Mohon tunggu...
Muhammad Rasendria Nayottama
Muhammad Rasendria Nayottama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada

Saya adalah seorang mahasiswa Ilmu Ekonomi yang memiliki ketertarikan terhadap segala isu ekonomi, pendidikan, dan kesestaraan gender, baik di tingkat nasional hingga internasional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antropologi Dalam Pendidikan: Mengubah Tantangan Menjadi Peluang untuk Indonesia

10 Desember 2024   22:49 Diperbarui: 10 Desember 2024   23:02 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keberhasilan Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia (Sumber: https://id.pinterest.com/pin/689613761687274808/)

Ilustasi Pentingnya Penerapan
Ilustasi Pentingnya Penerapan "Equity Pedagogy" dalam Sistem Pendidikan di Indonesia (Sumber: https://id.pinterest.com/pin/544091198712770942/)

Equity pedagogy adalah pendekatan pendidikan yang menekankan inklusivitas dan keadilan, bertujuan menciptakan lingkungan belajar di mana siswa dari berbagai latar belakang budaya dapat berkembang secara maksimal. Cherry A. McGee Banks dan James A. Banks mendefinisikannya sebagai strategi yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk sikap untuk mendukung masyarakat yang adil dan demokratis. Dalam konteks pendidikan multikultural di Indonesia, pendekatan ini sangat relevan untuk mengatasi tantangan ketidaksetaraan yang masih terjadi, seperti perbedaan fasilitas antara sekolah di perkotaan dan pedesaan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan internasional, equity pedagogy membantu siswa memahami keberagaman budaya sekaligus mengkritik asumsi-asumsi dominan dalam sistem pendidikan. Pendekatan ini juga meningkatkan interaksi sosial di lingkungan kelas yang multikultural dengan menciptakan ruang belajar yang inklusif, bebas diskriminasi, dan sensitif terhadap keberagaman ras, gender, dan kelas sosial. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan reflektif, menciptakan suasana belajar yang menghargai perbedaan. Implementasi equity pedagogy di Indonesia tidak hanya penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga mendukung pembangunan masyarakat yang inklusif. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam kurikulum nasional, Indonesia dapat mencetak generasi yang kompeten secara akademik dan memiliki kesadaran sosial tinggi untuk menghadapi tantangan global. Untuk mencapai implementasi equity pedagogy yang efektif, pendekatan antropologi pendidikan menjadi krusial karena mampu mengkaji hubungan antara budaya, sistem pendidikan, dan dinamika sosial secara mendalam. Pendekatan ini memberikan wawasan tentang bagaimana pendidikan dapat disesuaikan dengan konteks lokal yang beragam di Indonesia, sehingga menciptakan solusi bagi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

"Mengintegrasikan Antropologi Pendidikan untuk Mewujudkan Pembangunan yang Inklusif di Indonesia"

Ilustrasi Keberhasilan Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia (Sumber: https://id.pinterest.com/pin/689613761687274808/)
Ilustrasi Keberhasilan Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia (Sumber: https://id.pinterest.com/pin/689613761687274808/)

Antropologi di Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, bagaimana peran disiplin ini dalam mendukung pembangunan nasional? Untuk menerapkan ilmu antropologi dalam pembangunan Indonesia, terdapat keterkaitan antara antropologi dengan disiplin ilmu lain, seperti sosiologi dan ilmu politik. Peran antropologi dalam pembangunan nasional dapat dilihat melalui tiga aspek utama: peran para antropolog, pengembangan sistem pendidikan antropologi, dan kontribusi terhadap proses pembangunan di Indonesia (Taqwim, T. M, 2021).

Marzali (2000) menggarisbawahi bahwa dalam menyusun kebijakan pembangunan di Indonesia, para antropolog harus memperhatikan lima landasan utama yang menjadi pedoman dasar, yaitu Pancasila, UUD 1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Rencana Pembangunan Lima Tahun (PELITA), serta kebijakan-kebijakan departemen terkait. Pendekatan ini menuntut antropolog untuk mempertimbangkan karakteristik sosial dan budaya dari masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan. Dalam proses merancang program atau kebijakan, penting bagi antropolog untuk memahami konsep-konsep dasar teori pembangunan, sehingga kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, antropologi juga memberikan kontribusi besar dalam pendidikan dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke dalam kurikulum, membantu peserta didik mengembangkan pemahaman mendalam tentang keberagaman budaya.

Tidak hanya itu, penerapan konsep antropologi dalam pendidikan juga mencakup berbagai metode yang relevan dengan kebutuhan siswa dan lingkungan. Pertama, model pembelajaran berbasis budaya lokal diterapkan melalui materi yang disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk memahami dan mengembangkan budaya lokal, sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mempromosikan kekayaan budaya daerah ke luar. Kedua, metode pembelajaran karya wisata melibatkan kunjungan siswa ke tempat tertentu seperti museum, kantor, atau lokasi bersejarah untuk mempelajari realitas kehidupan di lingkungan tersebut. Pendekatan ini membantu siswa memahami kondisi nyata beserta tantangan yang ada, memperkaya pengalaman belajar secara langsung. Ketiga, metode pembelajaran modelling menggunakan guru sebagai model untuk menunjukkan perilaku atau keterampilan tertentu yang dapat ditiru oleh siswa. Tujuan utama modelling adalah mengembangkan keterampilan fisik dan mental siswa untuk mendukung pembelajaran yang lebih efektif.

Dengan mengaplikasikan antropologi dalam pendidikan, pembangunan Indonesia dapat diarahkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif di tingkat global tanpa kehilangan jati diri budaya lokal. Antropologi, melalui pemahaman mendalam terhadap masyarakat dan kebudayaan, mampu memberikan panduan bagi pembentukan kebijakan yang inklusif, efektif, dan berkelanjutan. Hal ini memungkinkan pendidikan untuk menjadi sarana strategis dalam mencetak generasi yang berdaya saing sekaligus berakar kuat pada nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Namun, apakah pendekatan antropologi dalam menjawab tantangan pendidikan di Indonesia dengan memanfaatkan kekayaan budaya sebagai kekuatan untuk membangun sistem pendidikan yang relevan dengan tantangan global adalah solusi terbaik?

Daftar Pustaka

Anderson-Levitt, K. M. (2011). Anthropologies of education: A global guide to ethnographic studies of learning and schooling. Berghahn Books.

Cherry A. McGee Banks, and James A. Banks (1995). Equity Pedagogy: An Essential Component of Multicultural Education, Theory into Practice, 34(3), pp. 152-158

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun