Mohon tunggu...
Muhammad Rama Rizky
Muhammad Rama Rizky Mohon Tunggu... Editor - Universitas Airlangga

suka game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenakalan Remaja yang Merajalela

13 Juni 2024   16:41 Diperbarui: 13 Juni 2024   17:39 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenakalan remaja merupakan suatu interaksi antara individu dengan individu atau kelompok masyarakat lain yang bertentangan dengan norma- norma yang berlaku didalam masyarakat sehingga dapat merusak citra pribadi maupun lingkungan dimana peristiwa tersebut terjadi. Masa remaja juga disebut sebagai masa pencarian jati diri. Kenakalan remaja di Indonesia didominasi oleh remaja di kalangan sekolah menengah karena pada dasarnya pada usia tersebut, para remaja berada di usia yang labil. Jika tidak segera diarahkan, maka mereka akan terjerumus ke hal-hal yang buruk.


Rasa keingintahuan yang sangat tinggi mendorong para remaja melakukan eksplorasi pada hal-hal yang baru dikenal dan belum pernah dijajal sebelumnya. Mereka melakukan hal itu dikarenakan belum bisa berpikir dengan matang apa dampak yang akan terjadi di masa depan. Contoh kenakalan remaja yang ada di Indonesia yaitu tawuran antarpelajar, penggunaan narkoba, konsumsi minuman keras, perampokan, dan seks bebas. Hal tersebut dapat terjadi karena beragam faktor. Faktor pertama yang mempengaruhi adalah faktor keluarga. Keluarga yang tidak harmonis bisa membuat remaja tidak dapat mengekspresikan emosinya dengan baik dan berakhir melampiaskan ke hal-hal yang menyimpang.


Teman sepergaulan memiliki pengaruh yang kuat karena seiring berjalannya waktu, remaja akan sering berada di luar dengan teman-temannya. Pada kesempatan tersebut, remaja akan mencoba hal-hal baru dengan temannya. Secara tidak langsung hal tersebut dapat mempengaruhi sikap, penampilan, cara bicara, dan perilaku. Media sosial juga berkontribusi besar di dalam kenakalan remaja. Saat ini, banyak sekali konten-konten yang tidak pantas untuk dipamerkan melalui media sosial. Apabila orang tua tidak mengontrol ataupun menegur, remaja tersebut akan meniru persis apa yang ditunjukkan dalam sosial media.


Para orang tua harus bekerja ekstra ketika anak mereka menginjak usia remaja agar ia tidak melakukan hal-hal yang menyimpang di kemudian hari. Berikan dan jelaskan batasan apa yang harus dipatuhi oleh anak. Namun, orang tua juga harus membuat aturan yang masuk akal agar mereka tidak merasa terkekang. Selain itu, peran guru di sekolah juga sangat diperlukan. Guru berperan sebagai inspirator dan motivator saat di sekolah. Maka dari itu, guru bukan hanya mengajarkan pengetahuan tetapi mendidik untuk membentuk moralitas siswa. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memberikan nasihat disela-sela pembelajaran serta pemberian pengetahun sex agar siswa mampu memahami dan menghindari akibat yang ditimbulkan dari perilaku pergaulan bebas. Lalu, pihak sekolah diharapkan dapat mengawasi dan mengambil keputusan tegas apabila peserta didik terbukti melakukan kenakalan remaja di lingkungan sekolah atau di luar sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga nama baik sekolah dan keluarga peserta didik. Jika pendekatan kepada peserta didik masih belum efektif, pihak sekolah dapat menghubungi instansi yang dianggap ahli untuk menangani pemasalahan yang terjadi.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun