Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mungkinkah Boeing 747 dan Airbus A380 Discontinue?

19 Juli 2020   11:44 Diperbarui: 19 Juli 2020   12:04 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Varian pesawat jumbo sempat dimunculkan ke publik dengan hadirnya Boeing 747-8 (Intercontinental dan Freighter). Pesawat itu diklaim mampu membawa penumpang dalam jumlah besar namun hemat bahan bakar dan efisien. Tentu, kehadirannya mampu menyaingi Airbus A380.

ilustrasi interior Boeing 747-8i
ilustrasi interior Boeing 747-8i

ilustrasi Interior A380
ilustrasi Interior A380
Pesawat Boeing 747-8i (penumpang) menjadi pembaharu dari Boeing 747-400 untuk kategori jet 2 lantai. Sedangkan Boeing 747-8F (Cargo) menjadi varian yang saat ini masih dipesan. Berbeda dengan Airbus A380 yang belum memiliki unit kargo. Jumlah pesawat Boeing 747-8 seluruhnya ada 137 unit hingga Mei 2020.

ilustrasi Boeing 747-8f
ilustrasi Boeing 747-8f
Munculnya pesawat jenis baru yang terus bermunculan membuat beberapa maskapai tertarik untuk membelinya. Pesawat yang hemat bahan bakar dan memiliki kecepatan tinggi sangat diharapkan pihak maskapai. Tentu, ini berbanding lurus dengan keinginan konsumen akan pesawat yang murah namun cepat sampai tujuan.

Kehadiran Boeing 787 (2007), Airbus A350 (2013), dan Boeing 777x (2020) mampu mencuri perhatian konsumen dan maskapai. Hal itu tentu didukung oleh kemampuan pesawatnya yang hemat bahan bakar dan mewah.

ilustrasi Boeing 777x
ilustrasi Boeing 777x

Kabar tentang berkurangnya produksi pesawat besar tersebut kurang mengenakkan bagi produsen, maskapai, maupun pecinta aviasi. Ibarat lapak, jika tidak ada pembeli maka penjual dan pengguna jasa akan menutupnya. Begitu juga pecinta produk mereka akan bersedih jika jualan tersebut tutup lapak.

Jikapun masih berusaha mempertahankan unit kargo (Boeing 747-8F), tetap jumlah pemesanan mengalami stagnan. Per tahun hanya bisa mencapai 6 unit sekali pemesanan. Jauh dari harapan di tahun sebelumnya yaitu 12 unit per tahun. Namun, desainnya yang modern dengan sayap lancip seperti Boeing 787 mampu membuatnya hemat bahan bakar dan tahan dari turbulensi.

ilustrasi sayap Boeing 787
ilustrasi sayap Boeing 787
Bahkan, pesawat ini sudah menggunakan teknologi fly-by-wire yang terkontrol seluruhnya oleh komputer. Hal ini semakin memudahkan pilot untuk mengoperasikan sistem otopilot layaknya robot. Selain kecanggihan itu, pesawat ini juga memiliki bobot lebih ringan sehingga sangat potensial untuk dikembangkan lagi.

ilustrasi sistem fly-by-wire
ilustrasi sistem fly-by-wire
Memang, ada kesan mendalam terhadap pesawat jumbo tersebut. Kemewahan dan kemampuan terbang yang efisien serta canggih harusnya mampu menarik konsumen. Namun, biaya operasional dan perawatan yang mahal karena 2 mesin di tiap sayap yang digunakan menjadikannya mahal dan boros.

Tentu, hal itu membuat pihak maskapai berfikir 2 kali lipat untuk membelinya. Mereka juga berfikir tentang jumlah penumpang yang nanti akan menaikinya. Tentu saja mereka sangat ingin memberikan harga yang murah demi memenuhi kepuasan penumpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun