Kampanye politik adalah salah satu bentuk komunikasi yang memainkan peran penting dalam mempengaruhi pandangan dan pilihan pemilih. Dalam konteks Islam, komunikasi politik harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang diungkapkan dalam Al Quran, serta nilai-nilai dan etika yang diajarkan oleh agama ini. Artikel ini menggali prinsip-prinsip komunikasi dalam perspektif Islam, dan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat membentuk kampanye politik yang efektif dan beretika. Dalam hukum islam terdapat persoalan politik yang dikenal fiqih siyasah yang dimana memang belum ada pengertian kampanye secara baku, namun terdapat unsur yang mengindikasi keranah perbuatan tersebut.
Dalam Al Quran, terdapat beberapa prinsip komunikasi yang penting dalam konteks politik. Salah satunya adalah konsep "qaulan baligha" yang berarti menyampaikan pesan dengan jelas dan lugas. Prinsip ini menekankan pentingnya kejelasan dan keberanian dalam menyampaikan visi politik kepada publik.
Selain itu, terdapat prinsip "qaulan karima," yang mendorong penggunaan kata-kata yang baik dan mulia dalam berkomunikasi. Hal ini mencakup penggunaan bahasa yang santun, sopan, dan menghindari penghinaan atau fitnah terhadap lawan politik.
Prinsip lainnya adalah "qaulan marufa," yang menekankan pentingnya menyampaikan pesan yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat. Komunikasi politik yang mencerminkan nilai-nilai Islam yang universal dan menyuarakan keadilan sosial akan mendapatkan dukungan dan pengakuan yang lebih besar dari publik.
Selanjutnya, prinsip "qaulan layyina" mengajarkan pentingnya berbicara dengan lembut dan penuh kasih sayang. Dalam konteks politik, ini berarti menghormati pendapat dan keyakinan orang lain serta menjaga sikap saling menghormati dalam berdiskusi dan berdebat.
Prinsip "qaulan maysura" menekankan pentingnya memilih kata-kata yang bisa mempererat hubungan dan menyatukan umat. Dalam kampanye politik, ini berarti mencari persamaan dan titik temu dengan berbagai kelompok masyarakat untuk membangun kesepahaman dan kerjasama.
Terakhir, prinsip "qaulan sadida" menekankan pentingnya berbicara secara jujur, terbuka, dan lurus. Dalam konteks politik, ini berarti menghindari retorika kosong dan janji palsu, serta mengedepankan transparansi dalam menyampaikan visi dan program politik kepada publik.
Dalam era komunikasi massa dan media sosial, penerapan prinsip-prinsip komunikasi dalam kampanye politik menjadi semakin penting. Melalui media massa, pesan politik dapat menjangkau audiens yang lebih luas, sementara media sosial memungkinkan interaksi langsung antara calon politik dan pemilih. Namun, dalam menggunakan media ini, prinsip-prinsip komunikasi Islam harus tetap dijunjung tinggi. Apalagi tingkat kepercayaan masyarakat indonesia terhadap berita di media massa menurun menjadi 39%, dengan menjunjung tinggi prisnip kampanye yang sesuai dengan prinsip komunikasi islam maka akan menjadi kampanye yang baik dan efektif (Pahlevi2022).
Pertama, penting untuk membangun komunikasi yang jujur dan transparan dengan publik. Calon politik harus menghindari pemalsuan fakta atau menyampaikan klaim yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Mengutip referensi Al Quran yang relevan, seperti Surah Al-Baqarah (2:42), yang menegaskan pentingnya kejujuran dalam berkomunikasi, dapat membantu membangun kepercayaan dan kredibilitas di antara pemilih.
Kedua, penggunaan bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi sangat penting. Menjaga etika dan menghindari penggunaan kata-kata kasar atau merendahkan.