Memasuki perkuliahan semester lima, setiap mahasiswa dapat memilih salah satu program mata kuliah pengembangan diri yang terdiri dari lima jenis yaitu magang, kewirausahaan, kuliah kerja nyata (kkn), pertukaran mahasiswa serta asistensi mengajar, dan semua program mata kuliah pengembangan diri ini masing-masing memiliki total poin dua puluh sks (satuan kredit semester).Â
Dalam hal ini, saya dan empat orang teman lainnya yang bernama Doni, Rizki, Bagas dan Farel sepakat memilih program kuliah kerja nyata yang akan kami ambil untuk semester lima ini, alasannya adalah karena program ini dari yang kami riset di berbagai sumber online bisa membuka peluang untuk mengaplikasi kan ilmu yang kami dapatkan selama di bangku perkuliahan.
Singkat cerita kami berlima janjian untuk bangun pagi setelah melaksanakan shalat subuh, harapannya adalah agar kami bisa stand by di depan komputer untuk curi start jika nanti nya website KRS Online (Kartu Rencana Studi Online) sudah dibuka tepat nya pada jam enam pagi, kami langsung bergegas masuk ke laman utama untuk login dan setelahnya menuju ke menu pemilihan mata kuliah, hal ini kami lakukan sebelum ratusan mahasiswa lainnya mengakses website yang sama, singkat cerita kami telah menyelesaikan pemilihan mata kuliah dan berhasil memilih program kuliah kerja nyata.Â
Selanjutnya sesuai arahan dan penempatan wilayah yang disampaikan oleh dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, kami berlima ditempatkan di sebuah desa yang berada di wilayah Jawa Barat dan pelaksanaan nya selama sebulan dari tanggal 1 hingga 31 Mei. Kami pun merasa bahagia akhirnya bisa berkumpul bersama dan mendapatkan tempat yang tidak terlalu jauh dari Jakarta.
Lalu, tiga hari menjelang keberangkatan, kami menyiapkan peralatan dan kebutuhan lainnya yang akan digunakan selama sebulan di lokasi penempatan kami, saya juga meminta bantuan ibu untuk menyusun barang bersama-sama dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Ibu selalu bilang ke saya "Hafiz, jangan lupa cek lagi barang-barang nya", dan bukan hanya itu, ibu juga tidak pernah lupa untuk mendoakan anak tunggal nya ini supaya rangkaian acara kkn tersebut berjalan lancar dan saya serta teman-teman bisa selamat sampai tujuan. "Ingat pesan ibu ya fiz, dimana pun kamu berada, jangan lupa shalat dan berdoa kepada Allah agar selalu dapat perlindungan". Saya pun mengiyakan apa yang ibu bilang, "Baik bu, Hafiz selalu ingat pesan ibu".
Besoknya saya pamit ke ayah dan ibu, selanjutnya kami berlima janjian bertemu di selasar Fakultas Ilmu Kesehatan, "Wahh keren juga outfit lo rel hahaha". Farel pun membalas saya "Yoii brader, kebetulan pacar gue kemarin beliin baju ini sebagai hadiah ulang tahun". Saya langsung membalas, "Ciee mesra banget sampai di beliin baju", ya itu lah percakapan singkat kami sebelum bertemu tiga orang lainnya dan menaiki bus bersama.Â
Akhirnya kami menaiki bus dan di situlah kami menikmati perjalanan, dan selama perjalanan tersebut supaya kami tidak bosan, kami memutuskan untuk karaoke an dan bermain game online dan tidak lupa kami juga melakukan riset terkait desa yang jadi penempatan kami dan mulai menyicil bagian awal laporan kegiatan supaya nantinya tidak terlalu berat beban kami dalam mengerjakan nya jadi tinggal bagian isi, hasil kegiatan dan kesimpulan saja yang kami kerjakan.
Setelah tiga jam di jalan, akhirnya kami pun tiba di tujuan, sesampainya disana, kami langsung disambut oleh pengurus desa dan langsung diarahkan ke salah satu rumah sebagai tempat kami menginap, karena kami hanya berlima jadi rumah itu rasanya masih terasa luas, suhu di desa tersebut saat kami berada disini telah menyentuh angka dua puluh derajat dan kata warga lokal akan lebih dingin ketika menjelang pagi.Â
Selanjutnya sesuai arahan dari pihak Fakultas yang telah berkoordinasi dengan klinik desa setempat yang akan menjadi tempat kami dalam mengabdi selama sebulan, kami pun langsung melaksanakan pengabdian di klinik tersebut. Saya, Bagas dan Farel bertugas untuk melakukan pendataan terkait wabah demam berdarah, sedangkan Doni dan Rizki bertugas untuk menulis laporan dan data yang telah kami bertiga teliti. Kami bertiga berpencar ke setiap bagian desa supaya bisa mengumpulkan data dengan maksimal. Ketika saya berjalan melewati beberapa blok rumah yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, saya seketika melihat perempuan cantik yang baru selesai memetik cabai di pekarangan rumah nya. Jujur saya terpukau dengan kecantikan nya, warna kulit nya yang cerah serta rambut nya yang panjang seketika membuat saya terpesona.