Mohon tunggu...
Muhammad Ragil Danu Aji
Muhammad Ragil Danu Aji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030022 UIN Sunan Kalijaga

Simpel dan jelas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sate Klathak Kang NP Asli Jejeran: Sate Klathak Khas Jogja yang Fenomenal Wajib Dicoba!!

15 Juni 2024   16:44 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:14 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih lanjut Asan menjelaskan mengapa daging kambingnya tidak dibakar hingga gosong seperti sate lainya, ia mengatakan "daging kambing itu kalo dibakar sampai gosong nanti teksturnya bisa keras dan bisa alot makanya uniknya sate klathak ini seperti itu tidak sampai gosong dan memang mencari cita rasa juga karena kan daging kambingnya menggunakan kambing muda yang bisa lebih cepat matang dan memiliki tekstur yang lebih empuk jadi tidak perlu sampai gosong".

Warung makan sate klathak Kang NP termasuk salah satu sate klathak yang legend karena sudah mulai berdagang selama 20 tahun khususnya di Bantul, tetapi memang dahulu belum memiliki toko seperti sekarang dulu masih dipikul dengan bambu dan dijual keliling.

Sate klathak Kang NP dalam sehari bisa menghabiskan 2 ekor atau satu setengah ekor kambing muda, Asan mengatakan "ya sebetulnya memang tidak menentu ya tapi biasanya bisa habis 2 ekor atau satu setengah ekor per harinya karena memang tidak pastinya pelanggan juga".

Asan menjelaskan mengenai kualitas daging kambing muda yang ia gunakan "kalo daging kambingnya sendiri sangat fresh karena belinya itu sore dan memang tidak langsung taruh di kulkas karena kalo taruh di kulkas tekstur daging kambingnya sudah berbeda rasanya. Jadi langsung digantung di gerobak dan itu juga mempermudah untuk pengerjaan pembuatan satenya. Kami juga memang mengutamakan dari segi kualitas daging kambing mudanya karena memang yang kami cari itu adalah cita rasa dari resep yang turun temurun". Ujarnya

Uniknya sate klathak Kang NP ini semua menu kambing menjadi favorit bukan hanya sate klathaknya namun menu lain seperti tongseng kambing, lidah, gulai dll. Itu semua rata menjadi favorit pengunjung dan sate klathak Kang NP juga menerima pesanan untuk pernikahan dan akikah ujar Asan.

Sate klathak Kang NP untuk menunya berkisar dari 25 ribu sampai 35 ribu saja. Menunya yang lengkap dikarenakan semua bagian kambing di sate klathak Kan NP ini digunakan dan diolah menjadi menu masakan untuk menemani sate klathak. Sate klathak Kang NP ini asli dari Jejeran, yang merupakan pusat asli dari sate klathak khas Jogja yang di mana di sana itu turun temurun menjual sate khlatak. Nama Kang NP merupakan nama dari kakak Asan yang sering disebut dengan Kang NP.

sumber: Dokumen Pribadi (gambar pembakaran sate klathak)
sumber: Dokumen Pribadi (gambar pembakaran sate klathak)

Sejarah awal mula sate klathak yang kini menjadi populer di Yogyakarta menurut Informasi dari laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia yaitu awal mulanya dari pencetus dan perintis sate klathak adalah Mbah Ambyah berasal dari Jejeran, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Menu sate klathak ini sudah ada sejak mbah Ambyah memulai usahanya sekitar tahun 1940an.

Keberadaan sate klathak tidak lepas dari ide yang memanfaatkan potensi wilayah pada saat itu, Ketika usaha pemeliharaan kambing banyak dilakukan oleh masyarakat Jejeran. Menu sate yang sekarang dikenal dengan Sate Klathak, bermula Ketika Mbah Ambyah selaku perintis usaha sate di Jejeran, Wonokromo, membuka warung satenya di bawah Pohon Melinjo, yang buahnya disebut "Klathak". Klathak inilah yang banyak berjatuhan disekitar warung sate Mbah Ambyah, sehingga menu sate tersebut dikenal dengan Sate Klathak.

Pada realitasnya menyatakan bahwa keberadaan sate klathak di Bantul yang dirintis oleh Mbah Ambyah telah mampu memberikan ciri khas tersendiri bagi Kabupaten Bantul serta Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalau yang kita tahu kota Yogyakarta hanya dikenal dengan kota Gudeg dan kota Bakpia maka sekarang bertambah menjadi kota Sate Klathak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun