Selain untuk beribadah, bangunan Gereja Ayam ini juga dimanfaatkan untuk tempat merehabilitasi anak-anak seperti anak yang memiliki keterbatasan fisik, anak-anak jalanan dan berandalan, pecandu narkoba, pecandu lem, dsb. Gereja Ayam ini memiliki 7 buah lantai yang dimana disetiap lantainya memiliki cerita yang berbeda-beda, sama seperti perjalanan kehidupan manusia, seperti perjalanan spiritual, cerita makna doa, kebaikan Tuhan dan kearifan lokal.
Pada tahun 2000, tempat ini sempat ditutup oleh masyarakat lokal karena terdapat penolakan dari warga setempat. Kemudian di tahun 2014, Gereja Ayam ini dibuka kembali untuk umum dan djadikan destinasi wisata.Â
Meskipun Gereja Ayam ini memiliki banyak cerita horor dan aura mistis yang kuat, seperti banyak pengalaman berjumpa dengan sosok bayangan wanita yang besar dan sosok-sosok gaib lainnya, keindahan alam Bukit Rhema tetap menarik banyak wisatawan lokal maupun luar untuk merasakan indahnya pemandangan yang disuguhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H