Universitas Andalas, 10 Januari 2025 --- Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., memberikan kuliah umum bertema Soft Skills di Era Artificial Intelligence di hadapan para akademisi dan mahasiswa di Universitas Andalas, Sumatera Barat. Acara ini turut dihadiri Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., serta sejumlah guru besar dari universitas-universitas di wilayah tersebut. Kuliah umum ini mengupas peran penting soft skills dalam mendukung karier lulusan di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompleks akibat perkembangan teknologi.Â
Tantangan Ketenagakerjaan IndonesiaÂ
Prof. Yassierli membuka paparannya dengan menggambarkan potret ketenagakerjaan Indonesia saat ini. Berdasarkan data terkini, sektor informal masih mendominasi, sementara tingkat pendidikan tenaga kerja banyak yang hanya mencapai SD atau SMP. Selain itu, Human Capital Index Indonesia sebesar 0,540, berada di bawah rata-rata ASEAN.
Era Digital dan Peran TeknologiÂ
Dalam dunia kerja yang dipengaruhi oleh teknologi seperti Artificial Intelligence, banyak pekerjaan tradisional mengalami disrupsi. Laporan Future of Jobs 2025 menunjukkan bahwa sekitar 92 juta pekerjaan administratif diperkirakan akan hilang akibat otomatisasi. Namun, hal ini juga menciptakan peluang besar dengan proyeksi 170 juta pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan digital.Â
Sebagai praja yang disiapkan untuk menjadi pemimpin birokrasi di masa depan, saya menyadari pentingnya kemampuan beradaptasi di era yang penuh volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA). Menteri menekankan bahwa selain penguasaan hard skills, pengembangan soft skills seperti kepemimpinan, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas menjadi kunci untuk bertahan dan unggul.Â
Salah satu poin penting yang disampaikan dalam kuliah umum ini adalah dominasi soft skills dalam daftar keterampilan yang paling dibutuhkan di masa depan. Sebanyak 7 dari 10 keterampilan utama menurut Future of Jobs 2025 merupakan soft skills, seperti:Â
* Kemampuan berpikir kreatif,Â
* Ketahanan dan fleksibilitas,
* Kepemimpinan dan pengaruh sosial,Â
* Rasa ingin tahu dan pembelajaran sepanjang hayat.Â
Menteri mengingatkan bahwa tenaga kerja Indonesia perlu memiliki pola pikir pertumbuhan (growth mindset), yakni keyakinan bahwa kecerdasan dan keterampilan dapat dikembangkan melalui usaha, pembelajaran, dan pengalaman.Â
Penutup
Bagi saya dan rekan-rekan praja yang hadir, seminar ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya keseimbangan antara hard skills dan soft skills. Kehadiran Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., semakin mempertegas komitmen pemerintah daerah untuk mendukung transformasi SDM yang adaptif terhadap perubahan zaman.Â
Kuliah umum ini bukan hanya sebuah pencerahan akademis, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kami, sebagai generasi muda dan calon birokrat, harus terus mengasah keterampilan serta berkontribusi aktif dalam menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik. Di tengah perkembangan teknologi, manusia tetap menjadi faktor utama untuk mewujudkan perubahan yang bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H