Durasi waktu yang singkat selama PTM terbatas juga menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk mengembalikan fokus belajar siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pelaksanaan PJJ selama lebih dari satu setengah tahun tentu membawa kebiasaan baru peserta didik dalam belajar.Â
Sehingga penyusunan ulang perencanaan pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, sampai dengan pemilihan evaluasi pembelajaran mutlak harus dilakukan penyesuaian oleh sekolah dan guru. Program pada awal-awal PTM ini memang fokus utamanya adalah membiasakan kembali sekolah ini butuh proses yang tidak singkat.Â
Apalagi sebelumnya peserta didik sudah terbiasa dengan model pembelajaran PJJ yang santai dan fleksibel. Lalu Semua warga sekolah mulai dari guru, karyawan, peserta didik, maupun wali murid harus bisa beradaptasi dengan protokol kesehatan.Â
Namun tampak terlihat saat pembelajaran tatap muka berlangsung masih ada peserta didik yang memakai masker hanya sampai di dagu atau masih dijumpai siswa yang mengobrol, tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah dan guru dalam membiasakan standar protokol kesehatan pada peserta didik.
Dengan adanya permasalahan terkait adaptasi yang harus dilakukan oleh semua warga sekolah, maka hal ini dapat dikaitkan hubungannya dengan teori sosiologinya Emile Durkheim yaitu struktural fungsional.Â
Durkheim melihat "pendidikan sebagai pemegang peran dalam proses sosialisasi atau homogenisasi, seleksi atau heterogenisasi, dan alokasi serta distribusi peran-peran sosial, yang berakibat jauh pada struktur sosial yaitu distribusi peran-peran dalam masayarkat.Â
Berdarsarkan teori struktural fungsional, masyarakat dipandang sebagai subsistem sosial yang tersusun dari beberapa bagian secara struktural dan terdapat sebuah sistem yang satu dengan lainnya memiliki peran dan fungsinya masing masing agar tercipta stabilitas keharmonisan dalam masyarakat. Jadi apabila tidak ada kerjasama antara sistem sistem tersebut maka sistem tersebut tidak akan berjalan secara maksimal atau malah mengalami disfungsi.Â
Maka dalam permasalahan adaptasi ini pemerintah, sekolah, dan masyarakat perlu bergerak bersama dan menjalankan peran sebagaimana mestinya, agar sistem ini bergerak/berada pada kondisi yang stabil. Seperti pemerintah menerapkan aturan memberi batas pada siswa per kelas sebanyak 50% tiap pertemuan, mewajibkan 3M, mengurangi waktu pembelajaran, dan menerapkan metode pembelajaran blanded learning.Â
Lalu peran sekolah disini yaitu menjalankan aturan pemerintah, selain itu sekolah juga menyiapkan apa yang dibutuhkan sesuai aturan yang diberikan pemerintah seperti sekolah harus menyiapkan fasilitas cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan menerapkan jarak antara anak satu dan yang lainnya dan orang lain minimal satu setengah. Maka dari itu siswa juga perlu menerapkan aturan yang diberikan pemerintah pada sekolah disini keluarga terutama orang tua berperan dalam pengawasan dan membimbing anak agar taat pada aturan yang ada.Â
Hal tersebut sesuai dengan teori Struktural Fungsional Emile Durkheim yang sangat menekankankan pada keteraturan, disini sistem-sistem tersebut yaitu pemerintah, sekolah, dan masyarakat saling berkaitan serta mempunyai peran dan fungsinya masing-masing di masyarakat sehingga menciptakan suatu keteraturan. Jika salah satu sistem tersebut ada yang tidak berfungsi dengan baik, maka akan memunculkan disfungsi di dalam proses pembelajaran di Sekolah.
Kesimpulan