Mobil terdiri dari bagian mesin depan sebagai penggerak utama. Dimulai dari saluran angin yang berfungsi menyaring udara untuk mempercepat proses pembakaran. Bagian ini berbentuk pipa tabung yang terletak di atas mesin.
Itulah Intake manifold yang letaknya terhubung dengan bagian atas mesin karena ada gasket yang menghubungkan 2 saluran yaitu pembakaran dan masuknya udara. Gasket intake manifold tersebut terbuat dari plastik dan karet dan terus mengalirkannya ke dalam mesin pembakaran.
Intake manifold merupakan komponen yang berfungsi menyalurkan campuran bahan bakar dan udara dari alat pencampur ke ruang bahan bakar atau piston.
Intake manifold menjadi bagian utama yang mendorong angin untuk menyuplai bahan bakar ke bagian sistem pembakaran. Campuran bahan bakar dan udara tersebut disuplai dari alat pencampur atau karburator.
Udara dan bahan bakar disalurkan oleh intake manifold ke dalam ruang bakar di tiap-tiap silinder. Setelah disalurkan, udara dan bahan bakar disalurkan ke water jacket.
Saluran tersebut berfungsi mengalirkan air panas dari sistem pendingin pada intake manifold. Sehingga, campuran bahan bakar dan udara cepat menguap karena adanya panas dari water jacket.
Vitalnya bagian ini menjadikan mobil sangat riskan apabila kemasukan air. Terutama, saat terjadi banjir yang tentu mengkhawatirkan pemilik mobil.
Menurut Wahidin Jaelani, Service Manager Astrindo Daihatsu Daan Mogot, Jaksel, gejala masuknya air ke dalam mesin bisa memicu water hammer. Gejala ini terjadi karena air yang masuk ke dalam ruang pembakaran yang disebut air intake atau intake manifold.
Air yang masuk ke dalam ruang bakar bisa ikut terkompresi dalam proses pembakaran mesin. Apakah itu saat mobil melaju ataupun mesinnya dinyalakan. Apalagi, air yang sifatnya isolator atau penghantar panas yang buruk tentu tidak bagus bagi sistem pembakaran mobil.
Selain itu, sifat air tersebut lebih padat daripada udara dan bahan bakar. Jika air terkompresi dalam intake manifold, bisa menghasilkan tekanan yang melebihi batas normal pembakaran. Tekanan tersebut bisa memicu ledakan atau letupan yang seketika mendorong piston.
Dorongan akibat air jika terlalu ditekan bisa menyebabkan piston bolong sehingga memicu water hammer. Selain piston, setang piston atau connecting rod bisa menjadi bengkak atau patah akibat masuknya air.
Setang piston bergerak sesuai poros crankshaft. Jika terjadi water hammer, tonjokan dapat memaksa gerak stang piston berlawanan sehingga timingnya mendadak. Tentu saja hal ini dapat merusak mesin jika kemasukan air.
Pemilik mobil harus mewaspadai segala kemungkinan terjadinya banjir. Tentu saja, mobil tidak didesain untuk melawan arus air. Air memiliki senyawa yang berbeda dengan cairan bahan bakar. Kepadatan yang dikandung dalam air bisa menekan mesin dengan intensitas yang lebih besar jika terlalu dipaksakan.
Berbeda dengan knalpot yang menjadi bagian utama mobil. Meskipun sama-sama merupakan bagian dari mesin, knalpot memiliki saluran yang tidak dijangkau air. Bisa dibilang, air tidak dapat merusak mesin karena masuk di saluran knalpot.
Dorongan kuat dari tekanan gas buang dapat menekan air ke luar lebih cepat. Sehingga, peluang air masuk ke dalam mesin sangat sedikit. Meskipun begitu, kita tetap harus waspada jika sewaktu-waktu air yang masuk di knalpot bisa menggangu sistem pembakaran mesin.
Jangan sampai terjadi lagi seperti banjir Jakarta seperti pada awal 2020 dan akhir Februari 2020. Tingkat kewaspadaan harus diupayakan semaksimal mungkin. Agar mobil lebih aman, sebaiknya ungsikan ke tempat yang lebih tinggi dan jauhkan dari air.
Selain kerusakan karena masuknya air, kerusakan intake manifold juga bisa terjadi pada kebocoran udara. Faktor itu juga bisa terjadi akibat water hammer dimana piston dipaksa berputar dengan intensitas tinggi.
Akibatnya, mesin akan susah berputar dalam keadaan idle atau stasioner. Istilahnya, perputaran mesin saat stasioner menjadi kasar.
Akibatnya, perbandingan campuran udara dan bahan bakar akan menjadi kurus karena adanya tambahan udara bebas yang dapat masuk ke dalam ruang bakar akibat kebocoran intake manifold.
Mesin mobil tentu sangat rentan dengan masuknya air. Tentu akan sangat berbahaya jika mobil memasuki wilayah yang ketinggian airnya melebihi ketinggian roda. Untuk itu, pengendara harus menekan gas dengan kecepatan konstan untuk meminimalisir water hammer.
Belum lagi, air yang sifatnya dingin sehingga tidak bisa membakar minyak. Akan sangat bahaya tentunya jika pemilik memaksakan mobilnya melaju di genangan air.
Untuk itu, pengendara selaku pemilik harus memperhatikan keselamatan mobil dengan mengungsikannya ke daerah yang tidak ada air. Hal ini sebagai langkah paling aman dari masuknya air ke dalam mesin mobil.
Selama ini, orang sering mengkaitkan rusaknya mesin (water hammer) karena masuknya genangan air ke dalam knalpot. Seperti yang dijelaskan di atas, knalpot memiliki saluran yang bermuara dari water jacket. Tentu, dorongan yang kuat tidak akan memberi akses air masuk ke dalam ruang pembakaran.
Jadi, yang menyebabkan air mudah masuk ke dalam mesin adalah intake manifold. Bukan knalpot seperti yang biasanya kita ketahui.Â
Pemilik maupun pecinta otomotif harus memperhatikan pentingnya intake manifold. Termasuk jika akan menghadapi banjir maupun genangan air yang ketinggiannya di atas ground clearance mobil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H