Wisata Gereja Ayam Magelang, Jawa Tengah
Gereja Ayam adalah salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal di kawasan Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Keunikan arsitektur, Sejarah dan cerita mengenai Gereja Ayam ini membuat banyaknya wisatawan asing maupun lokal tertarik untuk mengunjungi destinasi wisata ini.Â
Penamaan Gereja Ayam oleh masyarakat dan wisatawan itu sendiri dibuat karena Gereja tersebut memiliki bentuk yang mirip dengan bentuk ayam. Namun, pria kelahiran Lampung yang bernama Daniel Alamsjah (orang yang memrakarsai bangunan Gereja Ayam) ini, mencoba meluruskan bahwa sebenarnya bentuk tersebut bukanlah bentuk ayam, melainkan burung merpati yang memakai mahkota.
Destinasi ini semakin viral karena berkesempatan untuk menjadi salah satu tempat lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta  (AADC) season 2 yang tayang pada tahun 2016.Â
Saat itu tokoh karakter utama dalam film, Rangga dan Cinta, menceritakan adegan tentang berakhirnya kebersamaan mereka seraya menikmati keindahan di Puthuk Setumbu, Â jalur tracking yang ada di sekitar Gereja Ayam.Â
Melansir dari situs Indonesia.go.id, Rabu (20/5/2021), cerita mengenai berdirinya bangunan Gereja Ayam ini memiliki sejarah yang panjang, Dimulai dari seorang pemuda bernama Daniel Alamsjah yang menerima pesan Ilahi melalui sebuah mimpi untuk mendirikan sebuah rumah doa di daerah perbukitan yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.
Setelah mengumpulkan niat dan menyiapkan batin dan mental, Akhirnya Daniel Alamsyah mencetuskan ide untuk membangun Gereja di kawasan Bukit Rhema. Pada tahun 1988, Daniel Alamsyah dan keluarganya mengunjungi kawasan Borobudur tersebut dan mereka bertemu dengan seseorang bernama Jito.
Kemudian, Jito menjelaskan bahwa ada sebuah bukit di Dusun Gombong, Daniel Menamai bukti tersebut "Rhema" yang berartikan firman Tuhan yang hidup bagi umat kristiani. Pada saat itu Daniel Percaya bahwa Bukit hema adalah wujud dari bentuk pengumpulan niat dan batin dalam doanya.Â
Proses pembangunan rumah doa tersebut dimulai pada tahun 1992, akan tetapi pembangunan tersebut sempat terhenti pada tahun 1996 karena adanya krisis moneter. Walaupun bangunan tersebut belum melewati pembangunan yang sempurna, umat kristiani tetap menjadikan tempat tersebut untuk berdoa dan beribadah.Â
Selain untuk beribadah, bangunan Gereja Ayam ini juga dimanfaatkan untuk tempat merehabilitasi anak-anak seperti anak yang memiliki keterbatasan fisik, anak-anak jalanan dan berandalan, pecandu narkoba, pecandu lem, dsb. Gereja Ayam ini memiliki 7 buah lantai yang dimana disetiap lantainya memiliki cerita yang berbeda-beda, sama seperti perjalanan kehidupan manusia, seperti perjalanan spiritual, cerita makna doa, kebaikan Tuhan dan kearifan lokal.
Pada tahun 2000, tempat ini sempat ditutup oleh masyarakat lokal karena terdapat penolakan dari warga setempat. Kemudian di tahun 2014, Gereja Ayam ini dibuka kembali untuk umum dan djadikan destinasi wisata.Â
Meskipun Gereja Ayam ini memiliki banyak cerita horor dan aura mistis yang kuat, seperti banyak pengalaman berjumpa dengan sosok bayangan wanita yang besar dan sosok-sosok gaib lainnya, keindahan alam Bukit Rhema tetap menarik banyak wisatawan lokal maupun luar untuk merasakan indahnya pemandangan yang disuguhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H