Seiring pesatnya perkembangan zaman, sekarang ini banyak tercipta hal-hal baru. Bersamaan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, saat ini teknologi dapat menggabungkan antara unsur informasi dengan unsur komunikasi menjadi satu bagi masyarakat modern sekarang ini. Media merupakan sebuah alat yang digunakan oleh masyarakat zaman modern untuk menciptakan gaya hidup yang baru dan mempermudah dalam mendapatkan informasi. Berbagai macam bentuk media saat ini seperti televisi, radio, internet dan yang lainnya. Meskipun kehadiran media menghadirkan pengaruh positif seperti dalam mencari informasi, disisi lain kehadiran media juga menghasilkan pengaruh yang negatif karena banyak memuat informasi-informasi yang tidak sesuai dengan faktanya, atau dengan kata lain banyak tersebar berita hoax pada media saat ini.
Salah satu contoh dari perkembangan zaman pada saat ini ialah infotainment. Infotainment berasal dari dua kata bahasa inggris, yaitu information dan entertainment yang berarti informasi dan hiburan. Infotainment merupakan suatu program atau tayangan berupa berita ringan yang sifatnya menghibur atau berita yang berisi informasi hiburan. Acara infotainment di negara kita Indonesia biasanya berisi acara televisi yang menyajikan berita tentang selebriti. Pada umumnya acara infotainment di Indonesia biasanya banyak digemari dikalangan wanita karena didalamnya biasanya berisi informasi tentang kehidupan dari idola-idola mereka seperti penyanyi, artis, dan banyak yang lainnya.
Menurut pandangan agama Islam, acara infotainment sebenarnya banyak yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah agama Islam. Karena acara infotainment di Indonesia banyak yang menayangkan, menyiarkan, serta menyajikan informasi yang mengungkap serta menyebarkan kejelekan atau aib dari seseorang. Sedangkan dalam agama Islam, menyebarkan kejelekan atau aib dari orang lain merupakan haram hukumnya. Seperti firman Allah dalam Quran Surat Al-Hujurat ayat 12:
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang."
Acara Infotainment dilarang oleh agama Islam yang di dalam acara tersebut melanggar etika seperti melakukan ghibah dan menyebarkan aib milik orang lain secara jelas. Dalam agama Islam ghibah atau membicarakan orang lain itu haram hukumnya dan wajib untuk dihindari. Karena ghibah atau membicarakan orang lain dapat menyakiti perasaan seseorang yang dibicarakan.
Fenomena infotainment yang terjadi di acara tv masyarakat Indonesia sekarang ini memiliki beberapa dampak yang buruk, diantaranya yaitu:
- Menyebarkan Fitnah
- Kebanyakan berita infotainment saat ini hanya menduga-duga suatu permasalahan yang belum jelas faktanya, maka dari itu hal tersebut sama saja seperti fitnah. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan ajaran-ajaran dari agama Islam.
- Dari Abu Barzah al-Aslami, bahwasanya Rasulullah bersabda, "Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, sedangkan keimanan tidak masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian menggibah kaum muslimin, dan janganlah kalian mencari-cari aib mereka. Barangsiapa yang mencari-cari aib kaum muslimin maka Allah akan perlihatkan aibnya sekalipun dia berada di dalam rumahnya."
- Menganggu orang yang sedang dibahas
- Seseorang yang namanya disebut-sebut atau dibicarakan oleh orang lain dalam sebuah obrolan pasti akan merasa tidak nyaman dan merasa terganggu, apalagi jika yang dibicarakan tersebut belum tentu sesuai dengan faktanya. Allah berfirman dalam Q.S Al-Ahzab ayat 58:
Artinya: "Orang-orang yang menyakiti mukminin dan mukminat, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, sungguh, mereka telah menanggung kebohongan dan dosa yang nyata."
- Menjerumuskan masyarakat kedalam pola hidup yang salah
- Acara infotainment banyak menampilkan berita-berita yang kurang penting untuk masyarakat dan terkesan buruk. Gaya hidup artis atau selebriti yang suka berfoya-foya atau melakukan hal-hal buruk lainnya banyak disiarkan pada acara infotainment saat ini. Hal ini membuat masyarakat yang melihatnya bisa saja meniru perbuatan tersebut.
Sebagai seorang muslim kita harus menghindari acara-acara infotainment yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Kita tidak boleh langsung mempercayai informasi yang kita dapatkan dari acara infotainment tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Seperti firman Allah dalam Q.S Al-Hujurat ayat 6:
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu."
Karena sebagai seorang muslim, dalam berkomunikasi pun kita sudah diatur dengan prinsip-prinsip komunikasi menurut agama Islam yang tertulis di dalam kitab suci Al-Quran. Etika kita dalam berkomunikasi baik itu di dunia nyata maupun di media sosial harus sesuai dengan prinsip-prinsip komunikasi yang tertera di dalam Al-Quran.
Dalam berkomunikasi sesuai dengan ajaran agama Islam setidaknya ada enam jenis prinsip komunikasi atau gaya bicara (Qaulan) yang tertulis di dalam kitab suci Al-Quran dan menjadi acuan kita dalam berkomunikasi. Keenam prinsip komunikasi Islam tersebut yaitu, Qaulan Sadida, Qaulan Baligha, Qaulan Ma'rufa, Qaulan Karima, Qaulan Layinan, dan Qaulan Maysura.
- Qaulan Sadida
Qaulan Sadida berarti ucapan, pembicaraan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa). Allah berfirman dalam Q.S An-Nissa ayat 9: Â
Artinya: "Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan (Qaulan Sadida) tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya)."
Qaulan Sadida berarti segala sesuatu yang kita ucapkan harus menginformasikan atau menyampaikan sesuatu yang sesuai dengan faktanya, kebenaran, serta perkataan yang jujur.
- Qaulan Baligha
Qaulan Baligha berarti menggunakan kata-kata yang efektif, komunikatif, serta tepat sasaran dalam berkomunikasi tanpa bertele-tele dan langsung kepada inti dari informasi yang ingin dibicarakan. Seperti firman Allah dalam Q.S An-Nissa ayat 63:
Artinya: "Mereka itulah orang-orang yang Allah ketahui apa yang ada di dalam hatinya. Oleh karena itu, berpalinglah dari mereka, nasihatilah mereka, dan katakanlah kepada mereka (Qaulan Baligha) perkataan yang membekas pada jiwanya."
- Qaulan Ma'rufa
Qaulan Ma'rufa artinya perkataan yang baik, sopan santun, serta tidak menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain. Qaulan ma'rufa juga berarti pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan. Allah berfirman dalam Q.S An-Nissa ayat 8:
Artinya: "Apabila (saat) pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, berilah mereka sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka (Qaulan Ma'rufa) perkataan yang baik."
- Qaulan Karima
Qaulan Karima perkataan yang mulia serta dibarengi dengan rasa hormat, mengagungkan, enak didengar, lemah lembut, dan bertatakrama. Qaulan karima biasanya digunakan ketika kita sedang berbicara kepada kedua orang tua kita atau kepada seseorang yang lebih tua dari kita. Kita tidak boleh membentak mereka atau mengucapkan perkataan yang dapat menyakiti perasaan mereka. Allah berfirman dalam Q.S Al-Isra ayat 23:
Artinya: "Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya (Qaulan Karima) perkataan yang baik."
- Qaulan Layina
Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Allah berfirman dalam Q.S Thaha ayat 44:
Artinya: "Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan perkataan yang lemah lembut (Qaulan Layina), mudah-mudahan dia sadar atau takut."
Dengan demikian, dalam komunikasi Islam, semaksimal mungkin dihindari kata-kata kasar dan suara (intonasi) yang bernada keras dan tinggi agar seseorang dapat mengerti dengan baik pesan atau informasi yang disampaikan.
- Qaulan Maysura
Qaulan Maysura berarti ucapan yang mudah dimengerti serta dipahami oleh komunikan atau seseorang yang mendengarkan ucapan kita. Makna lain dari qaulan maysura bisa juga sebagai kata-kata yang menyenangkan atau menggembirakan. Allah berfirman dalam Q.S Al-Isra ayat 28:
Artinya: "Jika (tidak mampu membantu sehingga) engkau (terpaksa) berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, ucapkanlah kepada mereka (Qaulan Maysura) perkataan yang lemah lembut."
Referensi
A, W. (2015). Fenomena Dakwah di Televisi (Kajian Dalam Dunia Infotainment). Jurnal Dakwah Tabligh, 67-77.
Amelia Rahmi, Y. R. (2018). PROGRAM INFOTAINMENT DITINJAU DARI ETIKA KOMUNIKASI ISLAM (Analisis terhadap Insert Siang di TRANS TV Edisi Bulan Ramadhan 1437 H). Islamic Communication Journal, 100-120.
As-Sidawi, A. U. (2014). Infotainment Dalam Tinjauan Islam. Al-Furqon, 147.
H., A. R. (2014). Identitas Islamis Dalam Tegangan dan Negosiasi Antara Dogma dan Modernitas: Resepsi Komunitas Salafi di Yogyakarta Terhadap Fenomena Ghibah Infotainment. Doctoral Dissetation Universitas Gadjah Mada.
Haramain, M. (2019). Prinsip-prinsip Komunikasi Dalam al-Qur'an. Sulawesi Selatan: IAIN Parepare Nusantara Press.
Hefni, H. (2017). Komunikasi Islam. Prenada Media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H