Â
      Siapa sih yang ga kenal sama mi instan? Makanan yang digemari seluruh kalangan dan salah satu makanan paling populer di Indonesia. Bahkan Indonesia menduduki peringkat 2 dari 10 negara paling gemar makan mi instan. Konsumsi mi instan mencapai 14,5 miliar porsi sepanjang tahun 2023.
Â
      Dibalik popularitasnya, kalian mungkin sering dengar berbagai macam larangan atau hal negatif tentang mi instan. Mulai dari bisa bikin kanker, air rebusannya mengandung lilin, bisa membuat bodoh, dan bermacam argumen negatif lainnya. Tapi, di sisi lain mi instan juga jadi livesafer alias ngga cuma menyelamatkan perut anak kos atau pekerja di tanggal tua. Mi instan juga jadi penyelamat buat orang yang berada dalam kondisi darurat.
Â
Segala sisi positif dan negatif tentang mi instan ini mungkin bikin kalian bertanya. Sebenarnya ada cerita apa sih, dibalik mi instan? Kenapa banyak orang suka mi instan?
Â
Sejarah Mi Instan
Pada Perang Dunia ke-2 jepang mengalami kekalahan dan hancur lebur setelah peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki. Banyak rakyat yang menderita dan jatuh sakit, serta bencana kelaparan di mana-mana. Bahkan, orang -- orang rela untuk mengantri panjang untuk mendapatkan ramen hangat sebagai makanan.Â
Â
      Dikarenakan jepang dilanda bencana kelaparan, Amerika memutuskan untuk memberikan bantuan gandum atau tepung kepada jepang sebagai pasokan pangan. Karena gandum yang diberikan jumlahnya terlalu banyak dan mereka pun bingung mau dimanfaatkan untuk apa.
Â
      Hal ini lah yang kemudian memicu seorang pengusaha yang bernama Momofuku Ando dalam menciptakan makanan dari pasokan gandum yang melimpah itu. Dalam pikiran si Ando, makanan inovasi ini harusnya simpel, tidak ribet, tidak mudah hancur, mudah dimasak, tapi tetap enak dan aman untuk dikonsumsi. Hal tersebut Ando pikirkan karena kalau misalnya ada bencana lagi, orang orang tidak perlu mengantri panjang untuk mendapatkan makanan. Dan yang lebih baik lagi, kalau ciptaannya ini bisa membantu dalam mengakhiri bencana kelaparan di dunia.
Â
      Setelah berkali-kali percobaan selama satu tahun, Ando pun stuck. Kemudian dia tidak sengaja menemukan inspirasi ketika istrinya sedang menggoreng tempura, "Makanan yang teksturnya kenyal kalau digoreng ternyata bakal jadi kering dan awet. Tapi ketika dikasih air bakal kenyal lagi." pikir Ando . Disinilah sebuah inspirasi dari ando muncul, "Berarti makanan yang gua bikin prosesnya harus gitu. Mentah, digoreng dulu, terus direbus dulu biar kenyel, tambahin bumbu kayaknya enak." ucap Ando.
Â
      Akhirnya, Ando memutuskan untuk membuat ramen. Karena menurutnya, kalau orang-orang rela untuk mengantri panjang hanya untuk semangkuk ramen, ramen instan pasti akan sangat membantu. Jadilah ramen alias mi instan pertama di tahun 1958. Mi rebus rasa ayam yang bernama Chikin Ramen.
Â
      Singkat cerita, belasan tahun setelah terciptanya mi instan, Ando melihat kalau mi instan itu ternyata tidak se-instan dan se-praktis itu. Apalagi untuk para pekerja Jepang yang cuma punya waktu istirahat yang relatif singkat. Mereka harus menyediakan mangkok sendiri buat wadahnya. Dimana dalam beberapa situasi itu jadi tidak praktis. Dan pada tahun 1971, Ando kembali menciptakan inovasi baru yaitu mi instan cup yang jauh lebih praktis daripada mi instan kemasan.
Â
      Inovasi Ando sukses besar di pasaran. Mi instan yang tadinya hanya dipasarkan di Jepang, mulai dipasarkan di Amerika dan negara-negara lainnya. Awalnya mi instan ini memiliki harga yang sangat mahal, karena permintaan yang meningkat, harganya menjadi turun. Pada akhirnya, cita-cita Ando pun bisa tercapai. Mi instan menjadi penyelamat bagi orang-orang yang berada dalam keadaan daruratn, entah itu perang, bencana alam, bahkan ketika kita dalam keadaan dompet lagi kosong.
Â
      Sehebat apa mi instan dalam menyelamatkan dunia? Well, kalau kata World Instant Noodle Association, mereka mengeluarkan statement kalau per Januari 2021, mereka mengeluarkan 6,8 juta pasokan mi di daerah-daerah bencana yang tersebar di seluruh dunia.
Â
Perkembangan dan Inovasi Mi instan
      Mi instan terus berkembang dan menjadi makanan yang enak, praktis, dann populer seperti yang kita kenal sekarang. Bahkan setiap tahunnya ada 300 lebih rasa baru mi instan yang muncul di Jepang. Indonesia pun mengeluarkan berbagai macam rasa yang unik dan sesuai sama lidah lokal.
Â
      Selain itu, siapa yang disini masih membuang air rebusan mi instan? Kalian tau ngga sih sebenernya kita ngga perlu ganti air mi instant. Karena air rebusan mi itu punya nilai gizi seperi vitamin A atau zat besi hasil fortifikasi.
Â
      Terus, kenapa masih banyak orang yang suka mengganti dan membuang air rebusan mi?  Sebenernya proses pembuatan mi instan di pabrik itu ada 2 jenis, yaitu digoreng atau dipanggang. Kebanyakan mi instan yang diproduksi sekarang itu masih menggunakan metode deep frying. Jadi adonan mie basahnya itu digoreng supaya kering dan awet serta dapat dikemas dengan rapi. Itulah mengapa saat mi itu direbus kita mungkin masih melihat sisa-sisa minyak yang menempel. Tapi berbeda dengan mi yang dibuat menggunakan metode dipanggang yang dari awal tidak menggunakan minyak. Dalam proses pembuatan mi yang dipanggang, adonan mi basah dikeringkan melalui proses dipanggang didalam oven. Hal ini yang menjadikan mi instan panggang daripada mi instan yang digoreng.
Â
Dampak Konsumsi Mie Instan dan Tips Konsumsi Sehat
      Meskipun mi instan praktis dan lezat, konsumsi berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.  Walaupun mi instan memiliki kandungan zat besi yang dapat menurunkan resiko anemia terutama, terutama kalau ada tambahan fortifikasi didalamnya. Tapi tentu saja, kandungan tersebut hanya sebagian kecil yang dibutuhkan tubuh kita. Mi instan umumnya tinggi kandungan sodium, karbohidrat sederhana, dan lemak jenuh. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. Untuk mengurangi dampak negatif, ada beberapa tips yang bisa dilakukan. Batasi konsumsi mie instan dan tambahkan sayuran serta sumber protein seperti telur untuk meningkatkan nilai gizi. Kurangi penggunaan bumbu instan untuk mengurangi asupan sodium. Selain itu, pilih mie instan yang lebih sehat, yang rendah sodium, tanpa pengawet, dan terbuat dari bahan-bahan alami. Dengan demikian, kita tetap bisa menikmati kelezatan mie instan tanpa mengorbankan kesehatan.
Â
Referensi
https://www.bbc.co.uk/news/resources/idt-sh/the_instant_noodle
https://www.rri.co.id/kuliner/881692/mie-instan-dari-sejarah-hingga-tips-konsumsi-sehat?page=2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H