Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Islam Sultan Agung

Insya Allah menjadi orang yang berguna bagi semua teman dan keluarga. Pemimpi yang ambisius untuk meraih mimpi yang jauh disana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terima Kasih Pandemi

27 Juni 2021   08:21 Diperbarui: 27 Juni 2021   11:36 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ngeri kang disana, virus nya juga nggak keliatan jadi bikin waspada. Mau ngapa-ngapain harus hati-hati. Bahkan kalo ada orang yang pingsan di jalan itu nggak ada yang berani deketin, semua takut kalo itu kena korona"jawab ayahku

"Wah ngeri juga ya, tapi kalo lihat berita lebih ngeri di Cina sana, saya sampai merinding denger berintanya"

"Betul Pak Ali. Di Indonesia aja korona ini sudah merusak tatanan negara, berbagai sektor kena dampak, ekonomi, pendidikan, politik, industri, teknologi dan masih banyak lagi. Rakyat kecil jadi menderita karena banyak PHK dan pendapatan jadi berkurang"jelas pak Rona.

"Memang sulit sekali keadaan saat ini, tapi kita harus bersyukur dengan adanya virus ini pak"ucap ayahku. Sontak semua menoleh kaget ke ayahku dan tampak bingung

"Loh, apanya yang disyukuri pak? Keadaannya aja sulit begini" tanya Pak Anton heran.

"Nah begini bapak-bapak semua, walaupun virus ini memberikan dampak yang buruk, tapi tentu saja ada hal positif yang bisa kita ambil dari virus ini. Seperti contohnya adanya virus ini kita jadi ingat akan kematian sehingga lebih banyak beribadah, semua orang sekarang menjadi peduli dan perhatian dengan kesehatan juga kebersihan, selain itu orang-orang sekarang diminta untuk tetap tinggal di rumah sehingga punya banyak waktu berkumpul dengan anggota keluarga mereka, virus ini juga membuat kita menjadi pribadi yang peduli dengan tetangga dan kerabat yang sedang kesulitan. Nah itu beberapa hal yang bisa menjadi contoh dampak positifnya. Jadi musibah itu juga harus kita liat dari sudut pandang positifnya juga. Begitu bapak-bapak.."ucap ayahku panjang lebar dan jelas.

"Oh iya ya kang Budi, baru sadar saya kalo ada dampak positifnya juga hehe"sahut pak Ali diikuti anggukan yang lain. Aku juga ikut mengangguk menyimak obrolan bapak-bapak itu.

"Ya semoga virus ini segera usai lah ya, jadi bisa beraktivitas seperti biasa lagi"sahut pak RT.

"Aamiin" jawab semua bersamaan.

Sekitar pukul 11 semua memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka semua harus bangun pagi untuk sahur dan salat subuh di masjid. Aku juga ikut pulang. Namun sesampainya di rumah aku belum bisa tidur, masih mengingat-ingat ucapan ayah tadi di pos ronda. Semua yang ayah ucapkan itu benar sekali, berdasarkan kenyataan yang terjadi pada keluarga ini. 

Tahun ini adalah pertama kalinya ayah sahur dan berbuka di hari pertama Ramadhan bersama dengan keluarga lengkap. Tentu saja sejak ayah di Jakarta, beliau tidak pernah bisa mendapatkan kesempatan untuk ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun