Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Revolusi Pelayanan Bus Pasca New Normal

26 Juli 2020   22:26 Diperbarui: 27 Juli 2020   10:02 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kabin pesawat Airbus A350 aviascope.com

Bus yang sangat diminati masyarakat menjadi peluang bagi beberapa armada bus untuk mengubah formasi kursi. Apalagi, bus merupakan kendaraan umum yang paling mudah dimodifikasi. Bahkan, bus model lama yang keluar antara tahun 1999-2005-an bisa dimodifikasi bentuk dan interiornya.

Mengingat keuntungan yang berlimpah karena prospek transportasi mudik mengarah kepada bus. Hal ini memudahkan pihak armada bus untuk modifikasi dan pembelian sasis. Keuntungan yang besar menjadikan beberapa armada membeli secara borongan (1 armada bisa membeli 4-11 sasis per order).

Perubahan sistem formasi ini menjadi hal baru dalam pelayanan bus. Sensasi yang dirasakan akan berbeda dan peluang terpapar virus bisa sangat kecil dan lebih teratasi. Apalagi, bus sudah mengalami banyak perubahan demi meningkatkan kenyamanan selama keberangkatan.

Kita tidak tahu kapan pandemi Corona ini akan berakhir. Apakah menunggu vaksin corona ala Bill Gates datang ataukah buatan China, kita hanya bisa berharap kepada Sang Pencipta. 

Tentu, hal ini juga harus dipikirkan oleh armada bus, apakah model ini tetap dipakai pasca new normal atau kembali seperti lazimnya bus (formasi kursi 2-2).

Apalagi, bus dengan penerapan pembatasan sosial ini tidak dilengkapi bagasi. Hal itu dilakukan untuk perlengkapan fitur keselamatan anti virus Corona dengan sinar UV ataupun penyaring udara seperti teknologi pesawat terbang.

Armada bus harus mampu menyikapi peluang ini jika seandainya pandemi ini berakhir. Kita tentu tidak bisa menyamakan Corona tahun 2020 ini dengan SARS yang terjadi 17 tahun yang lalu. Paparan virusnya jauh lebih parah karena dapat menyerang hingga 15 juta penduduk dunia. Indonesia hampir mencapai 100 ribu yang positif Corona.

Ilustrasi formasi tempat duduk bus di Thailand (bangkokpost.com)
Ilustrasi formasi tempat duduk bus di Thailand (bangkokpost.com)
Desain bus seperti itu juga harus disesuaikan dengan sistem yang mendukung kenyamanan penumpang. Tentu kita memerlukan bagasi jika tidak ingin rempong dengan barang yang memenuhi kursi kita.

Kita tetap menginginkan kenyamanan kursi dengan formasi 2-2. Kita tentu ingin berbincang dengan penumpang sebelah tentang perjalanan. Siapa tahu, ada di antara kita yang merupakan pecinta bus. Mungkin saja jodoh ke depannya. Who knows.

Desain bus seperti ini tentu harus menjadi pemerhati otomotif dan desainer kendaraan. Apakah model formasi seperti ini perlu diterapkan sebagai inovasi bus. Ataukah hanya sementara sehingga armada bus kembali mengubah formasi kursi seperti sedia kala.

Kita juga ingin ada penumpang yang bisa melihat pemandangan walaupun di sampingnya ada orang. Belum lagi, jika sebelahnya sepi, kita bisa tidur dengan selonjoran sambil baca buku. Hal itu menjadi pengalaman baru bagi mereka yang akan naik bus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun