Sejatinya sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling mendunia serta masuk ke dalam semua golongan, baik itu pria atau wanita, anak muda atau golongan tua. Sepak bola berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Khusunya kota Bandung yang mempunyai tim kebanggaan, terhitung sejak Persib (Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung) didirikan.
Tepatnya pada tanggal 14 maret 1933. Dalam wujud yang sekarang, sepak bola telah menjadi salah satu cabang olah raga yang memiliki banyak penggemar. Sepak bola bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk globalisasi paling sukses di sepanjang masa, karena mampu membuat orang atau para pecintanya memiliki ikatan emosional yang begitu erat dengan tim sepak bola yang berlaga di lapang.Â
Salah satu bentuk emosional tersebut adalah dengan memberikan dukungan berupa nyanyian, spanduk-spanduk bertuliskan dukungan, serta kaos-kaos yang dipakai para pecintanya atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama suporter. Secara tegas hal tersebut merupakan sebuah perilaku yang menunjukkan kecintaan suporter terhadap sebuah klub sepak bola yang mereka dukung.
Tapi terkadang bentuk kecintaan tersebut dapat berkembang menjadi sebuah fanatisme karena adanya rasa cinta yang berlebihan. Fanatisme dapat bermula dari kekaguman diri yang membanggakan kelebihan yang ada pada diri atau kelompok suporternya. Sedangkan fanatisme dalam hal sepak bola merupakan suatu keyakinan yang menganggap bahwa sepak bola atau sebuah klub itu adalah klub yang terbaik bagi mereka (suporter).
Persib sendiri memiliki suporter yang tergolong sangat fanatik terhadap klub, suporter Persib sendiri bernama Bobotoh, yang jika di artikan dalam bahasa sunda adalah mendukung atau sering di sebut ngabobotohan Persib. Bobotoh adalah kumpulan sekelompok manusia dengan tujuan yang sama, mendukung Persib itu sendiri.Â
Dalam kurun waktu hampir dua puluh tahun ke belakang, kelompok suporter Persib Bandung semakin banyak dan melahirkan sejumlah kelompok-kelompok tersendiri, di antaranya Viking Persib Club, Bomber (Bobotoh Maung Bandung Bersatu), The Bombs, La Curva Pasundan, serta Flowers City Casual yang sekarang melahirkan kelompok-kelompok kecil suporter Persib bergaya Casuals. Persib kini bukan hanya sebuah klub kebanggaan warga Bandung saja, melainkan kebanggaan tersendiri untuk masyarakat Jawa Barat.Â
Bukti itu bisa di lihat dari spanduk-spanduk atau banner yang terpasang jika Persib berlaga di Stadion, mulai dari spanduk bertuliskan dukungan untuk klub maupun tulisan-tulisan nama daerah dari suporter Persib itu sendiri. Contoh hal yaitu Viking Persib Club, kelompok suporter Maung Bandung (julukan bagi Persib) itu kini kian beranak, melahirkan distrik atau kordinator wilayah di luar kota Bandung.Â
Sejatinya suporter selalu menginginkan yang terbaik bagi klubnya, mulai dari harapan juara serta selalu menang di setiap match pertandingan. Hal itu berlaku pula untuk Persib, harapan serta doa setiap Bobotoh pasti sama, menginginkan Persib menyajikan permainan yang menarik di tonton lantas membuat kemenangan.Â
Kini Persib hanya melakoni laga di Liga 1 Shopee 2019, beberapa bulan ke belakang sebelum tulisan ini di buat, Persib sendiri sempat melakoni turnamen musiman di Indonesia, yaitu Piala Indonesia. Sayang, Persib gagal melanjutkan turnamen itu karena kalah agrerat oleh Borneo FC yang sekarang di latih oleh mantan pelatih Persib, Mario Gomez.
Dalam lanjutan Liga 1 Shopee 2019, Persib melakoni laga kandang melawan Bali United di Stadion Si Jalak Harupat, yang terletak di kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Sebuah laga yang cukup berat harus di lakoni anak asuh Robert Rene Alberts (pelatih Persib). Ekspetasi tinggi tentu ada di dalam benak para bobotoh, tak lain termasuk saya yang langsung menonton pertandingan tersebut di Stadion.Â