Mohon tunggu...
Muhammad Raja Pardamean
Muhammad Raja Pardamean Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa/uin sunan kalijaga yogyakarta

saya seorang mahasiswa, sedikit yang saya sukai dan banyak yang tidak saya sukai.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media Arab Menyikapi Pernyataan Barat terhadap Pembantaian Warga Palestina

18 Oktober 2023   03:13 Diperbarui: 18 Oktober 2023   03:41 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan serupa para pejabat Barat ketika menjawab pertanyaan apakah pemerintah mereka akan menuntut Israel menghormati hukum dan peraturan internasional terhadap serangan di Gaza. terutama setelah Benjamin Netanyahu mengumumkan pengepungan wilayah tersebut, memotong listrik, air, bahan bakar, makanan, dan akses bantuan ke sana, dan munculnya bukti-bukti serangan terhadap warga Palestina yang tidak pandang bulu. serta penggunaan bom fosfor terhadap mereka, dan ironisnya lembaga internasional hak asasi manusia menyatakan apa yang terjadi di Gaza adalah hukuman kolektif bagi penduduknya.

Pernyataan "tanggung jawab ada pada Hamas" berulang kali diucapkan dari jawaban para presiden, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, pertahanan, dan pejabat dari partai yang berkuasa, bahkan salah satu pemimpin partai non-pemerintah seperti Keir Starmer, ketua Partai Buruh Inggris, mendukung tindakan pembalasan Israel terhadap warga Palestina.

Maksud tujuan dari pernyataan ini adalah untuk membedakan serangan Hamas dari konteks sejarah konflik Israel-Palestina. Serangan (hamas) ini tidak memiliki hubungan dengan penjajahan Israel dan pengusiran warga Palestina yang menyebabkan sebagian besar penduduk Gaza terpaksa meninggalkan desa, kota, dan kampung halaman mereka,begitu juga dengan pengepungan ilegal wilayah tersebut selama 16 tahun, dan peperangan sebanyak lima kali yang menyebabkan hancurnya kota Gaza dan ribuan korban berjatuhan.

ketika fokus pada isu-isu umum ini, kebanyakan orang mengabaikan detail yang melarang warga Gaza untuk "hidup secara normal," termasuk larangan Israel terhadap warga Gaza untuk bepergian ke luar dunia luar, termasuk Tepi Barat (bahkan kampung halaman mereka), dan melarang mereka menggunakan barang yang dapat digunakan dalam waktu panjang, termasuk bola sepak, gaun pengantin, jenis sepatu dan pakaian, bahkan jenis rempah-rempah, cuka, daging, dan biskuit, atau alat yang dapat digunakan untuk transfortasi seperti perahu dan mobil, dan mencegah orang dari negara lain untuk membantu mereka.

Pernyataan "Hamas bertanggung jawab" seolah-olah barat memberi legitimasi bagi Israel untuk memulai perang balasan terhadap rakyat Palestina, dan membebaskan mereka dari kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Hal ini terlihat jelas dengan pembekuan bantuan finansial dari negara-negara Eropa bagi rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat, yang secara eksplisit berarti bahwa "Hamas tidak bertanggung jawab," tetapi tanggung jawab diberikan kepada seluruh warga Palestina (beberapa negara kemudian mundur dari ini karena sifat memalukan dari keputusan tersebut, namun Jerman dan Austria tetap mempertahankannya).

Para pejabat Menteri luar negeri Barat berlomba-lomba mengunjungi Israel untuk menyatakan solidaritas, seperti yang diumumkan oleh Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang mengunjungi Israel dengan mengklaim bahwa dia adalah seorang Yahudi pertama (sebagai reaksi terhadap apa yang Henry Kissinger katakan kepada Golda Meir selama Perang 1973 ketika ia mengatakan bahwa ia adalah Menteri Luar Negeri Amerika pertama), kemudian diikuti oleh Annalena Baerbock, Menteri Luar Negeri Jerman yang mengatakan, "Kita semua adalah orang Israel." Sedangkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengulangi kebohongan bahwa ia melihat gambar anak-anak Israel yang dibantai, yang juga dilakukan oleh Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps, kemarin, dalam pertemuan para politikus Inggris yang memberikan tekanan kepada BBC untuk menggambarkan "Hamas" sebagai organisasi teroris, sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam sejarahnya, bahkan pada masa serangan oleh Tentara Republik Irlandia di London dan Inggris!

Beberapa negara Barat kemudian mengambil tindakan yang membatasi kebebasan berbicara yang mereka banggakan, bahkan bendera Palestina dan "Hamas," dianggap sebagai ekspresi "anti-Semitisme," dan keputusan-keputusan telah dikeluarkan untuk melarang demonstrasi yang mendukung Palestina dibeberapa negara Barat, serta beberapa ibu kota Barat mengancam hukuman penjara terhadap para peserta dalam demonstrasi tersebut.

Apa yang terjadi adalah fenomena sejarah di mana Barat bersekutu dengan Israel. Ini tidak berhubungan dengan mengabaikan sejarah Palestina, penderitaan mereka, pengusiran mereka, pembenaran kejahatan Tentara Israel, atau tindakan tidak terkendali para pemukim bersenjata terhadap mereka di Tepi Barat, melainkan, Barat menganggap hidupnya orang Israel (dan Eropa) lebih berharga daripada hidup orang Palestina, dan membenarkan bentuk-bentuk pembalasan yang mirip dengan hukuman Taurat terhadap mereka, dalam kemerosotan sejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Berita ini bersumber dari surat kabar harian berbahasa arab Al-Quds, yang diakses pada hari minggu jam 08,50 WIB. klik di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun