Dawet ayu ini sering disangka sebagai cendol walaupun terlihat sama karena penyajiannya menggunakan kuah santan dan gula merah namun bahan baku utamanya berbeda. Dawet menggunakan tepung beras sebagai bahan utamanya, karena itu dawet memiliki ciri khas dengan tekstur bulirnya yang lebih padat, sedangkan cendol bahan utamanya tepung kacang hijau atau tepung hunkwe yang ciri khas teksturnya lebih kenyal. Selain itu kedua minuman ini asalnya berbeda dawet berasal dari Banjarnegara Jawa Tengah sementara cendol berasal dari sunda Jawa Barat.
Pedagang dawet ayu di pasar Beringharjo juga menjelaskan caranya memproduksi dawet ini secara tradisional masih menggunakan tenaganya sendiri belum menggunakan bantuan dari mesin, jadi semua bahan seperti tepung beras atau tepung merang dicampur garam dan air diaduk sampai menjadi adonan setelah itu direbus dan terus diaduk jika sudah padat baru bisa dicetak.
Dibalik kepopuleran es dawet ayu dan rasa segarnya, minuman ini memiliki sebuah keistimewaan tersendiri dan keunikannya yang berkaitan dengan sejarah nama es dawet ayu yang memiliki dua versi mulai dari yang katanya namanya diambil dari sebuah lagu atau dari penjualnya yang berparas ayu.
Informasi yang dilansir dari wanayasa.banjarnegarakab.go.id yaitu, Ketua Dewan Kesenian Banjarnegara Tjundaroso mengatakan jika dawet Banjarnegara menjadi terkenal. Beliau mengatakan awal mulanya dari lagu yang diciptakan seniman Banjarnegara bernama Bono berjudul "Dawet Ayu Banjarnegara".
Selanjutnya disampaikan oleh Ahmad Tohari. Berdasarkan cerita turun temurun, beliau mengatakan jika ada sebuah keluarga yang berjualan dawet sejak abad ke-20. Generasi ketiganya terkenal karena cantik oleh sebab itu dinamakan sebagai es dawet ayu.
Informasi terakhir datang dari tokoh masyarakat asal Banyumas bernama kiai Haji Khatibul Umam Wiranu. Pada keterangannya mengatakan bahwa nama dawet ayu ini muncul dari istri seorang pedagang bernama Munardjo yang memiliki istri nyang cantik. Sehingga dawetnya disebut dawet ayu. Dan kedua pasangan tersebut diketahui tinggal di Kelurahan Rejasa Banjarnegara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H