Dua puluh satu tahun saya tinggal di Kabupaten Karawang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bekasi di barat dan berbatasan pula dengan Kabupaten Subang di timur. Kabupaten yang kini di jabat oleh seorang kepala daerah perempuan itu kian cepat pergerakan laju perekonomiannya.
Sejak runtuhnya era Soeharto, Karawang kian terkenal karena predikat "Lumbung Padi" karena termasuk daerah dengan pemasok beras terbesar di negeri, juga dengan hamparan ladang sawah yang membentang luas di kota ini.
Namun seiring berjalannya waktu, dengan era sekarang yang kian canggih akan teknologi serta Pemerintah Pusat maupun Daerah yang terus menggenjot pembangunan di kota ini, tak heran Karawang kini kian pesat serta menuju arah Metropolitan.
Transformasi itu kian, dengan banyaknya pembangunan perumahan-perumahan, mall, hotel serta apartemen. Semua aspek itu  kini kian hari mengisi ruang di kota ini, tak heran kenapa predikat lumbung padi kian hilang dari cap kota ini. Bukan hanya tentang lumbung padinya, Karawang pun terkenal karena jalan cerita sejarahnya yang patut dilestarikan.
Lewat tragedi berdarah yang terjadi di Rawagede, kini nama Rawagede telah berganti menjadi sebuah Desa Balongsari yang terletak di Kecamatan Rawamerta yang meninggalkan kenangan pahit bagi masyarakat Karawang khususnya di Rawagede. Sebuah tragedi pembantaian yang dilakukan oleh sekitar 300 tentara Belanda yang awalnya berniat mencari Kapten Lukas Kustaryo, segerombolan tentara Belanda lengkap dengan persenjataan yang ditenteng oleh mereka menggeledah satu persatu rumah-rumah warga, namun nihil, apa yang mereka cari tidak ditemukan.
Alhasil hasil tersebut membuat murka para tentara Belanda karena tak satu pun warga yang memberitahu keberadaan Kapten Lukas. Tembakan yang dilakukan secara brutal terhadap para laki-laki yang sebelumnya dikumpulkan oleh para tentara Belanda itu menewaskan sekitar 431 warga Rawagede.
Garis sejarah Karawang tak sampai di situ, mungkin dari kita sempat mendapat pelajaran IPS bagian sejarah yang kita dapat selama duduk di bangku sekolah. Nama Rengasdengklok mungkin kian populer karena terdapat sebuah peristiwa bersejarah yang ambil bagian dalam proses berdirinya Republik ini. Sebuah catatan penting di mana dua tokoh pendiri Bangsa, Soekarno dan Hatta yang sempat diculik oleh para golongan muda untuk mendesak agar cepat memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, di sebuah rumah yang terletak di Kecamatan Rengasdengklok itu dua tokoh Bangsa diculik, penculikan itu terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945, tepat satu hari sebelum Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan di Jakarta.
Di luar dari garis sejarah yang seiring waktu berdampingan dengan pesatnya perkembangan Karawang, kota ini kian hari menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendatang baru yang setiap usai hari lebaran selalu berdatangan. Faktor adanya kawasan Industri yang besar menjadi alasan utama kenapa setiap tahun selalu banyak pendatang baru yang masuk dan semakin membuat penuh sesak Karawang dengan jumlah penduduknya.
Terlebih kini Karawang ambil bagian dari pesatnya industri di Indonesia, dengan dibuktikannya beberapa kawasan Industri, di antaranya ialah Kawasan Industri Kujang, Indotaisei, Suryacipta, KIM, serta KIIC. Belum lagi faktor Upah Minimum Regional yang terbesar di Indonesia membuat daya bersaing mencari kerja semakin tinggi. UMR Karawang kini berada di angka mencapai Rp. 4.234.010 yang sempat dirilis oleh merdeka.com pada november 2018.
Pesatnya perkembangan di Kabupaten Karawang selaras dengan perekonomiaan yang terus maju di Karawang, bahkan sempat Pemerintah Pusat pun sedang mencanangkan memulai sejumlah proyek strategis nasional di sini. Kereta Cepat yang menghubungkan antara Jakarta dengan Bandung akan melintasi Karawang dengan akan adanya Stasiun Kereta Cepat yang nanti terletak di sekitar Kawasan Industri KIIC, berdekatan dengan pintu tol Karawang Barat.