Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia | Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Nasional

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyelami Keunikan Toraja

11 Desember 2024   20:00 Diperbarui: 25 Desember 2024   20:07 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tongkonan yang Mengagumkan

Setibanya di Toraja, hal pertama yang mencuri perhatian adalah arsitektur rumah tradisionalnya yang disebut tongkonan. Bentuk atap yang melengkung menyerupai perahu terbalik memberikan kesan keunikan pada setiap bangunan.

Rumah-rumah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai simbol status sosial dan tempat untuk merayakan upacara adat. Setiap tongkonan memiliki hiasan ukiran khas yang bercerita tentang leluhur dan sejarah keluarga tersebut.

Keunikan tongkonan tidak hanya terletak pada bentuknya, tetapi juga pada bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Rumah ini dibangun dengan kayu-kayu besar yang dipilih dengan teliti dan diikat dengan tali rotan. Proses pembangunannya membutuhkan waktu yang sangat lama dan melibatkan banyak orang dari keluarga besar.

Ini adalah salah satu bentuk gotong royong yang masih sangat dijunjung tinggi di Toraja. Bahkan pembangunan sebuah tongkonan baru, bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun, tergantung kompleksitas dan keinginan pemiliknya.

Sebuah Penghormatan kepada Leluhur

Salah satu hal yang paling menarik bagi saya adalah upacara adat yang sangat erat kaitannya dengan kematian di Toraja. Masyarakat Toraja memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang kehidupan dan kematian.

Di Toraja, kematian bukanlah sebuah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju kehidupan yang abadi. Hal ini tercermin dalam berbagai ritual yang mereka lakukan, yang melibatkan keluarga besar, saudara, dan bahkan tetangga.

Salah satu upacara kematian yang paling terkenal adalah rambu solo'. Rambu solo' merupakan upacara pemakaman yang berlangsung selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.

Upacara ini diadakan dengan sangat meriah dan melibatkan berbagai persembahan, termasuk kerbau atau tedong dan babi yang disembelih sebagai simbol pengorbanan dan penghormatan kepada roh leluhur.

Sesuatu yang sangat mencolok adalah jumlah kerbau atau tedong yang dibutuhkan dalam upacara ini tergantung status keluarga tersebut. Semakin banyak kerbau atau tedong yang disembelih, maka semakin tinggi status sosialnya di mata masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun