Pilkada serentak 2024 sudah di depan mata. H-1 merupakan hari yang penuh dengan gejolak serta harapan palsu. Dan tentu saja, kentut politik yang bisa kita cium dari jauh.
Bagaimana mungkin kita melewatkan momen penting seperti ini? Pemilihan kepala daerah yang katanya mengangkat suara rakyat, padahal yang terangkat malah suara tas uang yang berisik di setiap sudut dan tempat. Seperti halnya kentut, kadang muncul tanpa diduga, begitu juga politik uang yang kerap muncul tiba-tiba namun mencuri perhatian tanpa diundang.
Mari kita mulai dengan membahas kentut, sesuatu yang lebih jujur dan tidak tersembunyi. Kentut adalah fenomena biologis yang tidak bisa disembunyikan. Ia keluar begitu saja, tidak peduli apakah kita berada di ruang rapat atau di depan kamera maupun di ruang tamu keluarga.
Sama seperti kentut, politik uang dalam Pilkada juga selalu muncul secara tiba-tiba. Rakyat yang masih berharap bisa memilih dengan hati nurani, justru dihadapkan dengan tawaran uang tunai untuk suara mereka. Inikah yang dimaksud dengan indahnya demokrasi?Â
Yuk kita bahas satu-satu dengan sedikit lebih santai, setidak-tidaknya merawat nalar kritis kita agar kita dapat menentukan pilihan secara logis, bijak dan rasional. Oleh karena kita memilih dengan penuh rasa tanggung jawab.
Fenomena yang Lebih Jujur dibanding Politik Uang
Penulis akan berbicara sedikit tentang kentut. Kita semua pasti kerap mengalaminya bukan? Seringkali kita mendengar lelucon tentang betapa tak terkontrolnya kentut itu dan betapa seringnya ia hadir di saat-saat yang paling tidak tepat.
Begitu pula dengan politik uang yang meskipun telah menjadi bagian dari perjalanan demokrasi kita, namun tidak pernah tercium dengan baik sampai saat yang sangat mendesak, biasanya H-1 sebelum Pilkada.
Seperti kentut yang tidak bisa ditahan, politik uang ini hadir dengan cara yang lebih halus, dibalut dengan janji-janji indah yang akhirnya hanya berujung pada kekecewaan. Sejarah mencatat, politik uang sudah lama menghiasi wajah demokrasi Indonesia.
Menurut Siregar (2018), fenomena politik uang kerap menjadi bagian dari sistem yang sudah terstruktur dengan baik. Politisi yang ingin memastikan suara mereka terjamin, lebih memilih memberikan uang daripada berjuang dengan ide atau visi yang murni, genuine dan orisinal. Jadi, ketika kita melihat kentut sebagai sesuatu yang "alami dan jujur", politik uang juga layaknya kentut, sesuatu yang selalu muncul tanpa bisa disembunyikan lagi.Â