Mohon tunggu...
Muhammad Reva Alief Fathoni
Muhammad Reva Alief Fathoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Banyak hal hebat selama kita ingin bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah, Pentingkah?

3 Juni 2022   08:00 Diperbarui: 3 Juni 2022   08:18 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa transisi terbesar dari seseorang bukan ketika ia mulai meranah ke dalam dunia pekerjaan, tidak juga dalam fase peralihan dari dunia putih biru ke putih abu-abu, bukan itu. Fase transisi terhebat seseorang adalah ketika ia sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan besar seputar kehidupan

Pada interval 17 – 25 tahun normalnya seseorang sudah mulai mencari arti dari untuk apa aku hidup?, mengapa aku hidup?, bagaimana cara hidup yang benar?, setelahnya tentu akan bermunculan alasan-alasan yang akan dirangkai agar “kehidupan” menjadi lebih tertata dan rapi untuk sekarang dan di masa depan nanti. 

Disclaimer artikel ini saya tulis bukan untuk mempengaruhi seseorang ataupun kelompok, hanya sebatas mengungkapkan opini yang benar-benar saya alami. 

Pada fase transisi selepas dari dunia SMA menjadikan seseorang lebih sukar untuk membuat suatu keputusan. Bukan karena keputusan yang nampak, namun karena banyaknya pilihan yang bisa seseorang pilih untuk menjadikan batu loncatan ke dalam sesaknya dunia yang lebih luas lagi.

Tidak sedikit orang yang sudah merancang rencana-rencana besar mereka bagaimana ia akan hidup, tidak sedikit pula yang menganggap hidup hanya perlu mengalir dan tidak perlu ada rencana sana-sini, dan di dalam kasus itu kuliah tentu menjadi hal pertimbangan yang besar untuk seseorang menapaki dunia yang lebih kompleks dan riil. 

Hal ini menjadi pengalaman tersendiri bagi saya. Terjun langsung ke dunia perkuliahan ternyata cukup menguras pikiran, fisik, dan terkadang mengesampingkan suara hati nurani masing-masing.

Melihat beberapa teman sejawat yang sudah memiliki barang pribadi dari keringat mereka sendiri, juga biografi-biografi orang sukses di dunia barat tanpa menapaki jenjang perkuliahan cukup membuat saya untuk berpikir berhenti kuliah dan hendak mencari mentor yang akan membimbing saya dalam hal berbisnis. Namun hal itu akhirnya saya urungkan, dengan melihat kembali catatan alasan dan tujuan hidup saya. 

Beberapa dari kita mungkin jarang terpikir hal-hal remeh seperti ini dan menganggapnya itu privilege yang mereka (orang sukses) miliki. Permasalahan besar ada pada itu. 

Dangkalnya seseorang untuk berpikir open-minded dan meluas seakan beberapa persoalan-persoalan yang harus ditelaah dengan detail dan rinci, malah hanya dijadikan persoalan remeh yang tidak perlu terlalu dipikir dan dikaji berulang kali agar menjadikan keputusan yang lebih matang.

Suatu ketika ada dialog kecil antara saya dengan teman saya yang dia adalah anak dari seorang dokter namun ia memilih untuk terjun ke dunia bisnis, “Apakah kuliah itu penting?”, ia terkejut dengan pertanyaan saya karena status saya sebagai seorang mahasiswa saat itu, lantas ia menjelaskan opini dia tentang kuliah, tentang tuntutan orang tua yang mengharuskannya masuk ke dunia kedokteran juga, hingga pendapat mentor bisnisnya yang membuat uji coba antara karyawan yang telah lulus kuliah dengan karyawan yang bekerja disana tanpa kuliah, hingga didapat suatu kesimpulan kuliah itu penting namun harus relevan dengan bagaimana kesuksesanmu nanti dan akhirnya ia mendaftar kuliah di tahun berikutnya.

Di kasus lain, saya pernah bertanya kepada seorang teman yang juga berbisnis namun berbeda dengan kasus sebelumnya, ia beropini kuliah itu hanya membuang-buang waktu, dan tidak menjamin seseorang menjadi orang yang sukses seutuhnya. Dia lebih memilih untuk menggeluti dunia bisnis yang ia senangi dan ia totalitas didalamnya tanpa rasa keluh dan kesah. Tidak salah. 

Lantas kembali saya buka catatan tujuan dan rangkaian hidup saya yang saya inginkan, hingga akhirnya saya memantapkan pilihan ini dengan segala pertimbangan yang telah tersolusikan dengan tak lupa selalu mengharap keridhaan orang tua dan sang Pencipta agar menjadikan pilihan ini yang terbaik dan bermanfaat.

Beberapa orang menganggap kuliah itu penting, beberapa yang lain menganggapnya hanya membuang-buang waktu hidupmu, beberapa yang lain tidak peduli akan itu. 

Jika anda bertanya kepada seorang ilmuwan, praktisi, dokter maka jawaban mereka tentu kuliah itu sangat penting dan wajib untuk dijalani. Jika anda bertanya pada seorang pebisnis, peternak, petani, maka jawaban tidak penting yang akan anda dapat, karena pekerjaan-pekerjaan itu banyak diperlukan praktek daripada teori. 

Cukup membingungkan jika kita masih berdikari diatas pandangan pikiran orang lain. Hal ini mengapa hati nuranilah yang memiliki peran besar untuk menentukan hidup seperti apa yang anda inginkan. Kuliah adalah wadah atau sarana untuk membuat seseorang belajar dengan segala sistem yang telah sedemikian rupa tersusun, kuliah juga tidak menjadikan seseorang sukses ataupun gagal, kuliah hanyalah simulasi kecil untuk menjadi bekal menapaki luasnya dunia dengan berbagai perangai orang di dalamnya. Banyak faktor alasan yang bisa dijadikan referensi tentang bagaimana anda ingin hidup yang sebenar-benar hidup.

Untuk anda yang merasa sulit menentukan pilihan antara kuliah atau tidak, cobalah berbuka hati dengan hati kecil anda, bagaimana hidup yang sebenarnya anda inginkan, jangan selalu meng-iyakan orang lain lantas mengesampingkan perkataan hati kecil anda, bukankah yang paling mengerti dengan diri anda adalah hati kecil anda? 

Rancang rencana-rencana besar bagaimana anda ingin hidup, tujuan hidup, hidup sukses versi diri anda masing-masing, tanpa perlu bertanya sana-sini tentang opini sekitar tentang diri anda. Banyak pikiran menimbulkan banyak pertimbangan, banyak pertimbangan menjadikan anda sulit melangkah menetapkan pilihan.

Kuliah, Penting-kah?, jawaban sudah ada di dalam hati kecil anda masing-masing.

Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun