sudah UMR tapi kebutuhan dasar tidak tercukupi)

Dan, level 5 adalah aktualisasi diri. Kebutuhan menjalani hidup yang sesuai dengan potensi, dikendalikan dengan perasaan di mana kamu ingin hidup sesuai dengan potensi yang kamu punya. Yang terakhir ini mampu menjawab pertanyaan, "Kenapa si orang berpengaruh lahir dari keluarga kaya?"

Ya, karena dia sudah tidak lagi mikirin besok bisa makan apa tidak? Besok ada ongkos kuliah apa tidak? Atau pertanyaan-pertanyaan yang cukup menggangu lainnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun