Mohon tunggu...
muhammad rayhan
muhammad rayhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Olahraga, Menulis, Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akhlak Tasawwuf: Penerapan Sifat Muslim Kaffah bagi Seorang Penuntut ilmu

16 November 2023   22:40 Diperbarui: 16 November 2023   23:43 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murid SDIM Darunnajah Serang

Foto di atas adalah salah satu murid saya ketika saya mengabdi di sebuah pondok pesantren yaitu Darunnajah 14 Nurul Ilmi.Yang mana pendidikan madrasah ibtidaiyah murid-murid nya di didik untuk mempunyai target hafalan Al- Qur'an dan Hadist-Hadist pilihan, disini saya mengabdikan diri dan  mengajarkan semampu dengan ilmu yang telah saya dapat ketika saya belajar  di pondok , dan juga dengan bimbingan para asatidz senior.Dan dengan ini  saya dapat menjalankan amanah dari bapak pimpinan, yaitu  kita belajar untuk di amalkan dan untuk  di ajarkan kembali

Proses belajar di sekolah, pesantren, musholla, masjid, majelis taklim, dan wadah-wadah yang lain merupakan upaya dari kita semua sebagai pelajar untuk menimba  ilmu sebanyak-banyak dari seorang guru/ustadz. Belajar agama Islam tanpa menghadirkan guru, kyai, atau ulama hanya akan membuat pemahaman Islam kita tidak mendalam sehingga mudah menyalahkan orang lain yang berbeda pendapat . Merujuk pada Sabda Nabi Muhammad SAW di atas, seorang pelajar harus belajar secara istiqomah, baik belajar agama maupun ilmu umum. 

Dalam al-Qur'an Allah SWT telah jelas menyebut bahwa manusia hendaknya kaffah dalam memeluk agama Islam. Dia menganjurkan manusia untuk tidak menuruti langkah-langkah syaitan, karena mereka adalah musuh yang nyata bagi manusia yang beriman. "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 208) 

Dan Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wa sallam  pun sangat sayang kepada umatnya. Bahkan ketika detik-detik kematiannya, Rasulullah hanya mengingat umatnya dengan menyebut ummati (umatku) sebanyak 3 kali. Ini menunjukkan kecintaan rasulullah kepada umatnya, sehingga kita sebagai umatnya juga harus mencintainya dengan cara selalu bersholawat kepadanya .

 Menjadi Muslim yang kaffah itu tidak belajar Islam secara instan, yang mana Proses instannya itu tidak meliputi proses melalui mengaji di berbagai guru, kiai, atau ulama yang ilmunya mumpuni. Dan belajar agama secara instan dapat berdampak kepada diri sendiri yaitu mudah menyalahkan orang lain yang berbeda pendapat, cenderung anti terhadap tradisi dan budaya yang berkembang di tengah masyarakat, hingga sampai mengkafirkan suadaranya sendiri, padahal sesama muslim. 

Maka tidak ada pilihan lain kecuali kita terus berupaya menebar Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia dengan cara-cara yang baik dan konsekuen. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Katakanlah aku beriman kepada Allah, maka istiqomah lah." (HR. Muslim) 

Dan dalam hadist lain pun nabi bersabda: Barang siapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu," (HR Ahmad). 

Setelah mempelajari ilmu, serta mengamalkan dan mengajarkan kembali, lalu kita harus sabar dalam berjuang bersama Islam, dan memiliki keyakinan terhadap perjuangan Islam.

 Melalui berbagai tahap ini, bahwa belajar Islam haruslah melalui berbagai tahap.Dan tidak instan, apalagi akses teknologi informasi saat memungkinkan kita semakin mudah dalam memperoleh berbagai informasi di internet.

 Salah satu Mufassir bernama Imam Fahruddin Muhammad bin Umar Ar-Razi dalam Tafsir Al-Kabir-nya menyebutkan: "Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian dalam Islam secara keseluruhan". Maksudnya tetaplah kalian semua di atas agama Islam sejak awal permulaan dan janganlah kalian keluar dari Islam dan syariat Islam. 

Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir menjelaskan, agama Islam sesuatu yang utuh yang tak boleh dipecah-pecah, maka barang siapa beriman kepada islam maka ia wajib mengambil keseluruhannya. Jadi dia tidak boleh memilih hukum Islam yang ia senangi dan meninggalkan hukum Islam yang tidak ia sukai atau mengumpulkan antara Islam dan agama-agama yang lain, karena Allah Ta'ala memerintahkan mengikuti seluruh ajaran-ajaran Islam, menerapkan semua kewajiban-kewajibannya dan memuliakan semua aturan-aturannya tentang halal dan haram. 

Adapun sifat kepribadian muslim Kaffah dalam menuntut ilmu yaitu:

1. Niat yang tulus: Nabi  bersabda " sesungguhnya setiap amalan tergantung  pada niatnya dan segala perbuatan yang dilakukan manusia akan diberikan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya  " Seorang muslim Kaffah memiliki niat yang tulus dalam menuntut ilmu, yang mana niat yang tulus itu berarti menuntut ilmu dengan tujuan mendapatkan keberkahan dari seorang guru dan mengharapkan rida dari Allah Subhanahu Wa Taala. 

2. Jujur dan kejujuran: Jujur  adalah sikap mengatakan kebenaran dan tidak menyembunyikan fakta atau informasi yang seharusnya diketahui oleh orang lain. Seseorang yang jujur tidak akan berbohong atau mengelak saat ditanya mengenai sesuatu, bahkan dalam menuntut ilmu.


3. Kerendahan hati: Seorang muslim Kaffah memiliki sifat rendah hati dalam menuntut ilmu. Mereka tidak angkuh atau sombong dengan pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, mereka selalu siap untuk belajar lebih banyak dan menerima masukan dari orang lain.


4. Sabar : Sifat kepribadian muslim Kaffah yang memiliki kesabaran menjadi penting dalam menuntut ilmu. Mereka menyadari bahwa ilmu tidak dapat diperoleh dengan instan atau dalam waktu singkat. Pendidikan membutuhkan waktu, usaha, dan perjuangan. Oleh karena itu, mereka sabar dalam melalui semua proses belajar dan menghadapi tantangan yang muncul.

5.  Bermanfaat bagi orang lain: Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas, kita dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk masyarakat di berbagai cara, contohnya kita dapat menjadi pemimpin yang bijak dalam memecah kan masalah, lalu kita dapat memberi wawasan yang luas kepada orang lain, bahkan dapat memotivasi bagi mereka yang merasa lelah dalam menuntut ilmu, bahkan nabi bersabda "Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia".(HR. Ahmad)

6. Istiqomah: Dalam menuntut ilmu kita harus mempunyai sikap konsisten dan bertahan dalam belajar dan mengembangkan pengetahuan. Ini berarti seseorang harus memiliki keinginan yang kuat dan komitmen untuk terus belajar, melakukan upaya aktif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta menjaga kemauan untuk terus berusaha dan tidak mudah menyerah.

7. Ikhlas : Dalam menuntut ilmu adalah sikap hati yang tulus dan ikhlas dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan. Ikhlas dalam menuntut ilmu berarti belajar dan mengkaji ilmu dengan tujuan yang benar, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, bukan semata-mata untuk mencari keuntungan material atau pengakuan dari orang lain

Dan dapat di simpulkan bahwa seorang penuntut ilmu Islam harus mempraktikkan sifat-sifat Muslim Kaffah dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sifat Muslim Kaffah mengacu pada konsep yang melibatkan ketaatan yang Kaffah kepada Allah, serta penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya, dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam segala aspek kehidupan. 

Dengan menerapkan sifat Muslim Kaffah, seorang penuntut ilmu akan mampu menggunakan pengetahuan dan keahliannya dengan cara yang bermanfaat dan sesuai dengan ajaran agama, serta memberikan manfaat yang baik bagi diri sendiri dan masyarakat. 

Demikian saya menulis artikel ini dengan semampu pemahaman saya dan tentu dengan ilmu yang telah saya baca dan saya pahami melalui buku-buku dan beberapa rujukan lain nya , semoga dengan artikel ini akan dapat bermanfaat dan membawakan keberkahan bagi Dosen, Para penulis buku, dan yang membaca. Aminn......

Program Studi:  Manajemen Dakwah

Mata Kuliah :  Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu: Dr. Hamidullah Mahmud, Lc. M.A.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun