Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Tetralogi Buruh Karya Pramoedya Ananta Toer

16 Desember 2024   16:16 Diperbarui: 19 Desember 2024   20:23 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/30/143823765/mengenang-perjalanan-hidup-pramoedya-ananta-toer?page=all

Tetralogi Buruh adalah salah satu karya monumental Pramoedya Ananta Toer yang terdiri dari empat novel, yaitu Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

Sebagai karya yang mencatat perjalanan panjang seorang individu dan bangsa, Tetralogi Buruh bukan sekadar menceritakan kisah perjuangan seorang tokoh melawan penjajahan, tetapi juga menyelami pergulatan sosial, budaya, dan politik dalam konteks kolonialisme di Indonesia.

Pada dasarnya, Tetralogi Buruh tidak hanya fokus pada narasi sejarah perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan Belanda, tetapi juga menggambarkan transformasi sosial yang terjadi dalam masyarakat pada masa tersebut.

Melalui karakter utama, Minke, Pramoedya tidak hanya menyajikan cerita tentang perlawanan fisik terhadap penjajah, melainkan perlawanan ideologis dan intelektual yang melibatkan persoalan identitas, hak-hak asasi, dan kesadaran sosial.

Minke dan Persoalan Identitas Sosial

Salah satu elemen yang paling menonjol dalam Tetralogi Buruh adalah karakter Minke. Seorang pemuda pribumi yang berpendidikan Barat dan berada dalam persekutuan dengan orang-orang Belanda.

Minke menjadi simbol dari ambiguitas identitas seorang pribumi yang terjajah dan terdidik. Keduanya (penjajah dan pribumi terpelajar) berada dalam suatu hubungan yang saling menguntungkan, namun juga penuh ketegangan.

Dalam Bumi Manusia, kita menyaksikan perjalanan Minke sebagai seorang individu yang terbagi antara dunia Barat yang membentuknya, dan identitas pribumi yang menjadi panggilan jiwa.

Minke sering kali terjebak dalam dilema antara menjalani kehidupan sebagai orang terpelajar yang lebih dekat dengan Barat atau berjuang untuk nasib dan hak-hak bangsanya.

Konflik internal yang dialami oleh Minke, mewakili banyak tokoh pribumi lainnya pada masa penjajahan yang harus menavigasi dunia yang penuh ketidakadilan.

Tetralogi Buruh menggambarkan bagaimana penjajahan tidak hanya merampas sumber daya alam, tetapi juga merusak struktur sosial dan budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun