Pada tahun 1935, Abdurahman alBanna, adik kandung Hasan al-Banna, dikirim ke Palestina. Sepuluh tahun kemudian, 1945, IM berdiri di Palestina, diikuti pendirian beberapa cabang lainnya di Jalur Gaza, sehingga pada tahun 1947 terdapat antara 12.000 sampai 20.000 anggota IM di Palestina (Abu-Amr, 1993). Semakin hari IM di Palestina makin solid dan kuat, terlebih setelah "embrio Hamas", yaitu al-Mujamma' al-Islami pada tahun 1978 didirikan oleh ulama kharismatik Palestina, Syaikh Ahmad Yassin.
- Lahirnya Hamas
Menurut professor ilmu politik Universitas Birzeit, Ziad Abu-Amr (1993), gerakan politik Hamas di Palestina mulai dikenal pada saat terjadi gerakan intifdhah (protes), yang terpicu oleh tewasnya beberapa rakyat Palestina dalam tragedi angkutan umum yang ditabrak truk Israel.Â
Para petinggi al-Mujamma' alIslami berkumpul di rumah Syaikh Ahmad Yassin. Hadir antara lain: Abdulaziz alRantissi, Ibrahim al-Yazuri, Syaikh Salih Syihada, Isa Nashshar, Muhammad Sam'a dan Abdulfattah Dukhan. Mereka merumuskan solusi dalam rangka merespon gerakan intifdhah yang semakin meluas.
Syaikh Ahmad Yassin, pada tanggal 14 Desember 1987 menyerukan kepada seluruh rakyat Palestina bangun bersatu melawan militer Israel. Hari tersebut dikenal sebagai hari lahir Hamas di Palestina, walaupun pada hari itu nama Hamas belum dicantumkan secara resmi, dan baru diperkenalkan secara resmi pada bulan Januari 1988 dalam selebaran yang dibagikan kepada rakyat Palestina.
Hamas menjalin kontak dengan Syaikh Jamil Hamami, da'i dan khotib Masjid al-Aqsha, aktivis IM di wilayah Tepi Barat. Hamas juga berkolaborasi dengan IM di Jordan dan negara Arab lainnya. Dari jaringan itulah bantuan kerjasama dan dana dari luar Palestina mengalir untuk mendukung gerakan intifdhah Palestina (Abu-Amr, 1993).
- Ideologi Hamas
Terbentuknya Hamas berlatarbelakang ketidakpuasan sebagian masyarakat Palestina terhadap perjuangan diplomasi organisasi-organisasi perlawanan Palestina yang telah ada, seperti Palestine Liberation Organization (PLO) yang pada saat itu dipimpin Yasser Arafat atau Abu Ammar, yang diyakini hanya merugikan rakyat Palestina dan semakin memperkuat posisi Israel; juga ketidaksepahamannya dengan Fatah (faksi terbesar dalam PLO) dalam hal strategi mewujudkan kemerdekaan Palestina, karena perbedaan mendasar keyakinan ideologis.
Ideologi Hamas sebagai "titisan" IM, mencita-citakan berdirinya sebuah Negara Islam (ad-Daulatu l-Islmiyyah) Palestina yang merdeka berdaulat, memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan Palestina dalam kerangka "Pan Islamisme", yang artinya seluruh umat Islam di dunia harus terlibat dalam melawan kekuatan zionisme. Berbeda dengan ideologi Fatah yang cenderung mewujudkan Negara Palestina yang nasionalis sekuler. Berikut kutipan rumusan ideologi gerakan Hamas:
"The Day of Judgment will not come about until Muslims fight and kill them. Then, the Jews will hide behind rocks and trees, and the rocks and trees will cry out: 'O Muslim, there is a Jew hiding behind me, come and kill him.'" Hamas Charter, Article 7. "Israel will exist and will continue to exist until Islam will obliterate it, just as it obliterated others before it." Hamas Charter, Preamble. (Santis, Yitzak, 2008).
"The enemies have been scheming for a long time... and have accumulated huge and influential material wealth. With their money, they took control of the world media... With their money they stirred revolutions in various parts of the globe... They stood behind the French Revolution, the Communist Revolution and most of the revolutions we hear about... With their money they formed secret organizations - such as the Freemasons, Rotary Clubs and the Lions - which are spreading around the world, in order to distroy societies and carry out Zionist interest... They stood behind World War I ... and formed the League of Nations through which they could rule the world. They were behind World War II, through which they made huge financial gains... There is no war going on anywhere without them having their finger in it" Hamas Covenant, Article 22. (Santis, Yitzak, 2008).
"Zionist scheming has no end, and after Palestine, they will covet expansion from the Nile to the Euphrates River. When they have finished digesting the area on which they have laid their hand, they will look forward to more expansion. Their scheme has been laid out in the 'Protocols of the Elders of Zion.'" Hamas Covenant, Article 32.(Santis, Yitzak, 2008).
- Garis Perjuangan Hamas
Bagi al-Mujamma' al-Islami, gerakan intifdhah dilematis. Karena di satu sisi al-Mujamma' al-Islami belum berhasil sepenuhnya membangun masyarakat muslim militan dan berilmu sedang tujuan membebaskan wilayah Palestina dengan melakukan perlawanan terhadap Israel juga semakin mendesak. Adalah tidak bijaksana untuk segera memproklamirkan al-Mujamma' al-Islami sebagai Gerakan Perlawanan Rakyat Palestina (Hamas), kecuali ingin luluh lantak dihancurkan pemerintah Israel. Namun, pada saat bersamaan mayoritas rakyat Palestina menghendaki alMujamma' al-Islami lebih tegas dalam melawan kesewenang-wenangan Israel. Maka Syaikh Ahmad Yassin menyiasatinya dengan membagi dua jurus gerakan al-Mujamma' al-Islami, yaitu jurus yang menitik-beratkan gerakan pendidikan dan sosial, dan jurus lainnya mewadahi hasrat kuat perlawanan massal rakyat terhadap Israel, sehingga didirikanlah gerakan Hamas untuk mengakhiri penjajahan zionis di Palestina (Abu-Amr, 1993).