Mohon tunggu...
Muhammad Raja Pandiangan
Muhammad Raja Pandiangan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Jakarta

Saya Merupakan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Ekonomi, Program Studi Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama: Tantangan dan Peluang!

31 Desember 2023   18:55 Diperbarui: 31 Desember 2023   18:59 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://stakpnsentani.ac.id/2023/06/20/moderasi-beragama-wadah-membangun-indonesia-yang-maju-dan-harmonis%EF%BF%BC/

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)  Kementerian Agama 2020-2024 memasukkan moderasi beragama sebagai salah satu program prioritas pemerintah Indonesia.Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menyadari pentingnya moderasi beragama dalam menjaga dan melestarikan kebhinekaan tanah air.

Indonesia bukanlah negara sekuler dan bukan pula negara agama yang menganut agama tertentu. Oleh karena itu, negara memposisikan dirinya dalam kaitannya dengan agama dalam tiga bidang: pertama, dengan menjamin  dua kebebasan: kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah menurut keyakinannya. Kedua, negara menjunjung tinggi agama dan tidak bisa mengabaikan urusan agama masyarakatnya. Negara juga tidak bisa ``memaksa'' warganya untuk melakukan perilaku keagamaan tertentu. Ketiga, memberikan pedoman dalam kehidupan beragama, seperti menyelenggarakan pertemuan Isbat, penyelenggaraan haji, pendirian tempat ibadah, dan lain-lain. Meski pedoman ini  tidak bisa ditegakkan, agama itu sendiri selalu bisa  dilihat  dari dua sudut pandang yang berbeda. Pertama, cara pandang kelembagaan formal  yang  menyebabkan pendekatannya selalu bersifat disjungtif, termasuk perbedaan paham yang ada dalam agama-agama itu sendiri, seperti Islam, Kristen, hingga memandang agama-agama seperti Hindu sebagai institusi formal. Kedua, perspektif esensial atau substantif, yang  menitikberatkan pada pengajaran nilai-nilai  yang cenderung sama dan tidak membanding-bandingkan keberagaman agama yang satu dengan agama yang lain. Sebab, inti fundamental ajaran agama pada  dasarnya sama: kemanusiaan, keadilan, persamaan di depan hukum, penghormatan terhadap hak  asasi manusia, dan nilai-nilai universal lainnya

  • Tantangan Moderasi Beragama

Moderasi dalam beragama menghadapi beberapa tantangan, antara lain ekstremisme, intoleransi, dan perlunya menjaga keseimbangan antara nilai-nilai agama dan sekuler. Di era teknologi digital, tantangan moderasi beragama menjadi semakin kompleks, dengan internet menjadi faktor penting dalam penyebaran pandangan ekstremis. Tantangan lainnya adalah berkembangnya praktik keagamaan yang berlebihan dan ekstrem, klaim kebenaran mutlak, dan kurang harmonisnya nilai-nilai agama dan kebangsaan. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, penting untuk mendorong dialog, pendidikan, dan pemahaman antaragama, serta memperkuat landasan budaya dan struktural untuk moderasi beragama. Beberapa tantangan dalam menerapkan moderasi beragama di Indonesia meliputi:

 - Pemahaman dan pengamalan keagamaan yang berlebihan: Sebagian masyarakat merasa paham tafsir keagamaannya sajalah yang paling benar dan memaksa orang lain untuk mengikuti pahamnya, termasuk menggunakan cara paksaan dan kekerasan.

- Dampak buruk penggunaan internet: Penggunaan internet menjadi tantangan tersendiri untuk penguatan moderasi beragama. Sebagian masyarakat merasa bahwa informasi yang diperoleh dari sumber internet, terutama dari sosial media, tidak selalu akurat dan menciptakan kerentanan di antara Masyarakat.

- Tantangan kemanusiaan: Tindakan ekstrem bisa mengarah ke kemanusiaan dan mempengaruhi hubungan antara masyarakat dan pemerintah.

- Penguatan moderasi beragama melalui program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB): Program pengenalan LKLB bagi guru madrasah/pesantren/penyuluh agama diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan dalam penerapkan moderasi beragama, namun ada peluang untuk peningkatan pemahaman dan penerapan moderasi beragama yang benar di seluruh lapisan Masyarakat.

- Kebijakan penguatan moderasi beragama: Pemerintah tengah mengarusutamakan penguatan moderasi beragama, yang diarahkan pada upaya membentuk SDM Indonesia yang berorientasi menciptakan kemaslahatan umum dan menjunjung tinggi komitmen kebangsaan. 

  • Peluang Moderasi Beragama

Pada zaman sekarang memang semakin banyak tantangan dalam moderasi beragama, namun dibalik itu terdapat pula peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menguatkan moderasi beragama, khususnya pada era digital saat ini dimana kita sebagai generasi muda akrab dengan gadget dan internet. Keakraban generasi muda dengan gadget dan internet membuka peluang  besar bagi para dai untuk berdakwah dan mengembangkan konten dakwah yang relevan saat ini. Dimana dahulu dakwah yang hanya bisa dilakukan secara langsung, sekarang juga bisa dilakukan secara digital.

Sebagai contoh mengenai pemahaman  moderasi beragama di kalangan generasi muda yang merupakan hakikat agama Islam. Moderasi beragama sendiri dianggap sebagai sikap yang moderat, adil dan tidak ekstrim. Untuk memenuhi pentingnya pemahaman moderasi beragama, maka generasi muda sebagai generasi penerus harus memahami moderasi beragama, kemudian belajar bagaimana menyebarkannya dan memberikan pendidikan kepada generasi muda lainnya dan masyarakat luas.

Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan cara membuat konten dakwah berbasis digital. Kemudahan akses dan transmisi informasi dan komunikasi tentunya  menjadi alasan untuk memilih berdakwah secara digital, namun  tetap perlu memperhatikan rambu-rambu dakwah di dunia digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun