Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mana Lebih Baik: PNS, Karyawan, atau Wirausahawan?

19 Juli 2020   14:57 Diperbarui: 19 Juli 2020   15:08 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (lakeridgenewsonline.com)

Pekerjaan sebagai PNS masih menjadi impian semua kalangan. Terutama dari segi pendidikan yang dimulai dari SMA, S1, S2, S3, hingga jenjang Profesor. Hal itu didukung oleh jaminan yang didapat dari tiap-tiap instansi.

Begitu juga dengan BUMN, perusahaan semi pemerintahan yang bergerak dalam meningkatkan perekonomian negara. Sama seperti perusahaan swasta, BUMN langsung dikelola oleh pemerintah sehingga setiap jaminan sudah diatur oleh negara. Gaji maupun jaminan kesehatan sudah diatur sehingga menjadi dambaan bagi lulusan SMA dan Sarjana.

Biasanya setelah lulus dari jenjang pendidikan (SMA maupun Sarjana), sebagian besar mereka pasti langsung memilih bekerja sebagai PNS atau BUMN. Jaminan gaji bulanan, biaya kesehatan, rumah dinas, kendaraan dinas, maupun sarana hiburan yang mendapat jaminan akan membuat mereka tergiur. Inilah yang menimbulkan anggapan bahwa bekerja di instansi pemerintahan lebih mulia.

Semua itu tergantung paradigma masyarakat. Namun, apakah itu sebanding dengan kebutuhan harian yang tingkat prioritasnya jauh lebih penting? Tentu membutuhkan jumlah pengeluaran yang lebih besar daripada kebutuhan harian.

Semua itu problemnya adalah biaya. Saya masih ingat bagaimana seorang pria yang menumpang satu bus mengatakan begini, "Kalau mau sukses mendingan jadi wirausahawan saja. Sebab, sayang jika anak-anak muda tidak banyak yang mau mengembangkan potensinya."

Ilustrasi (pengajar.co.id)
Ilustrasi (pengajar.co.id)

Bagi saya, semua itu tergantung pandangan diri kita sendiri. Menjadi wirausahawan itu mulia namun menjadi pegawai pemerintahan (PNS dan BUMN) juga mulia. Sama-sama masuk surga juga jika diniatkan karena ibadah namun juga sama-sama masuk neraka juga jika diniatkan untuk keburukan.

Ilustrasi (indonesiaconsult.com)
Ilustrasi (indonesiaconsult.com)
PNS

Gaji memang menjadi pertimbangan untuk menyambung hidup. Tentu saja kita butuh makan, sekolah, biaya berobat, maupun ibadah haji jika mampu. Semua bisa saja mendatangkan uang jika kita tidak malas dan semangat meningkatkan potensi kita.

Jika kita menjadi wirausahawan, otomatis kita harus menjadi pengusaha dengan mengelola bisnis. Kita harus tahu masyarakat yang dijadikan target atau calon konsumen. Selain itu, kita harus punya partner bisnis yang bisa diajak kerjasama dan kemampuan strategis dalam meningkatkan bisnis.

Apalagi kita memasuki zaman teknologi. Segala sesuatu bisa dengan mudah dicapai menggunakan teknologi. Kita tidak perlu datang ke tiap-tiap rumah maupun menelepon seseorang hanya untuk menawarkan produk. Cukup memasarkannya dengan menggunakan media sosial maupun video Youtube.

Ilustrasi (lakeridgenewsonline.com)
Ilustrasi (lakeridgenewsonline.com)

Bahkan, sistem jual beli online yang dulu terasa asing kini semakin dipermudah. Bahkan, muncul promo besar-besaran untuk siapa saja yang tranksaksi lewat toko online tertentu. Barang apapun jadi lebih mudah diketahui masyarakat yang ingin membeli termasuk kebutuhan pertanian.

Tahun 2020 ini, kebutuhan masyarakat sudah mengarah kepada kebutuhan pokok. Salah satu yang terpenting adalah pangan. Untuk itu, mengapa industri pertanian menjadi semakin laris hingga petani bisa mendapat penghasilan melimpah. Masyarakat tentu membutuhkan makanan yang sehat dan bersih dari unsur kimia agar mampu meningkatkan imun tubuh.

Ilustrasi (kelorina.com)
Ilustrasi (kelorina.com)
pertanian

Namun, masalah persaingan dan juga rentannya terkena unsur hama juga harus diperhatikan dengan baik. Banyak petani yang berlomba menghasilkan panen yang berlimpah dengan berbagai strategi. Semua itu dipermudah dengan adanya pupuk yang memudahkan tanaman tumbuh subur. Bahkan, sudah ada pupuk herbal yang berperan mengatasi unsur kimia dan hama.

Tentu, hasilnya melimpah sehingga banyak petani yang tergiur mencoba produk itu. Eforia itu juga dapat dirasakan oleh kawula muda yang tertarik untuk berbisnis agrikultur. Namun, semua itu harus disiasati dengan ilmu dan kecakapan mereka dalam wirausaha.

Masalahnya, apakah hal itu membuat pekerjaan PNS dan BUMN menjadi sepi peminat? Tentu saja tidak sepenuhnya benar maupun juga salah. Sebab, tidak ada satupun yang bisa menebak darimana datangnya rejeki. Hanya saja, sangat disayangkan jika potensi yang dimiliki tidak dikembangkan.

Tentu saja dalam karir kita harus punya kelebihan. Ilmu itu bisa dikembangkan tanpa harus kuliah. Kita bisa belajar membuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Tidak masalah kita mendapat 1 pelanggan jika itu rejekinya. Syukur-syukur, kita bisa langsung mendapat pelanggan hingga ratusan bahkan ribuan secara langsung jika dilakukan dengan sregep (tekun).

Kita juga pernah melihat bagaimana karyawan mengeluhkan gajinya yang tidak mengalami kenaikan. Begitu juga, kita sering melihat bagaimana wirausaha mengeluhkan sepinya langganan sehingga pemasukannya tidak sesuai harapan. Tentunya untuk menghadapi hal itu kita harus mengetahui faktor kegagalan dengan meningkatkan kapabilitas agar semakin termotivasi.

Tentu, kita juga tidak ingin terjadi kecelakaan kerja dan skandal seperti korupsi. Jika terjadi, sanksi yang kita dapatkan seperti pemecatan hingga hukuman pidana jika kita tidak menjalankan pekerjaan dengan niat ibadah. Semua bisa terjadi pada siapa saja bahkan pengangguran sekalipun.

Ilustrasi (forbes.com)
Ilustrasi (forbes.com)
pemecatan

Kita bisa berkarir dimana saja dan sebagai apa saja. Bisa sebagai PNS, karyawan BUMN, karyawan swasta, polisi, tentara, pilot, guru, dokter, bahkan pengusaha sekalipun. Satu hal terpenting, semua itu tergantung kemampuan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun